Entah kenapa, rasa-rasanya belakangan makin sering membaca atau mendengar berita kasus bunuh diri di Indonesia. Ironisnya kasus bunuh diri ini disebut-sebut WHO sebagai fenomena global. Dalam salah satu penelitian yang dipublish dalam laman resminya, WHO menyatakan bahwa 79% kasus bunuh diri terjadi di negara-negara dengan pendapatan rendah dan menengah.
Bahkan, jika dipersempit luang lingkupnya, bisa dikatakan bahwa bunuh diri merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia pada kematian usia 15-29 tahun. yup, bunuh diri menjadi 'trend' tersendiri di kalangan remaja dan dewasa muda yang sayangnya kini mewabah pula di Indonesia.
Sebagai seorang muslimah, yang mengetahui bahwa mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam, fenomena ini tentu memberikan kesimpulan tersendiri di benak saya. Bunuh diri adalah buah minimnya ilmu agama dan rendahnya keimanan.
Tak ada hidup yang bebas ujian dan cobaan. pahit manis kehidupan bisa dipastikan akan silih berganti mendatangi setiap manusia hingga akhir hidupnya. Seorang muslim yang benar keimanannya tentu telah mengetahui bahwa setiap manusia telah dipersenjatai dengan dua hal yang akan mengatasi setiap situasi, sabar dan syukur.
Bersyukur ketika lapang, bersabar ketika sempit. Dua hal yang ringan di lisan namun sungguh berat diaplikasikan jika tidak disertai keimanan. Tak heran, bunuh diri, menjadi solusi praktis ketika terjebak dalam problematika besar.
Padahal kematian bukanlah akhir kehidupan, namun justru merupakan awal perjalanan panjang yang jauh lebih sulit. lebih menakutkan, dan tak lagi memiliki jalan keluar ataupun tempat meminta pertolongan.
Ustadz DR.Syafiq bin Riza Basalamah dalam salah satu tausiyahnya mengatakan bahwa kematian adalah pintu menuju perjalanan panjang yang tak lagi menyisakan kesempatan untuk berubah lebih baik. Karena begitu kematian menjemput, maka kitab catatanmu pun tertutup. Bersiaplah menghadapi pengadilan besar dengan Hakim yang tak akan menyisakan satu pun perbuatan meski seberat dzarrah.
Engkau akan dimintai pertanggungjawaban atas tubuhmu, umurmu, hartamu, ilmumu. Engkau akan mendapatkan siksaan yang jauh lebih pedih dari siksaan yang ada di dunia. Dan khusus untuk bunuh dirimu yang kau tidak punya hak melakukannya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
مَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ يَتَرَدَّى فِيهِ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ تَحَسَّى سُمًّا فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَسُمُّهُ فِي يَدِهِ يَتَحَسَّاهُ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيدَةٍ فَحَدِيدَتُهُ فِي يَدِهِ يَجَأُ بِهَا فِي بَطْنِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا
"Siapa yang bunuh diri dengan terjun dari atas bukit maka ia berada di neraka jahanam dalam keadaan terjun padanya kekal selamanya.
Siapa yang bunuh diri dengan menenggak racun dan mati dalam keadaan racunnya ada ditangannya, maka ia akan menenggaknya di neraka jahanam selama-lamanya.
Siapa yang bunuh diri dengan besi, lalu besinya tersebut ada ditangannya maka ia akan menusuk-nusuk perutnya dengan besi di neraka jahanam selamanya. "
[al-Bukhâri no. 5333]
Tak ada masalah yang cukup besar saat kita kembali kepada Allah yang Maha Besar. Jangan lemah dan kalah pada masalah yang datang, sungguh Allah tak akan menzhalimi hambaNya. Tidaklah Dia akan memberi beban kecuali kita pasti sanggup menahannya.
Jadi saat masalah apapun datang, katakan ALLAHU AKBAR, sungguh Dia lebih besar dari segalanya!
___________________________________