Search This Blog

Powered by Blogger.

Archive for August 2019

Tanpa Harta, Tapi Ingin Menyamai Pahala Orang Kaya Yang Dermawan? Bisa, Lakukan Saja Ini!


Hasil gambar untuk harta

Bagi orang beriman harta adalah tunggangan yang sangat bermanfaat untuk meraih pundi-pundi pahala. Memperbanyak sedekah, menyantuni orang miskin, menafkahi janda dan anak yatim, waqaf, membangun masjid, haji, umroh, dan hal-hal semisal adalah amalan-amalan shalih berpahala besar yang kesemuanya membutuhkan harta.
Hal ini tentu membuat sebagian kita merasa harus gigit jari karena tak bisa meraih pahala yang dijanjikan tersebut, lantaran tak memiliki wasilah harta.
Ustadz Musyaffa Ad Darini MA dalam salah satu tausiyahnya menjelaskan sebuah hadist yang niscaya akan menjadi jalan keluar bagi kita yang tak memiliki harta namun ingin menyamai pahala para orang kaya yang dermawan tersebut.

Dari Abu Kabsyah Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda :

إِنَّمَـا الدُّنْيَا لِأَرْبَعَةِ نَفَرٍ : عَبْدٍ رَزَقَهُ اللهُ مَالًا وَعِلْمًـا فَهُوَ يَـتَّـقِيْ فِيْهِ رَبَّـهُ وَيَصِلُ فِيْهِ رَحِـمَهُ وَيَعْلَمُ لِلهِ فِيْـهِ حَقًّا ، فَهَذَا بِأَفْضَلِ الْـمَنَازِلِ.وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللهُ عِلْمًـا وَلَـمْ يَرْزُقْهُ مَالًا فَهُوَ صَادِقُ النِـّـيَّـةِ يَقُوْلُ : لَوْ أَنَّ لِـيْ مَالًا لَعَمِلْتُ بِعَمَلِ فُلَانٍ ، فَهُوَ بِنِـيَّـتِـهِ فَأَجْرُهُـمَـا سَوَاءٌ , وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللهُ مَالًا وَلَـمْ يَرْزُقْهُ عِلْمًـا فَهُوَ يَـخْبِطُ فِـي مَالِـهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ لَا يَتَّقِي فِيْهِ رَبَّهُ وَلَا يَصِلُ فِـيْـهِ رَحِـمَهُ وَلَا يَعْلَمُ للهِ فِـيْـهِ حَقًّا فَهَذَا بِأَخْبَثِ الْـمَنَازِلِ , وَعَبْدٍ لَـمْ يَرْزُقْـهُ اللهُ مَالًا وَلَا عِلْمًـا فَهُوَ يَقُولُ : لَوْ أَنَّ لِـيْ مَالًا لَعَمِلْتُ فِيْـهِ بِعَمَلِ فُلَانٍ ، فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَوِزْرُهُـمَـا سَوَاءٌ
“Sesungguhnya dunia hanyalah diberikan untuk empat orang: 
(pertama) hamba yang Allâh berikan ilmu dan harta, kemudian dia bertakwa kepada Allâh dalam hartanya, dengannya ia menyambung silaturahmi, dan ia menyadari bahwa dalam harta itu ada hak Allâh. Inilah kedudukan paling baik (di sisi Allâh). 
(kedua) hamba yang Allâh berikan ilmu namun tidak diberikan harta, dengan niatnya yang jujur ia berkata, ‘Seandainya aku memiliki harta, aku pasti mengerjakan seperti apa yang dikerjakan Si Fulan.’ Maka dengan niatnya itu, pahala keduanya sama. 
(ketiga) hamba yang Allâh berikan harta namun tidak diberikan ilmu, lalu ia menggunakan hartanya sewenang-wenang tanpa ilmu, tidak bertakwa kepada Allâh dalam hartanya, tidak menyambung silaturahmi dan tidak mengetahui bahwa dalam harta itu ada hak Allâh. Ini adalah kedudukan paling jelek (di sisi Allâh). 
Dan (keempat) hamba yang tidak Allâh berikan harta tidak juga ilmu, ia berkata, ‘Seandainya aku memiliki harta, aku pasti mengerjakan seperti apa yang dikerjakan Si Fulan.’ Maka dengan niatnya itu, keduanya mendapatkan dosa yang sama.” 
[Shahih: HR. Ahmad (IV/230-231), at-Tirmidzi (no. 2325), Ibnu Mâjah (no. 4228), al-Baihaqi (IV/)]
Hasil gambar untuk dunia ini untuk empat orang

Al Ustadz kemudian menjelaskan 3 pelajaran berharga dari hadist tersebut, khususnya dari tipe orang kedua, yang padanya Allah hanya berikan ilmu namun tidak diberikan harta. Yang kemudian ia berkata ‘Seandainya aku memiliki harta, aku pasti mengerjakan seperti apa yang dikerjakan Si Fulan,’ dengan niat yang tulus.
  1. 1. Jangan terkecoh dengan harta. Dan jangan bersedih karena kurang harta. karena sebenarnya tanpa harta pun Anda juga bisa mendapatkan pahala seperti pahalanya orang kaya yang menginfakkan hartanya di jalan Allah. Inilah bukti Maha Pemurah-nya Allah kepada para hamba-Nya.
  2. 2. Tidak perlu iri dengan orang kaya, karena belum tentu kita akan kuat menghadapi fitnah harta, bila ia benar-benar ada di tangan kita. Di sisi lain, tanpa harta pun kita bisa mengimbangi pahala orang kaya itu dari hartanya, bahkan dengan niat ini, Allah memberikan Anda pahala dengan lebih mudah dan tanpa resiko.
  3. 3. Niat adalah sumber pahala yang sangat agung, mudah, dan tanpa modal untuk mendapatkannya. Sudah seharusnya kita benar-benar memperhatikannya, sayangnya, kebanyakan orang malah melalaikannya.
Masyaa Allah, sungguh sahabat, kesempatan untuk beramal sholih terbuka lebar di hadapan kita tanpa perlu menunggu menjadi kaya. Semoga Allah memberi taufiqNya dalam menata hati dan niat kita.
***
Dari tausiyah Al Ustadz Musyaffa Ad Darini MA

Demi Rp300.000, Ayah ini Suruh Anaknya Bersih-bersih Selama 2 Minggu. Netizen Takjub!

Setiap orangtua tentu memiliki cara berbeda dalam pola pengasuhan dan pendidikan putra-putrinya. Dipungkiri atau tidak pola pengasuhan ini sedikit banyak akan berimbas pada kepribadian dan karakter sang anak hingga ia tumbuh dewasa.
Tentu saja, bermanja dan ingin dimanja adalah karakter khas anak-anak. Namun, tak sedikit orangtua yang akhirnya salah kaprah, memanjakan anak hingga kebablasan. Apapun permintaan sang anak selalu dituruti, terlebih jika orangtua memang tergolongan mampu hingga bisa leluasa memenuhi permintaan tersebut.
Berikut ini sebuah kisah yang cukup viral, semoga bisa menjadi salah satu referensi bagi setiap orangtua dalam pengasuhan buah hatinya.

Referensi pihak ketiga
Dari akun Twitter @chellendah diunggah sebuah video yang akhirnya menjadi viral. Dalam video tersebut terlihat seorang bocah lelaki dengan cekatan membersihkan ruangan karyawan. Ia sama sekali tak sungkan menyapu, mengepel, hingga membuang sampah padahal ia mengenakan pakaian dari salah satu brand ternama.
Ya, ini bukan kisah bocah miskin yang terpaksa bekerja keras memenuhi kebutuhan hidupnya, namun ini adalah kisah seorang anak bos yang rela membersihkan ruangan karyawan ayahnya.
Apa pasal?

Referensi pihak ketiga
Rupanya anak ini menginginkan uang senilai Rp300.000 untuk membeli membership game online yang memungkinkannya bermain gratis selama 1 tahun. Meski untuk ukuran ayahnya uang senilai Rp300.000 bukanlah uang yang besar, namun sang ayah memintanya bekerja terlebih dahulu selama 2 minggu sebelum memenuhi keinginan sang anak.
Ayah ini adalah Taufiq Tyo Ramadhantyo, Vice President PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Sebagai sosok orangtua, Taufiq ingin anaknya tumbuh mandiri dengan menghargai perjuangan dan kerja keras.
Hal serupa ternyata telah diterapkan Taufiq sedari dini. Ia ingin anak-anaknya bertumbuh dengan mengenal arti tanggung jawab. Menjadi sosok pekerja keras, yang tak mudah menyerah.
Tentu saja, hal ini membuka mata banyak orangtua lainnya.Terlebih cukup banyak kasus, di masa tua para pemilik perusahaan besar justru bingung dengan masalah regenerasi kepemimpinan karena anak-anaknya justru tak bisa diandalkan lantaran terbiasa tumbuh dalam kemewahan dan kemanjaan tanpa mengenal arti kerja keras dan tanggung jawab.
Jangan takut meminta anak-anak anda bekerja keras. Percayalah, kerja keras yang kita tanamkan hari ini justru akan melatih mental dan cara berpikir anak hingga bisa menghargai hasil kerja kerasnya sendiri juga orang lainnya.
---
Sumber Referensi:
Akun Twitter @chellendah
Akun FB: Taufiq Tyo Ramadhantyo




Ketika Masalah Tak Kunjung Usai, Bunuh Diri Jadi Solusi. Yakin?

Entah kenapa, rasa-rasanya belakangan makin sering membaca atau mendengar berita kasus bunuh diri di Indonesia. Ironisnya kasus bunuh diri ini disebut-sebut WHO sebagai fenomena global. Dalam salah satu penelitian yang dipublish dalam laman resminya, WHO menyatakan bahwa 79% kasus bunuh diri terjadi di negara-negara dengan pendapatan rendah dan menengah.
Bahkan, jika dipersempit luang lingkupnya, bisa dikatakan bahwa bunuh diri merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia pada kematian usia 15-29 tahun. yup, bunuh diri menjadi 'trend' tersendiri di kalangan remaja dan dewasa muda yang sayangnya kini mewabah pula di Indonesia.


Sebagai seorang muslimah, yang mengetahui bahwa mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam, fenomena ini tentu memberikan kesimpulan tersendiri di benak saya. Bunuh diri adalah buah minimnya ilmu agama dan rendahnya keimanan.
Tak ada hidup yang bebas ujian dan cobaan. pahit manis kehidupan bisa dipastikan akan silih berganti mendatangi setiap manusia hingga akhir hidupnya. Seorang muslim yang benar keimanannya tentu telah mengetahui bahwa setiap manusia telah dipersenjatai dengan dua hal yang akan mengatasi setiap situasi, sabar dan syukur.
Bersyukur ketika lapang, bersabar ketika sempit. Dua hal yang ringan di lisan namun sungguh berat diaplikasikan jika tidak disertai keimanan. Tak heran, bunuh diri, menjadi solusi praktis ketika terjebak dalam problematika besar.

Padahal kematian bukanlah akhir kehidupan, namun justru merupakan awal perjalanan panjang yang jauh lebih sulit. lebih menakutkan, dan tak lagi memiliki jalan keluar ataupun tempat meminta pertolongan.
Ustadz DR.Syafiq bin Riza Basalamah dalam salah satu tausiyahnya mengatakan bahwa kematian adalah pintu menuju perjalanan panjang yang tak lagi menyisakan kesempatan untuk berubah lebih baik. Karena begitu kematian menjemput, maka kitab catatanmu pun tertutup. Bersiaplah menghadapi pengadilan besar dengan Hakim yang tak akan menyisakan satu pun perbuatan meski seberat dzarrah.
Engkau akan dimintai pertanggungjawaban atas tubuhmu, umurmu, hartamu, ilmumu. Engkau akan mendapatkan siksaan yang jauh lebih pedih dari siksaan yang ada di dunia. Dan khusus untuk bunuh dirimu yang kau tidak punya hak melakukannya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

مَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ يَتَرَدَّى فِيهِ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ تَحَسَّى سُمًّا فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَسُمُّهُ فِي يَدِهِ يَتَحَسَّاهُ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيدَةٍ فَحَدِيدَتُهُ فِي يَدِهِ يَجَأُ بِهَا فِي بَطْنِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا
"Siapa yang bunuh diri dengan terjun dari atas bukit maka ia berada di neraka jahanam dalam keadaan terjun padanya kekal selamanya. 
Siapa yang bunuh diri dengan menenggak racun dan mati dalam keadaan racunnya ada ditangannya, maka ia akan menenggaknya di neraka jahanam selama-lamanya.
Siapa yang bunuh diri dengan besi, lalu besinya tersebut ada ditangannya maka ia akan menusuk-nusuk perutnya dengan besi di neraka jahanam selamanya. "
[al-Bukhâri no. 5333]

Tak ada masalah yang cukup besar saat kita kembali kepada Allah yang Maha Besar. Jangan lemah dan kalah pada masalah yang datang, sungguh Allah tak akan menzhalimi hambaNya. Tidaklah Dia akan memberi beban kecuali kita pasti sanggup menahannya.

Jadi saat masalah apapun datang, katakan ALLAHU AKBAR, sungguh Dia lebih besar dari segalanya!

___________________________________

Kesabaran 40 Tahun Menikahi Wanita Yang Tak Dicintai, Ternyata Berbuah Manis Tak Terduga

Jangankan 40 tahun, sehari saja menghadapi pasangan yang membuat kesal tentu tak jarang membuat kita meradang. Tapi tidak demikian dengan pria ini. Ia bertahan dengan hal-hal yang tak disukainya dan menemukan buah manis yang tak pernah diduga sebelumnya.
Dikisahkan oleh Doktor Muhammad Bin Luthfi Ash-Shabbagh, seorang Syaikh mengisahkan rahasia hidupnya.
"Aku telah menjalani kehidupan bersama istriku selama 40 tahun, dan aku tidak pernah melihat satu pun hari yang menyenangkan. Sesungguhnya sejak pertama kali aku masuk menemuinya, aku telah menyadari bahwa sama sekali tidak cocok untukku. Hanya saja ia adalah putri pamanku, dan akupun yakin bahwa tidak akan ada orang yang dapat menerimanya. Lalu aku berusaha dan memohon balasan kebaikan dari Allah."
----
Ketika menemukan hal-hal yang tak menyenangkan, mengganggu, dan tidak sesuai dengan keinginan hati, maka doa apakah yang kita panjatkan?
Sebagian kita mungkin memilih meminta agar kesusahan tersebut diangkat, dan dihilangkan. Namun, Syaikh yang mulia ini, memilih bersabar atas ketidaknyamanan hubungan pernikahannya. Dan beliau memohon kebaikan dari Allah tersebab kesabarannya tersebut.
Lantas apa yang beliau dapatkan setelah 40 tahun bersabar dengan sikap istri yang tak pernah menyenangkan itu?
Subhanallah, Allah subhanu wa ta'ala berkenan memberinya anak-anak yang penuh bakti lagi shalih. Ketidaksukaannya pada sang istri membuatnya menyibukkan diri dengan ilmu. Ia berhasil menulis kitab-kitab yang diharapkannya menjadi ilmu bermanfaat yang tergolong sebagai shadaqoh jariyah. Hubungannya yang buruk dengan istri juga memberinya banyak waktu untuk membina hubungan sosial yang produktif dengan orang banyak.
"Kalau saja aku menikah dengan wanita yang lain, mungkin hal-hal itu semua sama sekali tidak dapat aku wujudkan” tutur sang Syaikh.

Referensi pihak ketiga
Sahabat, jika kita menemui hal-hal yang tidak selaras dengan keinginan kita, jangan buru-buru menghujat keadilan Allah, cobalah menjalani ketetapan tersebut dengan sabar dan syukur seraya mengharap balasan kebaikan dari Allah. Sesungguhnya keadilan Allah adalah hal yang kadangkala tidak terjangkau dalam ilmu kita yang terbatas. Bisa jadi kita membenci sesuatu sementara ia baik bagi kita, sebaliknya kita bisa saja menyukai sesuatu yang ternyata tidak baik untuk kita.
Bersabarlah menghadapi segala ketetapan baik dan buruk, niscaya kebaikan yang akan kembali kepada kita.
Insyaallah.


