Posted by : Sara Amijaya Thursday 21 March 2019

Tidak ada kesuksesan yang instan. 
Yang ada hanyalah doa, kesungguhan, dan kerja keras 
yang membuahkan hasil.

Seorang pemuda miskin lulusan setara SD, bekerja di sebuah perusahaan perminyakan Arab Saudi. Setiap hari ia selalu menerima hardikan dan hinaan dari rekan-rekannya.
Suatu hari ia merasa kehausan dan bergegas mencari air untuk melegakan tenggorokannya. Ketika menemukan air, ia segera menuangnya di gelas dan bersiap minum. Belum sampai air itu ke mulutnya, seorang insinyur Amerika senior menghardiknya,
"Hei, kamu tidak boleh minum air ini. Kamu cuma pekerja rendahan. Air ini hanya khusus untuk insinyur".
Pemuda lulusan tahfidz Qur'an tersebut terdiam dan kembali menahan hausnya, ia menyadari statusnya yang miskin dan pegawai rendahan. Pun demikian perkataan insinyur Amerika itu terus berkelindan di benaknya.
Hingga ia bertanya pada dirinya sendiri: Apakah karena aku pekerja rendahan, sedangkan mereka insinyur hingga tidak bisa minum air tersebut? Apakah aku bisa jadi insinyur seperti mereka?
Ia pun bertekad menjadi insinyur. Ia bekerja di siang hari dan melanjutkan sekolahnya pada malam hari. Hingga ia kurang tidur. Akhirnya ia lulus hingga tingkat setara SMA. Perusahaan memberinya beasiswa S1 ke Amerika bidang teknik dan master bidang geologi.
Tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut, pemuda tersebut pun berangkat ke Amerika untuk melanjutkan studinya. Dan ia pun lulus dengan hasil yang memuaskan.

Sumber Gambar: vimeo.com/156744051
Pemuda tersebut pulang ke negerinya membawa gelar insinyur. Ia pun bebas meminum air yang dulu dilarang baginya. Tahun berganti, karirnya melesat berkat kerja keras dan ketekunannya. Dari kepala bagian, kepala cabang, manajer umum hingga akhirnya ia menjabat sebagai wakil direktur, sebuah jabatan tertinggi yang bisa dicapai oleh orang lokal saat itu.
Pemuda tersebut kembali bertemu dengan insinyur Amerika yang dulu pernah melarangnya untuk minum air tersebut. Bedanya, kini insinyur Amerika tersebut menjadi bawahannya. Insinyur Amerika merasa khawatir bahwa ia akan mendendam terkait peristiwa air dulu, nyatanya ia justru berterimakasih, karena larangan meminum air itu telah melecut semangatnya.
Akhirnya ia bahkan berhasil menjadi Presiden Direktur pertama yang berasal dari bangsa Arab. Tahukah anda perusahaan apa yang dipimpinnya?
Perusahaan minyak terbesar di dunia, yaitu Aramco (Arabian American Oil Company).
Di bawah pimpinannya, perusahaan tersebut semakin berkembang besar dan kepemilikan Arab Saudi semakin dominan. Berkat kepiawaiannya mengembangkan perusahaan ini, Raja Arab Saudi pun menunjuk pemuda tersebut sebagai Menteri Perminyakan dan Mineral.
Ya, Pemuda itu adalah Ali bin Ibrahim Al-Naimi yang sejak tahun 1995 menjabat sebagai Menteri Perminyakan dan Mineral Arab Saudi.

Ali bin Ibrahim Al-Naimi Menteri Perminyakan dan Mineral Arab Saudi (sumber Gambar: http://susris.com/officials/ali-bin-ibrahim-al-naimi/)
Begitulah kehidupan, kerja keras, kesungguhan, dan pertolongan Allah memberi kesempatan yang mungkin tak pernah kita bayangkan. Jangan pernah menyepelekan orang-orang yang kita pikir rendahan di sekeliling kita, karena kita tak pernah tahu bagaimana masa depan akan merubahnya dan merubah diri kita.
---
Kisah ini pertama kali diterbitkan di UC News dengan judul Dihardik, Dihina, Hingga Harus Menahan Haus, Pemuda Ini Kini Sukses Menjadi Menteri

- Copyright © Sara's Talk - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -