Posted by : Sara Amijaya Monday 13 May 2019



Dikisahkan dalam buku Kisah Teladan Islami terbitan Az-Zikr Studio, terdapat seorang gubernur kaya raya di masa kekhalifahan Al-Mahdi. Gubernur tersebut senang membagi-bagikan hartanya. Suatu hari ia menaburkan uang dirham di hadapan rakyatnya. Saat itu semua orang berebutan memunguti uang tersebut dengan suka cita.

Sang gubernur memperhatikan seorang wanita kumal berkulit hitam, dan berwajah jelek, hanya diam mematung. Karena penasaran sang gubernur bertanya “Mengapa engkau tidak ikut memunguti uang dinar itu seperti tetanggamu?”
Wanita bermuka buruk itu menjawab, “Sebab yang mereka cari uang dinar sebagai bekal dunia. Sedangkan yang saya butuhkan bukan dinar melainkan bekal akhirat.”
"Maksud engkau?" tanya sang Gubernur semakin penasaran.
Gambar terkait
"Maksud saya, uang dunia sudah cukup. Yang masih saya perlukan adalah bekal akhirat, yaitu salat, puasa dan zikir. Sebab perjalanan di dunia amat pendek dibanding dengan pengembaraan di akhirat yang panjang dan kekal.”
Mendengarnya, sang Gubernur merasa sangat tersindir. Selama ini ia hanya sibuk mengumpulkan harta benda dan melalaikan kewajiban agamanya. Padahal kekayaannya melimpah ruah, sedangkan umurnya sudah tidak muda lagi.
Sang Gubernur menaruh kagum kepada perempuan buruk rupa itu. Kabar itu tersebar ke segenap pelosok negeri. Orang-orang besar tak habis pikir, bagaimana seorang gubernur bisa menaruh hati kepada perempuan jelata bertampang jelek itu.
Mendengar rumor yang beredar, Gubernur mengundang seluruh penduduknya, termasuk si wanita buruk rupa.
Setiap orang yang hadir diberikan gelas crystal yang bertahtakan permata, berisi minuman. Gubernur lantas memerintahkan agar mereka semua membanting gelas masing-masing. Semuanya terbengong dan tidak ada yang mau menuruti perintah itu.
Namun, tiba-tiba terdengar bunyi berdenting, pertanda ada orang gila yang melaksanakan perintah itu.
Dialah si perempuan berwajah buruk tadi.
Gubernur tersenyum dan bertanya “Mengapa kaubanting gelas itu?”
Tanpa takut wanita itu menjawab,
“Ada beberapa sebab. Pertama, dengan memecahkan gelas ini berarti berkurang kekayaan Tuan. Tetapi, menurut saya hal itu lebih baik daripada wibawa Tuan berkurang lantaran perintah Tuan tidak dipatuhi.”
Gubernur dan para tamunya terkesima.
"Apa Sebab lainnya?” tanya Gubernur.
Wanita itu menjawab, “Kedua, saya hanya menaati perintah Allah. Sebab di dalam Al-Quran, Allah memerintahkan agar kita mematuhi Allah, Utusan-Nya, dan para penguasa. Sedangkan Tuan adalah penguasa, atau ulil amri, maka dengan segala resikonya saya laksanakan perintah Tuan.”
Gubernur dan seluruh tamu kian merasa takjub.
“Masih ada sebab lain?” tanya gubernur lagi.
Perempuan itu mengangguk dan berkata, “Ketiga, dengan saya memecahkan gelas itu, orang-orang akan menganggap saya gila. Namun, hal itu lebih baik buat saya. Biarlah saya dicap gila daripada tidak melakukan perintah Gubernurnya, yang berarti saya sudah berbuat durhaka. Tuduhan saya gila, akan saya terima dengan lapang dada daripada saya dituduh durhaka kepada penguasa saya."
Hasil gambar untuk wanita cantik cadarGubernur yang telah ditinggal wafat istrinya itu segera melamar sang wanita buruk rupa. Saat itu pilihan sang Gubernur di sambut gembira oleh para hadirin. Mereka semua gembira karena Gubernur memperoleh jodoh seorang wanita yang tidak saja taat kepada suami, tetapi juga taat kepada Tuhannya, kepada Nabinya, dan kepada pemimpinnya.
Demikianlah cinta yang sesungguhnya, tak memandang rupa maupun harta, namun kebeningan jiwa
---
Artikel ini terbit pertama kali di UC News pada akun Sara Amijaya dengan judul 

Wanita Buruk Rupa itu Menolak Uangku, Merusak Hartaku, dan Aku Justru Jatuh Cinta Padanya

- Copyright © Sara's Talk - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -