Membaca sebuah artikel bertajuk Manfaat belajar IT sejak dini di blog cak cholik entah kenapa membuatku menoleh sejenak. Menatap anak-anakku yang saat ini dengan ribut berlarian, menggali tanah, mengejar capung, dan entah mengorek-ngorek apalah di luar sana.

Begitulah selalu, jika mengaitkan anak-anak kita dan kemajuan teknologi rasanya seperti di hadapkan pada pisau bermata dua.
Seringkali kita menyaksikan para orang tua yang dengan bangga berkisah bahwa anaknya yang baru berusia sekian-sekian sudah menguasai ini itu berkaitan dengan IT. Dan sepertinya menjadi trend saat ini, anak-anak usia dini sudah perlu diperkenalkan pada teknologi IT.
Menjadi langka melihat anak-anak yang berlarian dengan riang di lapangan, memanjat pohon, bermain petak umpet, ular naga, dan beragam permainan outdoor nan sosial itu.
Sebagai gantinya lihatlah disudut-sudut kamar, anak-anak sibuk dengan beragam gadget canggih. Sendirian, dan terasing dengan dunia sosial sebayanya.
Anak-anak yang terbiasa memegang teknologi canggih bahkan di usia pra sekolahnya, memiliki kecenderungan anti sosial dalam prilaku kesehariannya. mengajaknya bergaul dan bersosialisasi dengan masyarakat seperti menarik paksa seekor ulat dari kepompongnya. Alih-alih menjadi kupu-kupu cantik si ulat mungkin saja tak menjadi apa-apa.
Maka aku sependapat sekali dengan artikel Manfaat belajar IT sejak dini-nya padhe cholik:
"Belajar IT sejak dini memang bermanfaat bagi anak-anak agar mereka sudah “melek IT” sejak kecil. Tentu saja orangtua sudah harus mengarahkan agar anak-anak dapat mengambil sebesar-besar manfaat dari IT untuk kepentingan pendidikannya. Jangan sampai kesenangan dan kecanduan terhadap IT malahan mengganggu belajarnya dan perkembangan jiwanya".
"Belajar IT sejak dini memang bermanfaat bagi anak-anak agar mereka sudah “melek IT” sejak kecil. Tentu saja orangtua sudah harus mengarahkan agar anak-anak dapat mengambil sebesar-besar manfaat dari IT untuk kepentingan pendidikannya. Jangan sampai kesenangan dan kecanduan terhadap IT malahan mengganggu belajarnya dan perkembangan jiwanya".
Hal yang sering kali dilalaikan para orang tua dewasa ini justru bagian terpenting setelah memperkenalkan dan memfasilitasi anak-anak mereka dengan beragam teknologi canggih tersebut. Ya, orang tua kadang lalai dalam mendampingi dan mengarahkan anak-anak mereka ketika bermain-main dengan teknologi bermata dua tersebut.
Aku pribadi, saat ini memiliki 2 putri usia sekolah. Aku pun selayaknya orang tua di zaman kekinian, memfasilitasi mereka dengan beragam teknologi IT. Namun, membatasi dan menemani mereka ketika menggunakan fasilitas tersebut adalah caraku untuk membentengi mereka dari hal-hal yang bisa mengganggu belajar dan perkembangan jiwanya.
Pada kesehariaanya, aku lebih membebaskan mereka bermain di halaman bersama-sama dengan para sepupu yang memang tinggal berdekatan. Tumbuh menjadi anak yang cerdas dan peka terhadap lingkungan adalah salah satu harapan yang kupercayakan di pundak anak-anakku.
![]() |
giveaway 2 hari |