Sebenarnya
geli, ketika menyadari bahwa putri sulungku bisa pula merasakan galau. Galau
khas anak-anak. Membuatnya uring-uringan dan sibuk bolak-balik bertanya ini itu
seputar kegalauannya, terkadang pula menangis sedih gak jelas.
Beberapa
kegalauannya masih teringat dengan jelas.
- Ketika lulus dari RA dan terpaksa pisah sekolah dengan teman-temannya.
"Ntar
kalau Amma kangen teman-teman bagaimana?"
"Ntar
kalau di sekolah baru Amma gak punya teman bagaimana?"
*Sepulang
wisuda ia pun sukses menangis tersedu-sedu, sambil mengabsen nama
kawan-kawannya dalam sedu sedannya itu.