Referensi pihak ketiga
Sumber Referensi :
Muslimah.or.id/9927-kisah-seputar-kesetiaan-dan-kesabaran.html

Memilih Bertahan Dalam Pernikahan Setelah 'Kejutan' Malam Pertama, Akhirnya

Meski terdengar asing, masih banyak orang-orang yang menikah di jalan dakwah. Menikah semata dengan niat lillah bahkan tanpa mengenal atau bertemu sama sekali dengan calon pasangan. Tentu saja Nazhor (melihat calon pasangan) adalah salah satu bagian dari proses ta'aruf pasangan yang akan menikah, namun ternyata ada orang-orang yang menskip bagian ini, merasa cukup dengan mengetahui keindahan akhlak dan sepak terjang sang calon pasangan untuk agama Allah.
Inilah salah satu kisahnya.

Referensi pihak ketiga
Pemuda ini tampan, dan termasuk golongan berada, sebut saja Ahmad. Ia baru saja melangsungkan sebuah pernikahan indah dan kini tengah berdebar saat akan menjumpai istrinya untuk pertama kali, di kamar pengantin mereka.
Dengan suara bergetar, Ahmad menguluk salam di depan pintu kamar. Sebuah suara merdu dan halus menjawab, mengembarakan imaji sang mempelai pria. Melangkahlah Ahmad dan menyibak tirai kelambu.
Dalam seketika ia mematung untuk kemudian terlonjak mundur. Wanita yang dinikahinya memang belum pernah ditemuinya, tapi yang di hadapannya sungguh menggetarkan jiwa, membuat ciut semangat. Wanita itu bertubuh gemuk dan berkulit gelap, wajahnya pun jauh dari kata cantik.
Ahmad kehilangan kata-kata, hingga sang istri berdehem, dan mengeluarkan sebuah bungkusan. Menyodorkannya pada Ahmad dan berkata, "ini harta dan kekayaanku, gunakanlah untuk kepentingan dakwah. Aku hanya membutuhkan status pernah menikah. Saat ini pun engkau kubebaskan untuk pergi dan menikahi wanita lain."
Kalimat yang tak pernah Ahmad duga itu sanggup mengembalikan akal sehat dan keimanan di hati Ahmad. Duduklah ia disamping wanita halalnya, digenggamnya tangan wanita yang dipastikannya dipenuhi rasa malu dan rendah diri itu "Sejak mengucapkan ijab kabul yang mengharukan tadi, aku sudah memutuskan untuk mencintaimu setulus hati karena Allah."
Maka, begitulah rumah tangga mereka terus berlanjut dan dianugerahkan samara. Satu persatu buah hati dilahirkan dan menjadi penyemarak dalam rumah cinta tersebut.
Tentu saja pilihan sang pemuda untuk terus mencintai istrinya seringkali menjadi sebab keheranan orang banyak. Pada beberapa kesempatan sang pemuda bersedia menjelaskan “Setelah malam itu, dia melakukan kerja-kerja cinta melebihi apa yang kuharapkan. Pesona akhlaknya, kebaikan budinya, jauh melebihi urusan fisik dan lainnya" tutur Ahmad memuji sang istri.

Pernikahan dengan niat karena Allah, maka niscaya akan dijaga-Nya, dianugerahkan cinta dan kasih sayang yang mengalahkan kepuasan mata dalam memandang keindahan duniawi.
Demikianlah seharusnya komitmen cinta dalam sebuah pernikahan. Meski memiliki pilihan mundur, seseorang yang memutuskan bertahan dan maju akan menemukan cinta yang indah melewati segala ekspektasi keindahan lekuk tubuh dan rupa.
Bagaimana dengan sahabat?

- Copyright © Sara's Talk - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -