Posted by : Sara Amijaya Thursday 3 October 2013


Sebagian besar perempuan terjebak pada perangkap psikologis
bahwa mereka akan selamat dalam menjalani kehidupan ini
 jika memiliki pelindung sejati bernama:
Laki-laki.
--Cinderella syndrome--

Sebagai wanita dengan pola pikir yang cenderung konservatif, kalimat di atas jelas menggelitik rasa ingin tahuku. Dan begitulah aku mulai melahap lembar demi lembar novel “Cinderella Syndrom” hasil olah kata seorang sahabat novelis : Leyla Hana.

Seperti biasa tutur novel ini sederhana, mengalir lincah namun tetap sarat makna. Dimana Para tokoh sentralnya dengan beragam dilema kehidupan membuat mereka tiba di titik  keputusan bahwa pernikahan akan menyelamatkan atau membuat kehidupan mereka menjadi jauh lebih baik.

Erika dengan trauma masa lalu adalah wanita yang berkeinginan untuk terus bebas seumur hidupnya, dan sebuah permasalahan tiba-tiba membuatnya berpikir mungkin pernikahan adalah jalan keluar terbaiknya.

Violet seorang penulis yang tidak mandiri dan amat sangat buta arah hingga membuatnya sering tersesat dan menimbulkan banyak masalah berniat menikah hanya karena ingin memiliki pengawal pribadi.

Annisa seorang guru TK memimpikan menikah dengan pria mapan yang akan membawanya pergi dari ritme hidupnya yang membosankan.

Novel ini bertutur dari masing-masing sudut pandang para tokoh, Membuatku terus bertanya-tanya di bab keberapakah aku akan menemukan benang merah yang akan menghubungkan ketiga tokoh tersebut. Dan dengan sedikit kecewa aku menyelesaikan novel tersebut ketika menemukan kenyataan bahwa benang merah yang menghubungkan ketiga tokoh ini hanyalah si Cinderella syndrome. Sejujurnya aku mengharapkan ending kejutan yang menghubungkan ketiga kisah hidup para tokohnya.

Lepas dari ketidakpuasan tersebut novel ini adalah satu dari sedikit novel yang mengangkat isu hidup melajang dengan sangat manis dan santun. Banyak quote inspiratif dan sarat pesan moral menjadikan novel ini layak baca bagi semua kalangan, remaja, dewasa, lajang, menikah, pria maupun wanita.

Bagiku pribadi, novel ini membuatku merenung dan menarik nafas panjang.  Membuatku meresapi ulang tujuan sebenarnya sebuah pernikahan. Ya pernikahan itu bukan berarti melimpahkan tanggung jawab pribadi wanita kepada sang pria. Karenanya aku sangat setuju dengan salah satu quote dibuku tersebut:

Ketika Cinderella telah menjadi seorang putri dengan kualitas yang ditempanya sendiri, takdir pun mempertemukannya dengan pangeran, belahan jiwanya. Cinderella telah siap dipinang oleh sang pangeran. Mereka pun menikah dan hidup bahagia selamanya.

Dan begitulah buku ini sukses menjadi amunisi bagi hati yang tengah galau tentang sebuah pernikahan.




Judul | Cinderella syndrom
Penulis | Leyla Hana
Penerbit | Salsabila PUSTAKA AL-KAUTSAR
Tahun Terbit | Mei 2012
Tebal | 240 hlm
ISBN | 978-602-98544-2-8


Demikian saya ikut meramaikan  ProjectBattle Challenge #31HariBerbagiBacaan


- Copyright © Sara's Talk - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -