Posted by : Sara Amijaya Sunday 3 March 2019

Sahabat, pernahkah anda membayangkan usaha dan pengorbanan bagaimana yang dilakukan seseorang yang berasal dari keluarga tak berpunya untuk meraih impiannya? Di balik kesuksesan seseorang, selalu ada kisah mengharukan. Entah perjuangan yang begitu berat, jatuh bangun kehidupan, hingga pengorbanan orang-orang terkasih, temasuk pengorbanan saudara.
Saudara, adalah mereka yang kita kerap bertengkar dengannya, namun mereka jualah yang sanggup mengorbankan dirinya untuk membela dan mendukung kita. 

Kisah berikut, mungkin akan memberi gambaran utuh bagaimana seorang saudara sanggup berkorban untuk saudaranya yang lain.
Adik beradik Durer, tumbuh dalam kondisi tanpa harapan. Mereka delapan belas bersaudara. Orang tua mereka hanyalah pekerja kasar di penambangan sekitar. Jangankan untuk merajut cita, urusan makan saja mereka kekurangan. Namun dua anak tertua di keluarga Durer ini, memiliki bakat dan cita-cita di bidang seni.
Keduanya membuat kesepakatan, untuk bergantian membiayai pendidikan satu sama lain. Merekapun melempar koin untuk menentukan pemilik kesempatan pertama. Pihak yang kalah akan bekerja di tambang , upah yang diterima akan dipergunakan untuk membiayai saudaranya bersekolah. Kemudian, saudara yang telah menyelesaikan pendidikan, kelak akan gantian membiayai saudaranya tersebut. Demikianlah mereka membuat kesepakatan agar bisa saling mendukung cita-cita mereka bersama.

Sumber Referensi: luzdelaluna.net/brother-quotes/
Singkat cerita, saudara yang memenangkan kesempatan pertama, Albercht Durer, telah menyelesaikan pendidikannya dengan sangat baik. Karya-karyanya menimbulkan sensasi, melampaui ekspektasi para professornya. Sketsa, ukiran kayu, pahatan, dan lukisan karyanya sungguh luar biasa.
Albercht kembali menemui saudaranya yang telah bekerja di tambang berbahaya untuk membiayai sekolahnya selama 4 tahun. Ia bermaksud memenuhi janjinya. "Wahai saudaraku, sekarang aku sudah berhasil. Sesungguhnya sekaranglah giliranmu. Aku akan mendukungmu"
Namun, yang ditemui Albercht adalah senyum sedih saudaranya "Tidak Albercht, sudah terlambat bagiku kini. Lihatlah yang dilakukan tambang-tambang itu pada tanganku! Setiap jari-jariku telah terpukul minimal sekali, dan atritis telah menyerang tangan kananku, aku bahkan tak sanggup menganggat gelas, bagaimana mungkin aku bisa membuat garis-garis halus di atas kanvas?"
Saudaranya bersedih, tapi tanpa penyesalan. Kesuksesan Albercht adalah kesuksesannya. Pengorbanannya dan kesungguhan Albercht dalam belajar membuahkan hasil, mereka mengangkat kehidupan keluarga mereka.
Bukan hanya itu, ratusan tahun berlalu, Albercht Durer menghasilkan ratusan karya yang tersebar di berbagai museum besar di seluruh dunia. Dan satu karya masterpiecenya mungkin juga anda kenali "The Praying Hands".
Sebuah karya lukis yang dibuat Albercht Durer dengan sepenuh hati untuk mengabadikan pengorbanan saudaranya.

Sumber Gambar: voaindonesia.com/a/hari-ini-dalam-foto-26-juni-2015/2838826/p1.html
Sumber Referensi:
  1. Buku Koin Emas Di Tepi Jalan karya Mario Seto terbitan New Diglossia 2011
  2. Opini Pribadi
Artikel ini pertama kali terbit di UC News  dengan judul:

Mengharukan! Pengorbanan Seorang Saudara: Kuabadikan Tangan yang Kau Korbankan

- Copyright © Sara's Talk - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -