Search This Blog

Powered by Blogger.

Archive for 2019

Sudah Tahu? Ternyata Puisi Kaisar China Ini Berisi Pujian Kepada Islam dan Rasulullah

Jika menilik sejarah, tentu saja kejayaan Islam pernah merambah ke seluruh dunia tak terkecuali China. Bahkan pada masa Dinasti Ming, salah satu kaisar yang termansyur di China, yaitu Kaisar Hongwu, pernah memuji Islam dan Nabi Muhammad melalui puisi-puisinya.
Puisi itu dikenal dengan The Hundred-eulogy Eulogy, yang dalam bahasa Cina disebut Baizizan. Puisi kuno yang terdiri dari 1000 karakter dan menjadi pengingat yang penting tentang seberapa luas keindahan Islam secara historis.
Disajikan dalam bahasa China, berikut ini puisi sang Kaisar:

Referensi pihak ketiga
“Sejak penciptaan alam semesta, Allah telah menunjuknya sebagai pemimpin keyakinan yang agung, Dari Barat ia lahir, Menerima Kitab Suci, Buku dari tiga puluh bagian (Juz), Untuk memandu semua ciptaan, Tuan dari semua Penguasa, Pemimpin di antara orang-orang yang suci, Dengan dukungan dari langit, Untuk melindungi umat-Nya, Yang mengerjakan ibadah lima waktu, Dalam diam berharap perdamaian, Hatinya terpaut ke Allah, Memberi kekuatan masyarakat miskin, Menyelamatkan mereka dari malapetaka, Membawa kegelapan menuju cahaya, Mengajak jiwa dan ruh menjauhi kesalahan, Sebuah rahmat bagi semesta alam, Meninggalkan ketertinggalan menuju keagungan, Menaklukkan segala kejahatan, Agama-Nya murni dan benar, Muhammad Sang Agung dan Mulia"
Dalam sebuah tulisan di laman themuslimvibe disebutkan bahwa pemerintahan Kaisar Hongwu sangat revolusioner dalam banyak hal. Diantaranya adalah pertumbuhan di sektor pertanian, mengurangi pajak, menindak korupsi, dan menetapkan undang-undang baru yang melindungi hak-hak petani.
Dia juga secara khusus melarang perbudakan, dan mendistribusikan kembali tanah yang dimiliki oleh para bangsawan ke tingkat masyarakat yang lebih miskin. Kaisar Hongwu turut andil dalam membangun masjid di Xijing Nanjing, Yunnan, Fujian, dan Guangdong di wilayah selatan Cina.
Saat ini, beberapa salinan puisi sang kaisar dipajang di masjid-masjid di Nanjing, Cina, sebagai pengingat penting tentang pengaruh Islam bahkan di sudut-sudut jauh Cina pada awal Dinasti Ming.
---
Saat Ini jumlah populasi muslim di seluruh dunia terus meningkat, semoga hal tersebut berbanding lurus dengan pemahaman yang benar tentang syariat Islam itu sendiri, sehingga Islam yang rahmatan lil 'alamin bisa kita rasakan kembali di masa kita ini.
Sumber Referensi:
Islampos.com

Gara-gara Frustasi Ajarkan Matematika Pada Anaknya Yang Berusia 7 Tahun, Ibu Ini Berakhir di UGD

Setiap anak memiliki keistimewaannya sendiri, namun tak sedikit orangtua yang masih terjebak pada nilai akademis sebagai standar kesuksesan belajar anak-anaknya.
Salah satu mata pelajaran yang menjadi momok kebanyakan pelajar adalah matematika. Namun, ternyata matematika tidak hanya menjadi momok bagi pelajar, tapi tak jarang juga bagi orangtuanya.

Referensi pihak ketiga
Dari Hubei, China, menurut laman Asia One, seorang ibu, bernama Xu, diketahui sangat memperhatikan pendidikan sang anak. Selain sekolah, anaknya dikirim ke bimbingan belajar dan juga mengikuti beragam les.
Seolah tak cukup, di malam hari Xu turun tangan sendiri memberi pelajaran tambahan bagi anaknya di malam hari.
Baru-baru ini, Xu justru diketahui terpaksa dilarikan ke UGD dengan alasan yang bahkan membuat para dokter tak habis pikir.
Ya, Xu dilarikan ke rumah sakit setelah menelan tujuh pil tidur karena frustasi setelah sang anak tak kunjung paham dengan soal matematika. Kala itu Xu mengajari anaknya yang baru berusia tujuh tahun cara memecahkan sebuah soal matematika.
Namun, setelah memberikan penjelasan selama satu setengah jam, sang anak tidak kunjung memahami satu soal matematika tersebut. Xu pun menjadi emosi bahkan terlibat pertengkaran dengan anaknya.
Untuk menenangkan diri, Xu mengambil botol berisi obat penenang dan meminum tujuh  butir sekaligus. Tentu saja, dosis tersebut sangatlah banyak. Xu pingsan dan segera dilarikan ke rumah sakit.
“Ini pertama kalinya saya menerima pasien yang overdosis obat tidur karena PR anak,” kata direktur rumah sakit bagian gastroeneterology.

Berkaca dari kisah ini ada baiknya setiap orangtua mengevaluasi kembali cara pendidikan yang diterapkan kepada buah hatinya. Setiap anak memiliki bakat dan keistimewaannya masing-masing.
Ia mungkin lemah di matematika, tapi ia mungkin pandai di bahasa. Ia mungkin tak mengerti Fisika, tapi bisa jadi ia jenius di seni, dan seterusnya. Ketimbang frustasi karena satu dua kelemahan anak, bukankah lebih baik jika orangtua berfokus untuk mengembangkan bakat anak-anaknya.
Karena setiap anak akan menemukan 'jalan'nya masing-masing. Tugas orang tua adalah menemukan kelebihan anak, dan mendukungnya mengembangkan kelebihan tersebut, hingga ia meraih kesuksesannya sendiri.
---
Sumber Referensi:
Asia One

Tak Perlu Ucapkan Selamat, Begini 3 Bentuk Toleransi Yang Diajarkan Islam!

Setiap memasuki akhir Desember, pro kontra ucapan selamat kepada umat Kristiani kembali bergaung dan tak jarang menimbulkan keretakan.

Referensi pihak ketiga
Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, Msc melalui laman Rumaysho.com menjelaskan bahwa prinsip toleransi 'keliru' yang kini diyakini sebagian muslim berasal dari kafir Quraisy di mana mereka pernah berkata pada Nabi kita Muhammad,
“Wahai Muhammad, bagaimana kalau kami beribadah kepada Tuhanmu dan kalian (muslim) juga beribadah kepada Tuhan kami. Kita bertoleransi dalam segala permasalahan agama kita. Apabila ada sebagaian dari ajaran agamamu yang lebih baik (menurut kami) dari tuntunan agama kami, kami akan amalkan hal itu. Sebaliknya, apabila ada dari ajaran kami yang lebih baik dari tuntunan agamamu, engkau juga harus mengamalkannya.” (Tafsir Al Qurthubi, 14: 425).
Itulah yang terjadi kini, di saat non muslim mengucapkan selamat Idul Fitri, mereka pun balik membalas mengucapkan selamat untuk perayaan hari besar mereka. Padahal Islam adalah agama yang telah mengajarkan segala hal dalam seluruh aspek kehidupan termasuk cara bertoleransi kepada non muslim.
Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal kemudian menyebutkan bentuk toleransi yang diajarkan Islam, yaitu:
1. Islam mengajarkan menolong siapa pun.
Nabi Muhammad dan para sahabatnya telah banyak memberikan teladan dalam hal berbuat baik kepada siapapun, baik orang miskin maupun orang yang sakit tanpa melihat apa agamanya.
2. Tetap menjalin hubungan kerabat pada orang tua atau saudara non muslim.
Lihat contohnya pada Asma’ binti Abi Bakr radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Ibuku pernah mendatangiku di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan membenci Islam. Aku pun bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk tetap jalin hubungan baik dengannya. Beliau menjawab, “Iya, boleh.”
3. Boleh memberi hadiah pada non muslim.
Memberi hadiah akan menimbulkan kasih sayang. Hal ini tidak terbatas pada sesama muslim saja, namun juga berlaku pada non muslim. Lebih-lebih lagi untuk membuat mereka tertarik pada Islam, atau ingin mendakwahi mereka, atau ingin agar mereka tidak menyakiti kaum muslimin.

Terkait perayaan hari besar agama lain, Islam mengajarkan kita bertoleransi dengan cara membiarkan ibadah dan perayaan non muslim, tidak melarang atau mengganggu namun tidak pula memeriahkan atau mengucapkan selamat. 
Karena Islam mengajarkan prinsip,
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”. (QS. Al Kafirun: 6).
لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ
Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu.” (QS. Al Qashshash: 55)
Ibnu Jarir Ath Thobari menjelaskan mengenai ‘lakum diinukum wa liya diin’
“Bagi kalian agama kalian, jangan kalian tinggalkan selamanya karena itulah akhir hidup yang kalian pilih dan kalian sulit melepaskannya, begitu pula kalian akan mati dalam di atas agama tersebut. Sedangkan untukku yang kuanut. Aku pun tidak meninggalkan agamaku selamanya. Karena sejak dahulu sudah diketahui bahwa aku tidak akan berpindah ke agama selain itu.” (Tafsir Ath Thobari, 14: 425).
Nah, toleransi beragama seharusnya bisa berjalan baik tanpa harus mencampurkan urusan aqidah masing-masing. Karena sebagai muslim, keimanan bukan hanya soal urusan hati tapi juga, ucapan lisan dan amalan badan.
Semoga Allah senantiasa memberi kita hidayah dan istiqomah dalam kebenaran.

---
Sumber Referensi:
rumaysho.com/5673-toleransi-dalam-islam.html
Tag : ,

Satu-satunya Wanita Yang Selamat Dari Penodaan, Justru Dibunuh Rekan-rekannya Sendiri. Ternyata



Dari Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri beliau pernah menulis sebuah kisah sarat hikmah yang sangat pantas kita renungi bersama.

Referensi pihak ketiga
Dikisahkan sepasukan tentara musuh memasuki sebuah desa yang di dalamnya hanya tersisa para wanita lantaran suami-suami mereka tengah pergi berjuang. Tentara-tentara bejat itu kemudian menodai kehormatan seluruh wanita di desa tersebut.
Namun, seorang wanita berhasil menjaga kehormatannya. Ia melawan sampai akhir dan berhasil membunuh tentara yang akan menodainya.
Ketika seluruh tentara sudah pergi meninggalkan desa itu, para wanita malang semuanya keluar dengan busana compang-camping, meraung, menangis dan meratap, kecuali satu orang wanita tadi.
Ia keluar dari rumahnya dengan busana rapat dan bersimbah darah, dengan meninggalkan tubuh tentara yang sudah tak lagi bernyawa.
Para wanita lain terkesima dan mulai bertanya, “Bagaimana engkau bisa selamat dari bencana ini?”
Ia menjawab, “Bagiku hanya ada satu jalan keluar. Berjuang membela diri atau mati dalam menjaga kehormatan.”
Para wanita mengaguminya, namun kekaguman itu tak bertahan lama. Berganti rasa was-was dan kekhawatiran yang dibisikkan syetan-syetan. Bagaimana nanti jika para suami menyalahkan mereka gara-gara wanita pemberani ini. "Mengapa kalian tidak membela diri seperti wanita itu?”
Wanita-wanita ini saling memandang dengan pikiran yang sama. Seperti dikomandoi, para wanita desa menyerang wanita pemberani itu, dan mereka membunuhnya.
-------------------------------------------
Sang jenderal melalui tulisannya menyiratkan bahwa beginilah kondisi kita saat ini. Membunuh kebenaran agar dapat bertahan hidup dalam aib, dalam kelemahan.
Para pendosa berserikat bersama, mencela, menyerang, mengucilkan hingga membunuh orang-orang mulia yang tegar dalam kebenaran agar keburukan atau kerusakan mereka tak diketahui dunia. Agar semua terlihat baik-baik saja meski sejatinya berada dalam kehinaan.
Sejatinya, orang-orang mulia tak akan membuka aib saudaranya, akan mengingatkan dalam kelembutan dan merangkulnya bersama. Namun, terkadang bisikan syetan dan hawa nafsu membuat kita berpikir pendek dan justru terjerumus ke dalam kubangan dosa yang semakin dalam.
Semoga menjadi renungan!

CPNS 2019 Diserbu Lebih 5 Juta Pelamar, ASN Ini Justru Mengundurkan Diri. Alasannya layak Jadi Renungan

Dilaporkan dari BKN bahwa sampai Ahad sore (8/12/2019) jumlah pelamar untuk lowongan CPNS 2019 telah mencapai lebih 5 juta orang. Hal ini membuktikan bahwa posisi sebagai ASN masih merupakan posisi favorit sebagian besar rakyat Indonesia.


Gaji bulanan dan jaminan di masa pensiun rupanya sukses menjadi magnet yang membuat orang berlomba-lomba menduduki posisi tersebut.
Namun, di tengah hiruk pikuk pendaftaran CPNS tahun ini sebuah kabar viral justru ramai beredar. Seorang ASN yang sudah mengabdi sekitar 14,5 tahun justru resmi mengundurkan diri dari jabatannya.
Apa hal?

Referensi pihak ketiga
Kisah pengunduran diri ASN bernama Mubarok ini dipostingnya melalui akun IG pribadinya @kaligrafi_danishabby. Pria ini menyebutkan bahwa ia memulai karier dari tenaga honorer sebagai keamanan kantor di tahun 2005. Suratan taqdir membuatnya diangkat CPNS di Tahun 2010, dan resmi menyandang status PNS di Tahun 2011 lalu.
Pada akhir tahun 2015 lalu, dia mulai ditugaskan sebagai staff di bagian keuangan. Sebuah bagian bergengsi yang mengatur 'dapur' instansi. Bertahun-tahun menyusun perencanaan anggaran, ia mulai memahami betul hitam putihnya bagian tersebut. Alih-alih merasa bangga dan bahagia, ia mengaku terus dikejar rasa takut.
Takut bahwa kelak ia akan dimintai pertanggungjawaban mengenai pekerjaannya. Bukan hanya di dunia, ia lebih khawatir tentang pertanggungjawaban di depan sang Hakim yang Maha Adil dan sama sekali tak bisa dibohongi di hari penghisaban kelak.
Menurutnya, sistem yang diberlakukan oleh pemerintah sekarang membuat dirinya merasa sangat berat mengemban amanah. Karena itulah ia memutuskan untuk tak lagi menjadi seorang ASN.
Tentu saja, Mubarok mengakui bahwa keluar dari ASN bukanlah keputusan yang mudah. Ia menyadari betul bahwa setiap pilihan itu pasti ada konsekuensinya, dan ia telah siap dengan apapun yang akan datang nantinya.
“Bukan untuk menjadi sok suci, karena ketika nanti waktunya tiba, saya sendiri yg harus mempertanggungjawabkan apa yg saya perbuat, apa yg saya lihat, apa yg saya dengar, dan apa yg saya rasakan” tulis Mubarok.
Setelah resmi resign sebagai PNS pada 1 Juli 2019, Mubarok saat ini lebih fokus untuk mengembangkan wirausahanya di bidang hiasan dinding.
Meski instansi terkait telah mengeluarkan pernyataan resmi bahwa pengunduran ASN ini sama sekali tidak terkait pekerjaannya di dunia anggaran melainkan karena ingin fokus menggeluti bisnis yang dirintisnya sejak 2 tahun silam, saya pribadi percaya dengan alasan yang ditulisnya sendiri di IG pribadinya itu.
Dipungkiri atau tidak, sistem pemerintahan kita masih menyediakan celah untuk melakukan banyak penyimpangan. Orang-orang yang berjuang melawan sistem dan tegak di atas rule tidak akan sanggup jika berdiri sendirian.
Perlu team work yang solid, yang sevisi dan memiliki idealisme yang sama untuk terus bertahan di pekerjaan tersebut. Kecuali, hati nuranimu sudah mati dan halal haram tak lagi jelas batasannya.
Tak banyak orang-orang yang berani mengambil keputusan dengan memenangkan hati nurani. Namun, tentu saja negara ini layak bersedih ketika ASN jujur seperti Mubarok akhirnya memilih meninggalkan sistem yang tak lagi sesuai hati nurani.
Salut! dan semoga sukses dengan usahanya ya!
Tidak akan rugi orang yang meninggalkan sesuatu demi mengejar Ridho Allah Ta'ala.

Pria Tua Hidup Sendirian, Tapi Bekerja Begitu Keras. Ternyata Untuk Hal Tak Terduga Ini

Dunia ia kadang tampak kelam dengan semua berita kejahatan yang tak pernah alfa mewarnai tajuk berita. Pun demikian saya masih tetap tercengang takjub dengan benih-benih kebaikan yang juga terus menggeliat tumbuh.

Salah satunya adalah kisah mengenai Dale Schroeder, lelaki sederhana dari Iowa, Amerika Serikat yang bekerja sebagai tukang kayu di perusahaan yang sama selama 67 tahun.

Tak ada yang istimewa dari seorang Dale. Bisa dibilang hidupnya justru menyedihkan. Tumbuh di keluarga miskin, tidak mempunyai istri maupun anak. Anehnya entah untuk alasan apa,  Dale sepanjang usianya menjadi sosok pekerja keras dan bertahan hidup dengan hemat.

Ia menabung sebagian besar uang dari hasil kerja kerasnya sebagai tukang kayu. Sehari-hari,  Dale tak lebih dari seorang tukang kayu tua yang sangat sederhana,  jika tidak bisa dibilang miskin.

Tapi,  Dale selalu memiliki tabungannya,  dan ia sudah merencanakan kemana akan menghabiskannya. Dia pergi ke pengacaranya untuk mengatur kemana semua uangnya tersebut.

Salah satu teman Dale, Steve Nielsen menjadi saksi kemana uang itu dihabiskan.

Pada Steve, Dale mengatakan "Saya tidak pernah mendapat kesempatan untuk kuliah. Jadi, saya ingin membantu anak-anak untuk kuliah."

Steve yang penasaran kemudian bertanya tentang jumlah uang Dale. Dan jumlahnya sungguh mengejutkan!

Anda tahu berapa jumlah uang yang telah dikumpulkan? $3 juta atau setara dengan Rp. 4,2 M.

Steve bahkan hampir jatuh dari kursi setelah mengetahui jumlah itu. Ia segera sadar,  dengan nominal tersebut Dale tidak hanya menguliahkan satu dua anak,  tapi berpuluh-puluh anak. Belakangan Steve tahu jumlah tepatnya,  33 anak. 

Dale meninggalkan instruksi spesifik bahwa uangnya harus diperuntukkan sebagai biaya kuliah anak-anak di Iowa. Dia ingin membantu anak-anak yang  serupa dengan dirinya di masa muda, tak memiliki dana untuk kuliah.

Saat ini Dale telah tiada,  dan 33 anak-anak itu berhasil mewujudkan impian Dale. Mereka mendapatkan kesempatan yang berbeda,  ada yang menjadi guru,  dokter,  terapis,  dan lainnya. Mereka menyebut diri mereka 'anak-anak Dale'.

Kepada anak-anak tersebut, Steve menyampaikan sebuah pesab "Ada satu hal yang diminta Dale sebagai imbalan. Kamu tidak bisa membayarnya kembali karena Dale sudah tiada, tetapi kamu bisa mengingatnya dan kamu bisa meniru dia."

____

Tentu saja, Dale telah lama tiada. Ia meninggal dunia pada tahun 2005. Tapi benih kebaikan yang ditanamnya akan selalu tumbuh besar,  berbunga, berbuah,  dan melahirkan tunas-tunas kebaikan baru.

Jadi,  di mana posisi kita? Semoga kita mengambil bagian dari salah satu tunas kebaikan yang tumbuh hari ini.

_____

Sumber referensi:

Cbsnews.com

Minta Cerai Karena Suami Tak Romantis, Jawaban Suami Tambah Bikin Nangis. Tapi Ternyata

Sebagai ibadah terlama, maka tak heran jika bahtera pernikahan kerap mendapat ujian beragam dan tak jarang hal sepele dapat menjadi penyebab retaknya rumah tangga.
Termasuk urusan romantisme yang ternyata jauh dari bayangan. Inilah yang dirasakan Nia (bukan nama sebenarnya). Bertahun-tahun menikah dengan Ahsan, ia berharap karakter suaminya yang pendiam dan selalu rasional bisa sedikit melunak.
Nia mengharapkan kejutan-kejutan kecil atau gombalan yang meronakan pipi, sayangnya Ahsan tetaplah sosok suami yang bertanggung jawab tapi tak pernahbisa romantis seperti harapan Nia.
Perasaan Nia luntur dan ia bulat meminta cerai. Tentu saja Ahsan terkejut, karena menurutnya semua baik-baik saja. "Katakan, apa yang bisa kulakukan agar engkau berubah pikiran?'" tanya Ahsan kepada istrinya.
Nia berpikir sesaat dan lalu bertanya, "Seandainya ada bunga yang terletak di tepi jurang, dan aku memintanya meski membahayakan nyawamu, maukah kamu mengambilnya untukku?”
Akan aku jawab besok” Jawab Ahsan singkat.
Jawaban yang membuat harapan Nia sirna. Karakter memang susah berubah pikirnya sedih.

Referensi pihak ketiga
Saat pagi terbangun, Nia tak lagi mendapti sang suami. Namun, Ia mendapati segelas susu dan sepucuk surat.
Sayangku, maafkan aku. Inilah jawabanku: Aku tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi biarkan Aku menjelaskan alasanku.”
Kalimat pembuka yang membuat kekecewaan Nia semakin besar. Namun dilanjutkannya pula membaca surat itu. Mungkin terakhir kalinya, pikir Nia.
 “... Ketika kamu menggunakan komputer, kamu selalu bermasalah dengan program-programnya, kemudian Kamu menangis di depan monitor. Aku harus menjaga jariku, agar bisa tetap membantumu memperbaiki programnya. Kamu selalu lupa membawa kunci pintu kalau keluar rumah, jadi Aku harus menjaga kakiku untuk berlari pulang agar Kamu bisa segera masuk ke dalam rumah. Kamu suka jalan-jalan, tapi Kamu selalu nyasar di tempat yang baru, jadi Aku harus menjaga mataku agar bisa memberitahumu jalan yang benar. Kamu selalu keram setiap bulan saat “teman baikmu” datang, jadi Aku harus menjaga tanganku untuk mengelus perutmu dan meredakan rasa keram itu...”
“... Kamu selalu suka untuk tetap di rumah, dan Aku khawatir Kamu tidak memiliki teman. Jadi Aku harus menjaga mulutku, agar bisa terus menceritakan cerita-cerita lucu untuk menghilangkan kebosananmu. Kau selalu suka menatap komputer, dan itu buruk untuk matamu. Jadi Aku harus menjaga mataku, agar kalau kita tua nanti, aku bisa membantu memotong kukumu, dan membantumu menyibak ubanmu yang mengganggu, jadi Aku bisa memegang tanganmu, sambil memandang pantai berdua. kamu bisa menikmati sinar matahari, dan pasir yang indah, Sayangku, kecuali aku yakin ada orang lain yang mencintaimu lebih dari Aku. Aku baru akan rela memetik bunga itu untukmu dan mati...”
Membaca baris demi baris surat itu, Nia tak kuasa menahan tangis. Cinta yang dipikirnya sudah kandas, seketika bersemi kembali. Inilah semua kebaikan sang suami yang selama ini tertutupi saat ia mendambakan keromantisan semu ala drama percintaan yang kerap dilihatnya.
“... Sekarang Kamu sudah selesai membaca jawabanku. Kalau kamu puas dengan jawabanku, tolong buka pintu depan, karena aku sedang berdiri menunggumu sambil membawa roti dan susu segar kesukaanmu...”
Nia berlari menuju pintu depan, dan membuka pintu demi mendapati sosok pria sederhana yang tersenyum pasrah dengan memeluk erat botol susu dan roti di tangannya. Dialah, lelaki halalnya yang selama ini terus mencurahinya cinta tanpa kata.
Sahabat, cinta memang tak selalu terucap dengan kata ataupun hadiah. Namun, ingat-ingatlah semua kebaikan pasangan anda, sekecil apapun itu. Niscaya anda akan menyadari bahwa cinta tak pernah jauh dari anda. Hanya saja ia kerap hadir dalam beragam rupa.


Referensi pihak ketiga


Usaha Tidak Akan Mengkhianati Hasil, Ternyata Omong kosong Belaka. Benarkah?

Sebut saja wanita ini Maira. Ia mempersiapkan banyak hal untuk mengikuti tes CPNS tahun 2018 lalu. Untuk sampai ke tempat tes ia bahkan rela menempuh perjalanan darat selama 15 jam. Singkat cerita Maira dinyatakan lulus tes pertama (SKD) dan harus mengikuti tes final (SKB) yang kembali dilakukan di tempat pertama, 15 jam perjalanan darat dari kediamannya.


Maira mempersiapkan diri semaksimal mungkin, tak ada hari tanpa belajar dan belajar. Ia juga terpaksa mengeluarkan kocek lumayan dari hasil menjual daun pisang dan daun pandan di pasar demi memenuhi persyaratan lainnya. Membeli baju putih kemeja, kaos serta celana training untuk tes fisik. Juga menyiapkan surat kesehatan dari rumah sakit pemerintah.

Maira berangkat dari kediamannya sejak sabtu sore, sementara ujian akan dilaksanakan pada hari Senin pagi. Ia bahkan rela menumpang tidur di salah satu masjid tempatnya mengikuti tes.

Pada hari H, Maira merasa berada dalam kondisinya yang prima. Dan ia siap 'berjuang' maksimal. Saat ujian sudah mulai berlangsung, tempat ujian dihebohkan dengan salah satu peserta yang datang terlambat. Perlu kebijakan internal sebelum peserta yang terlambat ini diizinkan mengikuti tes. Sebut saja Andi.

Maira dan Andi, kebetulan duduk bersebelahan dan mereka sempat berkenalan. Maira mendengarnya sendiri bahwa Andi datang telat lantaran semalam begadang menonton pertandingan sepak bola.

Ujian demi ujian terlewati. Di sela-sela waktu ujian fisik, Andi dan Maira kembali mengobrol. Maira mendapati kenyataan bahwa rekannya itu sungguh tanpa persiapan matang mengikuti tes CPNS. Surat kesehatannya baru diurus dini hari tadi di klinik swasta. Baju olahraga pun hasil meminjam, karena lupa membeli.
Pun demikian, Maira tetap mensupportnya dan mengatakan 'semoga lulus' karena mereka memang bukan saingan dalam formasi yang sama.

Ujian selesai, dan peserta tes CPNS ini kembali ke rumah masing-masing dengan segenap asa dan doa agar memperoleh hasil terbaik. 

Pada hari pengumuman, Maira mendapati bahwa dirinya tidak lolos. Dan ia melihat nama Andi tertera sebagai salah satu peserta yang lolos menjadi CPNS.

Saat itu Maira menangis. Bahkan ia masih merasa pilu hingga hari ini. Mengingat semua doa dan usahanya seolah tak menghasilkan apa-apa. Ia tak mendapatkan pekerjaan layak, sementara ia begitu ingin membahagiakan orangtuanya dan membanggakan mereka. Maira lantas berkesimpulan bahwa pernyataan 'usaha tidak akan mengkhianati hasil' adalah omong kosong belaka.

---
Membaca kisah tersebut, saya sangat memahami kekecewaan Maira. Namun, bukankah sudah lumrah dalam kehidupan bahwa apa yang kita dapatkan tidak melulu sesuai dengan apa yang kita inginkan dan usahakan. Hal ini tentu tak lepas dari taqdir dan kehendak Allah Ta'ala yang kesemuanya memiliki hikmahnya sendiri.
Pun demikian, terkadang kita mengedepankan prasangka buruk sehingga tak bisa 'membaca' hikmah di balik apa yang telah Allah tetapkan.
Bisa saja, Allah menyelamatkan Maira dari segala 'sisi negatif' pegawai negeri. Bisa saja Allah menghendaki Maira terselamatkan dari sifat sombong dan yang semisal. Bisa saja Allah telah menyiapkan hal yang jauh lebih baik untuk Maira di depan sana.
Bersabar dan bersyukur dalam setiap keadaan memang hal mudah diucapkan tapi tak selalu mudah dilaksanakan. Butuh keimanan dan keyakinan untuk menjalankannya.
Saya pribadi percaya bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil. Namun hasil yang diperoleh tidak sellau persis sama dengan apa yang kita inginkan.
Bagaimana menurut anda?


----
Sumber Referensi:

kisah Quoran

Gaya Hidup Wanita Kaya Raya Ini Menohok Orang Yang Sok Kaya

Saya suka bermain-main di Quora. Menemukan pertanyaan-pertanyaan hebat dan jawaban luar biasa. Salah satunya adalah kisah ini.


Sebut saja Ani, seorang bos wanita yang berusia paruh baya. berbeda dengan kebanyakan bos wanita yang kerap digunjingkan karyawatinya dengan nada iri atau cemooh, Ani justru menuai banyak pujian.
Wanita yang wajahnya terlihat seperti baru pertengahan 30an ini adalah sosok yang humble dan sederhana. Padahal pengalaman hidup dan kekayaannya terbilang luar biasa.

Ia lama tinggal di luar negeri bersama suaminya, deretan mobil koleksi suaminya pun adalah mobil-mobil mewah keluaran Eropa. Tapi, semua itu seolah tak terlihat dalam kesehariannya, saking sederhananya beliau. Alih-alih busana desainer ternama, Ibu Ani merasa bangga dan nyaman dengan baju Batik khas Indonesia. Beliau bahkan membawa bekal makanan sendiri dari rumah dan tak malu memakannya dengan kerupuk yang biasa dijual di warung-warung pinggir jalan.

Perihal kerupuk inilah yang membuat banyak kenangan manis bersama karyawannya. Setiap jam makan siang, karyawannya berpamitan keluar seraya menanyakan, "ibu mau titip apa?"
Ibu Ani kemudian akan mengeluarkan selembar uang seratus ribuan (tidak pernah kurang) dan menitipkan 1 buah kerupuk di warung. Kerupuk seharga Rp 2000.


Pun demikian, bu Ani Tak pernah mau menerima kembalian dari uang yang diberikannya. Maka, tak ayal hal ini menjadi berkah tersendiri bagi karyawan yang dititipi kerupuk. Agar adil, para karyawannya bergiliran sendiri agar semua merasai makan gratis dengan uang kembalian pembelian kerupuk sang bos.

Hal ini terus berlangsung selama bertahun-tahun, dan tak pernah ada yang tahu apakah sang bos benar-benar menyukai kerupuk ataukah itu caranya mentraktir anak buahnya tanpa perlu memamerkan diri.

Jika dibicarakan kebaikan sang ibu bos tak ada ujungnya. perhatian kepada supir hingga kesahajaan yang justru membuat malu karayawatinya. Beliau ini tak pernah memakai tas branded dengan harga fantastis. Tas yang dipakainya bahkan tak jarang serupa dengan tas karyawatinya, hingga tak jarang membuat karyawatiny atak enak hati.
Hingga salah satu karyawati yang penasaran tak sanggup menahan tanya, "mengapa ibu sangat sederhana?"
Sang ibu bos kemudian menjawab, “Naik itu gampang, tapi tidak semua orang sanggup untuk turun”
Jawaban singkat yang jika direnungi niscaya menjadi sumur hikmah yang sangat dalam.
Semoga kita mengambil manfaat.
----
Sumber Referensi:
Kisah salah satu Quoran

Batal Menikah Karena Ambisi Calon Mertua, Uang Seserahan Pun Melayang

pernikahan bukanlah hal main-main yang bisa dibatalkan semudah membalik telapak tangan. Namun, dengan beragam alasan, pembatalan pernikahan menjelang hari H banyak kita saksikan di sekeliling kita.
Ada kalanya kita baru menyadari 'kekurangan' pasangan yang sama sekali tidak bisa ditoleransi, atau kita justru baru menyadari perasaan sendiri. Dalam kasusu ini, tak banyak yang berani memutuskan untuk membatalkan pernikahan karena menjaga nama baik keluarga besar. Namun, tak sedikit pula yang memilih malu saat itu ketimbang harus bercerai di kemudian hari.
Dan tentu banyak pula pembatalan pernikahan sepihak karena alasan yang sungguh membuat pilu, salah satunya kisah berikut ini.

Referensi pihak ketiga
Sebut saja Paijo dan Marni (bukan nama sebenarnya), kedua sejoli ini tinggal di desa yang sama, bahkan jarak rumah keduanya hanya sekitar 2 km. Saling mencinta sejak lama dan lamaran pun telah diterima. Paijo bahkan telah menyerahkan seserahan berupa barang dan uang tunai sebagai biaya pernikahan sederhana berbilang belasan juta rupiah.
Namun, taqdir memang kerap tak terduga, tanpa alasan keluarga Marni membatalkan pernikahan selang beberapa ihar sebelum hari H. Marni pun tak kuasa menolak titah sang ayah, ia bahkan tak terlihat dimanapun. Ayah Marni hanya diketahui tengah mengikuti pemilihan kepala desa dan mereka berjanji akan mengembalikan uang Paijo setelah pemilihan selesai.
Tak salah jika Paijo memiliki praduganya sendiri, bahwa uang seserahannya telah dihabiskan sang calon mertua sebagai biaya pencalonan kepala desa. Sehari setelah pembatalan pernikahan, salah satu keluarga Marni datang menemui Paijo dan keluarganya. Memberitahu ihwal sebenarnya.
Malam sebelumnya, seorang tamu dari ibu kota tiba, membawa uang puluhan juta sebagai mahar melamar Marni. Ayah Marni yang membutuhkan dana segar untuk pencalonan kepala desa segera menerima uang tersebut tanpa pikir panjang.
Tentu saja, ayah Marni harus membatalkan pernikahan putrinya dengan Paijo, karena saat itu ia telah menukar putrinya dengan uang senilai puluhan juta. Marni dibawa ke ibu kota setelah pernikahan sirri yang digelar mendadak.
Tahukah sahabat, dimana tragedi ini berujung? Sang ayah gagal dalam pemilihan kepala desa. Jangan tanya soal pengembalian uang keluarga Paijo, tak ada yang tersisa, bahkan kebahagiaan putrinya pun terbang entah kemana.

Referensi pihak ketiga

Ambisi, dalam suatu sisi adalah apa yang mendorong seseorang untuk terus maju dan meraih 'puncak kesuksesan'. Namun, tanpa kebeningan hati, ambisi tak lebih pisau berkarat yang akan melukai diri dan orang-orang terkasih di sekeliling kita.
Semoga kisah ini menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa ada hal-hal yang terlalu berharga untuk ditukar dengan rupiah dan jabatan belaka.
---
Sumber Referensi:
Salah satu kisah Quoran

Mengenali Kejeniusan Orang lain Dengan 3 Pertanyaan, Berani menjawab?

Di salah satu topik diskusi Quora yang saya ikuti, naik sebuah pertanyaan "Bagaimana kamu mengenali seorang yang jenius dengan 3 pertanyaan?"

Saya seketika menyukai jawaban seorang ibu guru dari Kolaka, Sulawesi Tenggara. Ibu ini membawakan kisah tentang seorang pria muda yang datang mengikuti wawancara kerja.
Sang pewawancara memberikan 3 pertanyaan:
  1. Harga asli laptop saya 40.000 Rupee. Bagaimana cara anda menjual laptop saya dengan harga 80.000 Rupee?
  2. Bagaimana anda membuktikan bahwa anda adalah orang yang berani dan percaya diri?
  3. Anda tidak tahu nomor telepon saya sekarang. Bagaimana anda bisa memberitahu saya nomor telpon saya sendiri?

Menghadapi 3 pertanyaan tersebut, sang pemuda kemudian meminta izin melihat laptop sipewawancara dan meminta secarik kertas. Pemuda itu memegang laptop di tangannya aan menuliskan sesuatu di secarik kertas tersebut. Tanpa berkata apapun, pemuda itu bergegas keluar ruang wawancara dengan membawa serta laptop pewawancaranya.

Pewawancara menunggu sesaat dan dengan kebingungan menemukan bahwa di secarik kertas yang tadi diminta pemuda itu tertulis sebuah nomor telepon. Pewawancara segera mencoba menghubungi nomor tersebut dan menemukan suara si pemuda di seberang sana. "Hey, kemana and apergi dengan membawa laptop saya?" tanya si pewawancara dengan suara bernada emosi.

Dengan santai pemuda tersebut menjawab di telepon, "Jika anda ingin laptop anda kembali, beri saya 80.000 Rupee."

Si pewawancara segera menyadari apa yang terjadi dan mulai tersenyum lebar, "Oke, anda berhasil. Kembalilah ke ruangan saya." katanya seketika.

Saat sudah kembali di ruangan, si pewawancara berkata, "Anda sudah memberi jawaban benar untuk pertanyaan pertama, lantas bagaimana dengan pertanyaan kedua dan ketiga?"

Pemuda itu kemudian mengatakan bahwa ia telah memberikan jawaban ketiga pertanyaan itu sekaligus. "Anda tadi menelpon saya, dan saya sangat bisa menyebutkan nomor ponsel anda sekarang. Adapun soal keberanian dan percaya diri, tidakkah anda melihat saya keluar dari ruang wawancara di tengah-tengah wawncara dengan laptop anda bersama saya. Itu menunjukkan keberanian saya. Dan saya sangat yakin bahwa anda akan menelpon saya, itulah bukti kepercayaan diri saya."
--------------
Pemuda ini menunjukkan kejeniuasannya dengan menjawab 3 pertanyaan dengan hanya melakukan 1 tindakan. Sebuah kemmapuan berpikir cepat dan mengambil keputusan yang tidak semua bisa dilakukan oleh orang lain.

Tentu jika kita ingin berdiskusi lebih lanjut, maka membawa pergi barang orang lain dan mengancam bukanlah tindakan yang dibenarkan. Namun, poin yang disoroti adalah kemampuannya menyelesaikan 3 hal dengan 1 tindakan.

Tentu saja semua orang akan memiliki jawaban dan cara berbeda untuk ketiga pertanyaan tersebut. Bagaimana dengan anda? Apa yang akan anda lakukan?
---


Pria Kaya Melamar Jadi Kuli Bangunan, Alasannya Adalah Bukti Bahwa Kaya Tak Selalu Bahagia

Menjadi kaya dan memiliki apapun tak menjamin kehidupan kita akan berjalan sempurna dan bahagia. Ada hal-hal yang bagi kebanyakan orang adalah kebahagiaan sederhana namun sama sekali tak bisa dinikmati oleh sebagian orang yang notabene memiliki banyak harta.

ilustrasi
Sebut saja Pak Jo, usianya di awal 40 tahun. Belum menikah, namun sangat humble dengan orang-orang di sekelilingnya. Ia memiliki beberapa toko sembako yang terbilang sukses, pendapatan bersihnya setiap hari tak kurang dari Rp 30 juta.
Tempat tinggal Pak Jo tak jauh dari kos-kosan yang dihuni para mahasiswa,dan karena keramahannya, Pak Jo bergaul akrab dengan para mahasiswa tersebut. Apa yang membuat para mahasiswa balik menyukainya bukan semata soal keramahannya namun karena hampir setiap hari mereka mendapat kiriman makanan dari Pak Jo.
Tentu makanan lezat dengan aneka lauk yang jauh berbeda dengan menu ala anak kos. Sebagian mahasiswa sudah sangat memahami kebiasaan tersebut, bahwa Pak Jo sama sekali tak bisa menikmati makanan lezat tersebut. Ia hanya akan memakan maksimal 3 suap dan kemudian memberikan semua menu makanannya kepada para mahasiswa yang dekat dengannya.
Suatu hari, Pak Jo menelpon Afif, salah satu mahasiswa yang biasa mendapat hibah makanannya. Pak Jo meminta dijemput di sebuah bangunan tinggi yang ternyata belum selesai. Dengan keheranan Afif datang ke sana dan mendapati Pak Jo dalam keadaan yang tak biasa. Ia tengah mengecat dinding di salah satu ruangan dengan para kuli lainnya.
Melihat Afif, Pak Jo dengan riang mengajaknya segera pergi dan berkata, "Ayo, Fif, kita makan di depan. Aku lapar sekali."
Dan hari itu Afif melihat Pak Jo makan dengan lahap bahkan meminta tambahan porsi makan di warung pinggir jalan dengan menu nasi pecel. Belakangan Afif tahu, pak Jo sengaja melamar pekerjaan berat semacam kuli bangunan untuk merasakan kelelahan maksimal sehingga bisa menikmati makanan yang selama ini tak bisa dirasakannya.
Terkadang menikmati hal-hal biasa adalah kemewahan bagi orang tertentu. Kisah Pak Jo adalah salah satu bukti bahwa kekayaan tidaklah serta merta membuat segalanya menjadi nyaman dan bahagia.
Ada hal-hal yang justru bisa dinikmati hanya setelah kita bekerja fisik dengan sangat keras, dan ini bukanlah apa yang bisa dialami oleh orang-orang dengan kekayaan di seluruh sisi hidupnya.
Apakah sahabat pernah melihat hal serupa? Hal-hal yang justru tak bisa dinikmati oleh orang-orang dengan harta melimpah?
----
Sumber Referensi:
Tanya jawab kehidupan dalam forum Quora

- Copyright © Sara's Talk - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -