Posted by : Sara Amijaya Sunday 10 April 2016

🌴CERMIN SALAF…

Yahya bin Mu’adz Ar-Razi رحمه الله تعالى mengatakan:

ليكن حظ المؤمن منك ثلاثة : إن لم تنفعه فلا تضره ، وإن لم تفرحه فلا تغمه ، وإن لم تمدحه فلا تذمه .

“Hendaknya kamu mempunyai tiga sikap terhadap sesama mukmin:

1. Bila kamu belum mampu memberinya manfaat, maka janganlah menyusahkannya.
2. Bila kamu belum mampu membuatnya gembira, maka jangan membuatnya sedih.
3. Bila kamu belum bisa memujinya maka janganlah kau mencelanya”.

Wafayatul A’yan: 6/167

Catatan:

Benar-benar pilihan hidup yang mulia, andai ia terealisasi dalam kehidupan dan tak hanya sebatas kata atau pemanis majelis.
Namun sering kali kita diperhadapkan dengan realita yang sebaliknya, terutama di pentas dakwah.
Dimana saat sebagian berkarya, sebagian lainnya sibuk menghujat.
Baru saja batu pondasi diletakkan, namun ratusan tangan telah siap meruntuhkan.
Benar-benar realita yang menyedihkan.
Terlalu banyak pengkritik namun sedikit yang berkarya.

Di jalan ini, ada saat dimana kita lebih butuh kebesaran jiwa ketimbang keluasan ilmu. Apalagi bila kita tengah berada dipuncak ketenaran dan ketinggian martabat.

Bersyukurlah saat Allah mengutus orang lain untuk dakwah ini.
Cobalah merendah sejenak.
Hargailah dan akui kerja keras orang lain tanpa merasa jemawa.
Bila ia lebih diterima oleh khalayak, maka doakan agar Allah selalu memberinya taufik supaya kuat dalam mengemban amanah dakwah.
Bukankah yang kita inginkan agar kebenaran tersampaikan..?
Bila ia, tak usah kwatir bila suatu kita harus berdiri ditepian dakwah menyaksikan kesuksesan junior atau murid-murid kita.

Syaikh Ibrahim pernah berpesan, “Bila para da’i mulai ramai, maka bergembiralah, bersyukurlah pada Allah. Karena dengan banyaknya da’i, pekerjaanmu akan menjadi lebih ringan, dan engkau semakin punya banyak waktu untuk beribadah.”

Ada satu pelajaran tentang kebesaran jiwa yang kami saksikan selama bermulazamah di majelis Syaikh Anis Thahir -hafidzahullah-.
Pada saat Syaikh Ibrahim membuka majelis Syarh kitab Tauhid di masjid nabawi, banyak penuntut ilmu yang berbondong-bondong menghadiri majelis beliau, tak terkecuali para penuntut ilmu yang biasa hadir di majelis Syaikh Anis Thahir.
Majelis kitab tauhid tersebut dijadwalkan 3 hari dalam sepekan. Dimana salah satu harinya bertepatan dengan majelis musthalah yang diampuh Syaikh Anis Thahir. Ringkasnya sebagian murid meminta kepada Syaikh Anis Thahir agar memindahkan pelajaran mustholah pada hari-hari yang lain.
Keesokan harinya, sebelum memulai pelajaran Syaikh mengumumkan bahwa, “Karena sebagian penuntut ilmu akan mengikuti kajian kitab tauhid yang diampuh Syaikh Ibrahim, maka insyaallah pelajaran musthalah kita pindahkan pada hari selasa, ini demi menghormati guru mereka (Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaily)”.

Semua berjalan bak air yang mengalir, tanpa riak dan riuh..

Ah.. Saya kira kita sudah terlalu banyak membaca cerita tentang kebesaran jiwa.

📝Oleh UStadz Aan Chandra Thalib, حفظه الله تعالى
---
♻ WAGroup Madinatulquran : 0852-0023-6000
♻ Channel Telegram : https://goo.gl/Vxh9EL
🌐 www.madinatulquran.or.id
######

- Copyright © Sara's Talk - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -