Posted by : Sara Amijaya Saturday 12 January 2019

Ada ungkapan yang biasa di ucapkan pria-pria Arab,
"Anta ta'iq, wa anaa maiq, fa kaifa nattafiq?" yang artinya " Aku pemarah, kamu tukang menangis, kapan kita bisa akur selamanya?"

Referensi pihak ketiga
Ungkapan ini menggambarkan fenomena klasik rumah tangga. Suami yang mudah marah dan tidak peka, Istri yang banyak menuntut dan sulit dipuaskan. Suami yang mudah mengecam, dan istri yang sedikit-sedikit menangis, baperan, serta banyak memendam kesedihan.
Hal ini, tentu saja cepat atau lambat akan berujung pada perpisahan jika tidak segera diatasi.
Bagaimana mengatasinya?
Mulailah dengan sebuah komiten untuk menciptakan kehidupan rumah tangga yang bertabur kebahagiaan. Samakan cita-cita untuk menjadi kawan sejati satu sama lain.
Pandanglah pasangan sebagai bagian dari diri kita sendiri. Sehingga saat menemukan beberapa kekurangannya, kita tak akan memperbesar masalah karena menganggapnya sebagai kekurangan diri kita sendiri. Alih-alih cekcok dan sibuk mengulitinya, kita akan memberi masukan positif yang penuh kasih sayang untuk memperbaikinya. Bayangkan jika kita memandang pasangan sebagai lawan atau orang lain. Saat cekcok , maka yang terjadi adalah kita dengan bersemangat menjatuhkannya, menjadikan kekurangan dan kesalahannya untuk mengecamnya habis-habisan.

Referensi pihak ketiga
Begitu pula ketika kita memandang kelebihan pasangan sebagai kelebihan yang merupakan bagian dari diri kita sendiri, kita akan mampu bersikap tulus untuk turut merasa bangga, dan berbahagia atas segala sesuatunya. Sebaliknya, saat kita belum mampu menjadikan pasangan sebagai bagian dari kita sendiri, seringkali kelebihan pasanganpun menjadi sumber percekcokan, entah kita merasa dibawah bayang-bayang, atau merasa tertekan dengan semua kelebihan pasangan kita.
Tak masalah menjadi pribadi yang mudah marah atau mudah menangis selama kalian telah berkomitmen untuk menjadi bagian satu sama lain.
Pasangan si mudah marah akan memahami hal-hal yang membuat marah pasangannya sehingga bisa menghindari pemicunya.
Pasangan si tukang menangis akan berusaha keras membuat pasangannya tersenyum dan menghindari hal-hal yang membuat pasangannya menangis.
Semoga, saya, kamu, dan kita semua menjadi pribadi yang berbahagia dengan pasangan kita...
Artikel ini telah terbit di UC News pada akun Sara Amijaya dengan judul: Aku Pemarah, Kamu Tukang Menangis, Kapan Kita Bisa Akur?

- Copyright © Sara's Talk - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -