Mengkonsumsi Ramuan Tradisional itu "Indonesia" banget loh.......

Hi, aku sarah ^_^

Dengan bangga aku mengatakan aku adalah salah satu putri Kalimantan ^_^.

Lahir dan tumbuh besar di salah satu pelosok bumi Borneo,  jelas membuatku akrab dengan beragam tumbuhan dan pepohonan. Bahkan saat kecil sekitar rumahku masih di kelilingi hutan, kami tak punya banyak tetangga. Jarak satu rumah ke rumah lain masih sangat jauh.

Dengan kondisi yang masih sangat alami tersebut, penduduk daerahku hampir-hampir tak mengenal obat-obatan kimia. Lantas, apakah aku tak pernah sakit? Hohoho…jangan salah kawan, sedari kecil aku justru sering sakit-sakitan (JANGAN DITIRU, ini adalah contoh penerapan rasa bangga yang amat sangat keliru).

Aneka tumbuhan berkhasiat
Gambar dari sini

Tentu ketika sakit datang, penanganan pertama yang diberikan keluargaku adalah penanganan secara tradisional. Dan begitu saja semak belukar, umbi-umbian, dan aneka dedaunan dari pohon ini dan itu berubah menjadi racikan obat. Entah sekedar  dibalurkan di tubuh maupun yang dengan terpaksa harus kuminum.

Kok Bebek???

Salah satu kebiasaan jelekku adalah suka –suka memberi panggilan baru kepada anak-anakku.

Seperti suatu hari ketika akan mengajak rofi, putri keduaku. 

Dengan santai aku menggamitnya “Come on bebeb….kita pergi” .

Biasanya dengan cepat ia akan menanggapi setiap ajakan untuk pergi, dan tumben deh kali itu dia berdiri di tempatnya dengan jidat berkerut.

“Ayo…” panggilku lagi.

“ummi, kok manggil ofi bebek sih?” mendengar itu kontan aku tertawa

“Mmm…maksud ummi bebeb bukan bebek. Bebeb itu panggilan sayang untuk baby ummi yang cantik gitu”

Meski sudah menjawab dengan merayu, kerut keningnya justru bertambah.

“ Duh ummi, rofi ini sudah anak gede tau, bukan baby lagi…”

Fiuuuhh…..ummi kehabisan kata deh ^_^

Rofifah (3 tahun), yang ngakunya udah gede ^_^