Alhamdulillah, 8 tahun ini terjalani dengan
profesi paling keren, Istri sekaligus ibu. Hmmm, 8 tahun itu bukan waktu yang
lama sih, tapi juga nggak bisa dibilang sedikit toh?
Rasa-rasanya selama 8 tahun ini aku sudah
bermetamorfosis cukup banyak, yah belum jadi kupu-kupu yang cantik sih tapi
mendekati itulah wkakakka * yang baca dilarang protes ah;p
Sebagai istri kita itu mengantongi tiket lebih
menuju surga loh. Bagaimana tidak, Rasulullah SAW bersabda:
“Bila seorang perempuan menunaikan shalat
lima waktunya, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya(kehormatannya),
dan taat kepada suaminya, maka diserukan kepadanya ‘Masuklah kamu ke dalam surga
dari pintu mana saja yang kamu mau’.”
Wah,
jadi istri itu kerenkan????? ^_^
Sekaligus berat sih *_*
Menjalani peran sebagai istri, predikat apa yang
paling kalian inginkan???
Istri yang cantik?
Istri yang hebat?
Istri yang super woman?
Istri yang smart?
atau apa????
Aku sih cuman pengen satu predikat, Istri
yang baik.
Sebagai orang beragama, standar baik buruk kita
jelas dong, syariat agama.
Sebatas pemahamanku istri yang baik itu ya istri
yang sholehah. Adapun menjadi sholehah dalam kapasitas sebagai seorang
istri di antaranya adalah taat kepada suami.
Ingat dong tentang hadist yang diriwayatkan Asma’ binti Yazid Al-Anshariyah. Ia
pernah datang menghadap Rasulullah SAW, dan berkata :
“Wahai
Rasulullah, sesungguhnya engkau diutus untuk kaum laki-laki dan perempuan, lalu
kami beriman dan mengikutimu. Kami segenap kaum perempuan hanya dipingit di
dalam rumah, mengurusi rumah, menjadi tempat pelampiasan syahwat suami,
mengandung anak-anak mereka, sedangkan kaum laki-laki mendapat kelebihan berupa
shalat jamaah, menyaksikan jenazah dan berjihad. Bila mereka berjihad kami
menjaga harta mereka dan mendidik anak-anak mereka. Maka apakah kami turut
mendapat pahala seperti mereka?”
Rasulullah
SAW memalingkan wajahnya kea rah para sahabat seraya bertanya “Pernahkah kalian
mendengar perkataan sorang perempuan yang menanyakan perkara agamanya yang
lebih baik selain dari perempuan ini?"
Mereka
menjawab, “Tidak, wahai Rasulullah.”
Beliau
SAW bersabda : “Pergilah wahai Asma dan beritahukan kepada kaum perempuan di
belakangmu, bahwa bagusnya pengabdian salah seorang di antara mereka kepada
suaminya, mencari keridhaannya dan mengikuti kemauannya, setara dengan semua
yang kamu sebutkan tentang keutamaan kaum laki-laki.”
(Diriwayatkan
oleh Baihaqi, Syu’ab Al-Iman, VI : 421)
Dalam hadist ini Rasulullah
SAW menetapkan tata cara bagaimana seorang perempuan bisa naik menuju tingkatan
tertinggi dan termulia, yang terfokus pada tiga poin berikut:
Ø Pengabdian
yang baik kepada suami
Ø Mencari
ridha suami
Ø Mengikuti
kemauan suami
Hmmm, urusan istri yang baik itu memang nggak
jauh-jauh dari cara bagaimana si istri bersikap kepada suaminya sih.
Dalam hadist lain Rasulullah SAW juga bersabda:
“Sebaik-baik istri adalah yang
menyenangkan suami bila dipandang, yang menaatinya jika diperintah, tidak
menyelisihi terkait diri dan hartanya dengan melakukan sesuatu yang tidak
disukai suami.” (Diriwayatkan oleh Nasa’I, diriwayatkan juga oleh Ahmad)
Tapi, sebagaimana manusia biasa istri itu juga
jelas punya banyak kekurangan lah ya. Misalnya, nggak usah jauh-jauh deh, aku
pribadi tipe yang tidak selalu menyejukkan jika dipandang. Seringkali cemberut
dan mengambek. Suamiku juga bukan tipe raja yang melulu minta dilayani sih,
Alhamdulillah beliau adalah suami yang tak segan menolong istrinya untuk urusan
rumah tangga ataupun menghandle anak-anak di sela kesibukannya. Aku juga bukan
tipe istri yang selalu menjawab “iya”, “oke”, atau semisalnya untuk setiap
keputusan dan keinginan suamiku. Dalam banyak hal kami, eh aku sih lebih sering mendebatnya terlebih dahulu
sebelum akhirnya mencapai kata sepakat atas suatu hal.
Kalau merujuk secara saklek beragam dalil yang
ada, aku jelas jauuuuuuh sekali dari kriteria istri sholehah itu *duh L.
Tetapi suamiku itu selalu menyemangati, katanya
istri yang baik itu bukan istri sempurna tanpa cela. Tapi istri yang baik itu cukuplah jika ia senantiasa berusaha menjadi lebih baik
dari hari ke hari. Sebagai lelaki, sebagai suami dia sangat menyadari bahwa
dirinya pun masih jauh dari level minimal, yakni para sahabat Nabi, apalah lagi
dari diri Nabi yang mulia.
Suami itu juga tempatnya salah dan cela. Jadi
suamiku sangat paham menuntut istrinya selayaknya Khadijah ra, Aisyah ra atau
para shahabiyat lainnya, itu adalah sebuah
tuntutan yang terlalu “keras”.
Dan sebagai suami, ia senantiasa berpegang pada
firman Allah SWT tatkala pusing tujuh keliling mnghadapi istrinya yang bandel ini
*_*.
فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى
أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَيَجْعَلَ اللّهُ فِيهِ خَيْراً كَثِيراً
Kemudian
jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak
menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (QS. An Nisaa: 19)
Predikat istri yang baik itu nggak lepas dari keridhoan suami loh. Jadi, mari mencari keridhoan Suami hingga Allah pun ridho kepada kita.
Tidak perlu menjadi sempurna, cukuplah berusaha dengan kesungguhan hati agar menjadi lebih baik hari ke hari. Suami kita insyaallah akan menghargai setiap usaha kita untuk menjadi lebih baik itu.
Ketika kita sudah mengerahkan usaha terbaik kita, rasanya suami tak akan segan berkata :
" Yeah, The good wife is YOU." ^_^
***