Posted by : Sara Amijaya Saturday 3 August 2019

Meski terdengar asing, masih banyak orang-orang yang menikah di jalan dakwah. Menikah semata dengan niat lillah bahkan tanpa mengenal atau bertemu sama sekali dengan calon pasangan. Tentu saja Nazhor (melihat calon pasangan) adalah salah satu bagian dari proses ta'aruf pasangan yang akan menikah, namun ternyata ada orang-orang yang menskip bagian ini, merasa cukup dengan mengetahui keindahan akhlak dan sepak terjang sang calon pasangan untuk agama Allah.
Inilah salah satu kisahnya.

Referensi pihak ketiga
Pemuda ini tampan, dan termasuk golongan berada, sebut saja Ahmad. Ia baru saja melangsungkan sebuah pernikahan indah dan kini tengah berdebar saat akan menjumpai istrinya untuk pertama kali, di kamar pengantin mereka.
Dengan suara bergetar, Ahmad menguluk salam di depan pintu kamar. Sebuah suara merdu dan halus menjawab, mengembarakan imaji sang mempelai pria. Melangkahlah Ahmad dan menyibak tirai kelambu.
Dalam seketika ia mematung untuk kemudian terlonjak mundur. Wanita yang dinikahinya memang belum pernah ditemuinya, tapi yang di hadapannya sungguh menggetarkan jiwa, membuat ciut semangat. Wanita itu bertubuh gemuk dan berkulit gelap, wajahnya pun jauh dari kata cantik.
Ahmad kehilangan kata-kata, hingga sang istri berdehem, dan mengeluarkan sebuah bungkusan. Menyodorkannya pada Ahmad dan berkata, "ini harta dan kekayaanku, gunakanlah untuk kepentingan dakwah. Aku hanya membutuhkan status pernah menikah. Saat ini pun engkau kubebaskan untuk pergi dan menikahi wanita lain."
Kalimat yang tak pernah Ahmad duga itu sanggup mengembalikan akal sehat dan keimanan di hati Ahmad. Duduklah ia disamping wanita halalnya, digenggamnya tangan wanita yang dipastikannya dipenuhi rasa malu dan rendah diri itu "Sejak mengucapkan ijab kabul yang mengharukan tadi, aku sudah memutuskan untuk mencintaimu setulus hati karena Allah."
Maka, begitulah rumah tangga mereka terus berlanjut dan dianugerahkan samara. Satu persatu buah hati dilahirkan dan menjadi penyemarak dalam rumah cinta tersebut.
Tentu saja pilihan sang pemuda untuk terus mencintai istrinya seringkali menjadi sebab keheranan orang banyak. Pada beberapa kesempatan sang pemuda bersedia menjelaskan “Setelah malam itu, dia melakukan kerja-kerja cinta melebihi apa yang kuharapkan. Pesona akhlaknya, kebaikan budinya, jauh melebihi urusan fisik dan lainnya" tutur Ahmad memuji sang istri.

Pernikahan dengan niat karena Allah, maka niscaya akan dijaga-Nya, dianugerahkan cinta dan kasih sayang yang mengalahkan kepuasan mata dalam memandang keindahan duniawi.
Demikianlah seharusnya komitmen cinta dalam sebuah pernikahan. Meski memiliki pilihan mundur, seseorang yang memutuskan bertahan dan maju akan menemukan cinta yang indah melewati segala ekspektasi keindahan lekuk tubuh dan rupa.
Bagaimana dengan sahabat?

- Copyright © Sara's Talk - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -