Posted by : Sara Amijaya Monday, 1 December 2014

Alhamdulillah, 8 tahun ini terjalani dengan profesi paling keren, Istri sekaligus ibu. Hmmm, 8 tahun itu bukan waktu yang lama sih, tapi juga nggak bisa dibilang sedikit toh?

Rasa-rasanya selama 8 tahun ini aku sudah bermetamorfosis cukup banyak, yah belum jadi kupu-kupu yang cantik sih tapi mendekati itulah wkakakka * yang baca dilarang protes ah;p

Sebagai istri kita itu mengantongi tiket lebih menuju surga loh. Bagaimana tidak, Rasulullah SAW bersabda:
Bila seorang perempuan menunaikan shalat lima waktunya, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya(kehormatannya), dan taat kepada suaminya, maka diserukan kepadanya ‘Masuklah kamu ke dalam surga dari pintu mana saja yang kamu mau’.”

Wah, jadi istri itu kerenkan????? ^_^  Sekaligus berat sih *_*

Menjalani peran sebagai istri, predikat apa yang paling kalian inginkan???
Istri yang cantik?
Istri yang hebat?
Istri yang super woman?
Istri yang smart?
atau apa????
Aku sih cuman pengen satu predikat, Istri yang baik.

Sebagai orang beragama, standar baik buruk kita jelas dong, syariat agama.
Sebatas pemahamanku istri yang baik itu ya istri yang sholehah. Adapun menjadi sholehah dalam kapasitas sebagai seorang istri di antaranya adalah taat kepada suami.

Ingat dong tentang hadist yang diriwayatkan Asma’ binti Yazid Al-Anshariyah. Ia pernah datang menghadap Rasulullah SAW, dan berkata :

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau diutus untuk kaum laki-laki dan perempuan, lalu kami beriman dan mengikutimu. Kami segenap kaum perempuan hanya dipingit di dalam rumah, mengurusi rumah, menjadi tempat pelampiasan syahwat suami, mengandung anak-anak mereka, sedangkan kaum laki-laki mendapat kelebihan berupa shalat jamaah, menyaksikan jenazah dan berjihad. Bila mereka berjihad kami menjaga harta mereka dan mendidik anak-anak mereka. Maka apakah kami turut mendapat pahala seperti mereka?”
Rasulullah SAW memalingkan wajahnya kea rah para sahabat seraya bertanya “Pernahkah kalian mendengar perkataan sorang perempuan yang menanyakan perkara agamanya yang lebih baik selain dari perempuan ini?"
Mereka menjawab, “Tidak, wahai Rasulullah.”
Beliau SAW bersabda : “Pergilah wahai Asma dan beritahukan kepada kaum perempuan di belakangmu, bahwa bagusnya pengabdian salah seorang di antara mereka kepada suaminya, mencari keridhaannya dan mengikuti kemauannya, setara dengan semua yang kamu sebutkan tentang keutamaan kaum laki-laki.”
(Diriwayatkan oleh Baihaqi, Syu’ab Al-Iman, VI : 421)

Dalam hadist ini Rasulullah SAW menetapkan tata cara bagaimana seorang perempuan bisa naik menuju tingkatan tertinggi dan termulia, yang terfokus pada tiga poin berikut:

Ø  Pengabdian yang baik kepada suami
Ø  Mencari ridha suami
Ø  Mengikuti kemauan suami

Hmmm, urusan istri yang baik itu memang nggak jauh-jauh dari cara bagaimana si istri bersikap kepada suaminya sih.

Dalam hadist lain Rasulullah SAW juga bersabda:
Sebaik-baik istri adalah yang menyenangkan suami bila dipandang, yang menaatinya jika diperintah, tidak menyelisihi terkait diri dan hartanya dengan melakukan sesuatu yang tidak disukai suami.” (Diriwayatkan oleh Nasa’I, diriwayatkan juga oleh Ahmad)

Tapi, sebagaimana manusia biasa istri itu juga jelas punya banyak kekurangan lah ya. Misalnya, nggak usah jauh-jauh deh, aku pribadi tipe yang tidak selalu menyejukkan jika dipandang. Seringkali cemberut dan mengambek. Suamiku juga bukan tipe raja yang melulu minta dilayani sih, Alhamdulillah beliau adalah suami yang tak segan menolong istrinya untuk urusan rumah tangga ataupun menghandle anak-anak di sela kesibukannya. Aku juga bukan tipe istri yang selalu menjawab “iya”, “oke”, atau semisalnya untuk setiap keputusan dan keinginan suamiku. Dalam banyak hal kami, eh aku sih  lebih sering mendebatnya terlebih dahulu sebelum akhirnya mencapai kata sepakat atas suatu hal.
Kalau merujuk secara saklek beragam dalil yang ada, aku jelas jauuuuuuh sekali dari kriteria istri sholehah itu *duh L.

Tetapi suamiku itu selalu menyemangati, katanya istri yang baik itu bukan istri sempurna tanpa cela. Tapi istri yang baik itu cukuplah jika ia senantiasa berusaha menjadi lebih baik dari hari ke hari. Sebagai lelaki, sebagai suami dia sangat menyadari bahwa dirinya pun masih jauh dari level minimal, yakni para sahabat Nabi, apalah lagi dari diri Nabi yang mulia.

 Suami itu juga tempatnya salah dan cela. Jadi suamiku sangat paham menuntut istrinya selayaknya Khadijah ra, Aisyah ra atau para shahabiyat lainnya, itu adalah sebuah  tuntutan yang terlalu “keras”. 

Dan sebagai suami, ia senantiasa berpegang pada firman Allah SWT tatkala pusing tujuh keliling mnghadapi istrinya yang bandel ini *_*.
 

فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَيَجْعَلَ اللّهُ فِيهِ خَيْراً كَثِيراً 

Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (QS. An Nisaa: 19)


Predikat istri yang baik itu nggak lepas dari keridhoan suami loh. Jadi, mari mencari keridhoan Suami hingga Allah pun ridho kepada kita.

Tidak perlu menjadi sempurna, cukuplah berusaha dengan kesungguhan hati agar menjadi lebih baik hari ke hari. Suami kita insyaallah akan menghargai setiap usaha kita untuk menjadi lebih baik itu.

Ketika kita sudah mengerahkan usaha terbaik kita, rasanya suami tak akan segan berkata :

" Yeah, The good wife is YOU." ^_^
***




- Copyright © Sara's Talk - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -