Search This Blog

Powered by Blogger.

Archive for November 2019

Pria Tua Hidup Sendirian, Tapi Bekerja Begitu Keras. Ternyata Untuk Hal Tak Terduga Ini

Dunia ia kadang tampak kelam dengan semua berita kejahatan yang tak pernah alfa mewarnai tajuk berita. Pun demikian saya masih tetap tercengang takjub dengan benih-benih kebaikan yang juga terus menggeliat tumbuh.

Salah satunya adalah kisah mengenai Dale Schroeder, lelaki sederhana dari Iowa, Amerika Serikat yang bekerja sebagai tukang kayu di perusahaan yang sama selama 67 tahun.

Tak ada yang istimewa dari seorang Dale. Bisa dibilang hidupnya justru menyedihkan. Tumbuh di keluarga miskin, tidak mempunyai istri maupun anak. Anehnya entah untuk alasan apa,  Dale sepanjang usianya menjadi sosok pekerja keras dan bertahan hidup dengan hemat.

Ia menabung sebagian besar uang dari hasil kerja kerasnya sebagai tukang kayu. Sehari-hari,  Dale tak lebih dari seorang tukang kayu tua yang sangat sederhana,  jika tidak bisa dibilang miskin.

Tapi,  Dale selalu memiliki tabungannya,  dan ia sudah merencanakan kemana akan menghabiskannya. Dia pergi ke pengacaranya untuk mengatur kemana semua uangnya tersebut.

Salah satu teman Dale, Steve Nielsen menjadi saksi kemana uang itu dihabiskan.

Pada Steve, Dale mengatakan "Saya tidak pernah mendapat kesempatan untuk kuliah. Jadi, saya ingin membantu anak-anak untuk kuliah."

Steve yang penasaran kemudian bertanya tentang jumlah uang Dale. Dan jumlahnya sungguh mengejutkan!

Anda tahu berapa jumlah uang yang telah dikumpulkan? $3 juta atau setara dengan Rp. 4,2 M.

Steve bahkan hampir jatuh dari kursi setelah mengetahui jumlah itu. Ia segera sadar,  dengan nominal tersebut Dale tidak hanya menguliahkan satu dua anak,  tapi berpuluh-puluh anak. Belakangan Steve tahu jumlah tepatnya,  33 anak. 

Dale meninggalkan instruksi spesifik bahwa uangnya harus diperuntukkan sebagai biaya kuliah anak-anak di Iowa. Dia ingin membantu anak-anak yang  serupa dengan dirinya di masa muda, tak memiliki dana untuk kuliah.

Saat ini Dale telah tiada,  dan 33 anak-anak itu berhasil mewujudkan impian Dale. Mereka mendapatkan kesempatan yang berbeda,  ada yang menjadi guru,  dokter,  terapis,  dan lainnya. Mereka menyebut diri mereka 'anak-anak Dale'.

Kepada anak-anak tersebut, Steve menyampaikan sebuah pesab "Ada satu hal yang diminta Dale sebagai imbalan. Kamu tidak bisa membayarnya kembali karena Dale sudah tiada, tetapi kamu bisa mengingatnya dan kamu bisa meniru dia."

____

Tentu saja, Dale telah lama tiada. Ia meninggal dunia pada tahun 2005. Tapi benih kebaikan yang ditanamnya akan selalu tumbuh besar,  berbunga, berbuah,  dan melahirkan tunas-tunas kebaikan baru.

Jadi,  di mana posisi kita? Semoga kita mengambil bagian dari salah satu tunas kebaikan yang tumbuh hari ini.

_____

Sumber referensi:

Cbsnews.com

Minta Cerai Karena Suami Tak Romantis, Jawaban Suami Tambah Bikin Nangis. Tapi Ternyata

Sebagai ibadah terlama, maka tak heran jika bahtera pernikahan kerap mendapat ujian beragam dan tak jarang hal sepele dapat menjadi penyebab retaknya rumah tangga.
Termasuk urusan romantisme yang ternyata jauh dari bayangan. Inilah yang dirasakan Nia (bukan nama sebenarnya). Bertahun-tahun menikah dengan Ahsan, ia berharap karakter suaminya yang pendiam dan selalu rasional bisa sedikit melunak.
Nia mengharapkan kejutan-kejutan kecil atau gombalan yang meronakan pipi, sayangnya Ahsan tetaplah sosok suami yang bertanggung jawab tapi tak pernahbisa romantis seperti harapan Nia.
Perasaan Nia luntur dan ia bulat meminta cerai. Tentu saja Ahsan terkejut, karena menurutnya semua baik-baik saja. "Katakan, apa yang bisa kulakukan agar engkau berubah pikiran?'" tanya Ahsan kepada istrinya.
Nia berpikir sesaat dan lalu bertanya, "Seandainya ada bunga yang terletak di tepi jurang, dan aku memintanya meski membahayakan nyawamu, maukah kamu mengambilnya untukku?”
Akan aku jawab besok” Jawab Ahsan singkat.
Jawaban yang membuat harapan Nia sirna. Karakter memang susah berubah pikirnya sedih.

Referensi pihak ketiga
Saat pagi terbangun, Nia tak lagi mendapti sang suami. Namun, Ia mendapati segelas susu dan sepucuk surat.
Sayangku, maafkan aku. Inilah jawabanku: Aku tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi biarkan Aku menjelaskan alasanku.”
Kalimat pembuka yang membuat kekecewaan Nia semakin besar. Namun dilanjutkannya pula membaca surat itu. Mungkin terakhir kalinya, pikir Nia.
 “... Ketika kamu menggunakan komputer, kamu selalu bermasalah dengan program-programnya, kemudian Kamu menangis di depan monitor. Aku harus menjaga jariku, agar bisa tetap membantumu memperbaiki programnya. Kamu selalu lupa membawa kunci pintu kalau keluar rumah, jadi Aku harus menjaga kakiku untuk berlari pulang agar Kamu bisa segera masuk ke dalam rumah. Kamu suka jalan-jalan, tapi Kamu selalu nyasar di tempat yang baru, jadi Aku harus menjaga mataku agar bisa memberitahumu jalan yang benar. Kamu selalu keram setiap bulan saat “teman baikmu” datang, jadi Aku harus menjaga tanganku untuk mengelus perutmu dan meredakan rasa keram itu...”
“... Kamu selalu suka untuk tetap di rumah, dan Aku khawatir Kamu tidak memiliki teman. Jadi Aku harus menjaga mulutku, agar bisa terus menceritakan cerita-cerita lucu untuk menghilangkan kebosananmu. Kau selalu suka menatap komputer, dan itu buruk untuk matamu. Jadi Aku harus menjaga mataku, agar kalau kita tua nanti, aku bisa membantu memotong kukumu, dan membantumu menyibak ubanmu yang mengganggu, jadi Aku bisa memegang tanganmu, sambil memandang pantai berdua. kamu bisa menikmati sinar matahari, dan pasir yang indah, Sayangku, kecuali aku yakin ada orang lain yang mencintaimu lebih dari Aku. Aku baru akan rela memetik bunga itu untukmu dan mati...”
Membaca baris demi baris surat itu, Nia tak kuasa menahan tangis. Cinta yang dipikirnya sudah kandas, seketika bersemi kembali. Inilah semua kebaikan sang suami yang selama ini tertutupi saat ia mendambakan keromantisan semu ala drama percintaan yang kerap dilihatnya.
“... Sekarang Kamu sudah selesai membaca jawabanku. Kalau kamu puas dengan jawabanku, tolong buka pintu depan, karena aku sedang berdiri menunggumu sambil membawa roti dan susu segar kesukaanmu...”
Nia berlari menuju pintu depan, dan membuka pintu demi mendapati sosok pria sederhana yang tersenyum pasrah dengan memeluk erat botol susu dan roti di tangannya. Dialah, lelaki halalnya yang selama ini terus mencurahinya cinta tanpa kata.
Sahabat, cinta memang tak selalu terucap dengan kata ataupun hadiah. Namun, ingat-ingatlah semua kebaikan pasangan anda, sekecil apapun itu. Niscaya anda akan menyadari bahwa cinta tak pernah jauh dari anda. Hanya saja ia kerap hadir dalam beragam rupa.


Referensi pihak ketiga


Usaha Tidak Akan Mengkhianati Hasil, Ternyata Omong kosong Belaka. Benarkah?

Sebut saja wanita ini Maira. Ia mempersiapkan banyak hal untuk mengikuti tes CPNS tahun 2018 lalu. Untuk sampai ke tempat tes ia bahkan rela menempuh perjalanan darat selama 15 jam. Singkat cerita Maira dinyatakan lulus tes pertama (SKD) dan harus mengikuti tes final (SKB) yang kembali dilakukan di tempat pertama, 15 jam perjalanan darat dari kediamannya.


Maira mempersiapkan diri semaksimal mungkin, tak ada hari tanpa belajar dan belajar. Ia juga terpaksa mengeluarkan kocek lumayan dari hasil menjual daun pisang dan daun pandan di pasar demi memenuhi persyaratan lainnya. Membeli baju putih kemeja, kaos serta celana training untuk tes fisik. Juga menyiapkan surat kesehatan dari rumah sakit pemerintah.

Maira berangkat dari kediamannya sejak sabtu sore, sementara ujian akan dilaksanakan pada hari Senin pagi. Ia bahkan rela menumpang tidur di salah satu masjid tempatnya mengikuti tes.

Pada hari H, Maira merasa berada dalam kondisinya yang prima. Dan ia siap 'berjuang' maksimal. Saat ujian sudah mulai berlangsung, tempat ujian dihebohkan dengan salah satu peserta yang datang terlambat. Perlu kebijakan internal sebelum peserta yang terlambat ini diizinkan mengikuti tes. Sebut saja Andi.

Maira dan Andi, kebetulan duduk bersebelahan dan mereka sempat berkenalan. Maira mendengarnya sendiri bahwa Andi datang telat lantaran semalam begadang menonton pertandingan sepak bola.

Ujian demi ujian terlewati. Di sela-sela waktu ujian fisik, Andi dan Maira kembali mengobrol. Maira mendapati kenyataan bahwa rekannya itu sungguh tanpa persiapan matang mengikuti tes CPNS. Surat kesehatannya baru diurus dini hari tadi di klinik swasta. Baju olahraga pun hasil meminjam, karena lupa membeli.
Pun demikian, Maira tetap mensupportnya dan mengatakan 'semoga lulus' karena mereka memang bukan saingan dalam formasi yang sama.

Ujian selesai, dan peserta tes CPNS ini kembali ke rumah masing-masing dengan segenap asa dan doa agar memperoleh hasil terbaik. 

Pada hari pengumuman, Maira mendapati bahwa dirinya tidak lolos. Dan ia melihat nama Andi tertera sebagai salah satu peserta yang lolos menjadi CPNS.

Saat itu Maira menangis. Bahkan ia masih merasa pilu hingga hari ini. Mengingat semua doa dan usahanya seolah tak menghasilkan apa-apa. Ia tak mendapatkan pekerjaan layak, sementara ia begitu ingin membahagiakan orangtuanya dan membanggakan mereka. Maira lantas berkesimpulan bahwa pernyataan 'usaha tidak akan mengkhianati hasil' adalah omong kosong belaka.

---
Membaca kisah tersebut, saya sangat memahami kekecewaan Maira. Namun, bukankah sudah lumrah dalam kehidupan bahwa apa yang kita dapatkan tidak melulu sesuai dengan apa yang kita inginkan dan usahakan. Hal ini tentu tak lepas dari taqdir dan kehendak Allah Ta'ala yang kesemuanya memiliki hikmahnya sendiri.
Pun demikian, terkadang kita mengedepankan prasangka buruk sehingga tak bisa 'membaca' hikmah di balik apa yang telah Allah tetapkan.
Bisa saja, Allah menyelamatkan Maira dari segala 'sisi negatif' pegawai negeri. Bisa saja Allah menghendaki Maira terselamatkan dari sifat sombong dan yang semisal. Bisa saja Allah telah menyiapkan hal yang jauh lebih baik untuk Maira di depan sana.
Bersabar dan bersyukur dalam setiap keadaan memang hal mudah diucapkan tapi tak selalu mudah dilaksanakan. Butuh keimanan dan keyakinan untuk menjalankannya.
Saya pribadi percaya bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil. Namun hasil yang diperoleh tidak sellau persis sama dengan apa yang kita inginkan.
Bagaimana menurut anda?


----
Sumber Referensi:

kisah Quoran

Gaya Hidup Wanita Kaya Raya Ini Menohok Orang Yang Sok Kaya

Saya suka bermain-main di Quora. Menemukan pertanyaan-pertanyaan hebat dan jawaban luar biasa. Salah satunya adalah kisah ini.


Sebut saja Ani, seorang bos wanita yang berusia paruh baya. berbeda dengan kebanyakan bos wanita yang kerap digunjingkan karyawatinya dengan nada iri atau cemooh, Ani justru menuai banyak pujian.
Wanita yang wajahnya terlihat seperti baru pertengahan 30an ini adalah sosok yang humble dan sederhana. Padahal pengalaman hidup dan kekayaannya terbilang luar biasa.

Ia lama tinggal di luar negeri bersama suaminya, deretan mobil koleksi suaminya pun adalah mobil-mobil mewah keluaran Eropa. Tapi, semua itu seolah tak terlihat dalam kesehariannya, saking sederhananya beliau. Alih-alih busana desainer ternama, Ibu Ani merasa bangga dan nyaman dengan baju Batik khas Indonesia. Beliau bahkan membawa bekal makanan sendiri dari rumah dan tak malu memakannya dengan kerupuk yang biasa dijual di warung-warung pinggir jalan.

Perihal kerupuk inilah yang membuat banyak kenangan manis bersama karyawannya. Setiap jam makan siang, karyawannya berpamitan keluar seraya menanyakan, "ibu mau titip apa?"
Ibu Ani kemudian akan mengeluarkan selembar uang seratus ribuan (tidak pernah kurang) dan menitipkan 1 buah kerupuk di warung. Kerupuk seharga Rp 2000.


Pun demikian, bu Ani Tak pernah mau menerima kembalian dari uang yang diberikannya. Maka, tak ayal hal ini menjadi berkah tersendiri bagi karyawan yang dititipi kerupuk. Agar adil, para karyawannya bergiliran sendiri agar semua merasai makan gratis dengan uang kembalian pembelian kerupuk sang bos.

Hal ini terus berlangsung selama bertahun-tahun, dan tak pernah ada yang tahu apakah sang bos benar-benar menyukai kerupuk ataukah itu caranya mentraktir anak buahnya tanpa perlu memamerkan diri.

Jika dibicarakan kebaikan sang ibu bos tak ada ujungnya. perhatian kepada supir hingga kesahajaan yang justru membuat malu karayawatinya. Beliau ini tak pernah memakai tas branded dengan harga fantastis. Tas yang dipakainya bahkan tak jarang serupa dengan tas karyawatinya, hingga tak jarang membuat karyawatiny atak enak hati.
Hingga salah satu karyawati yang penasaran tak sanggup menahan tanya, "mengapa ibu sangat sederhana?"
Sang ibu bos kemudian menjawab, “Naik itu gampang, tapi tidak semua orang sanggup untuk turun”
Jawaban singkat yang jika direnungi niscaya menjadi sumur hikmah yang sangat dalam.
Semoga kita mengambil manfaat.
----
Sumber Referensi:
Kisah salah satu Quoran

Batal Menikah Karena Ambisi Calon Mertua, Uang Seserahan Pun Melayang

pernikahan bukanlah hal main-main yang bisa dibatalkan semudah membalik telapak tangan. Namun, dengan beragam alasan, pembatalan pernikahan menjelang hari H banyak kita saksikan di sekeliling kita.
Ada kalanya kita baru menyadari 'kekurangan' pasangan yang sama sekali tidak bisa ditoleransi, atau kita justru baru menyadari perasaan sendiri. Dalam kasusu ini, tak banyak yang berani memutuskan untuk membatalkan pernikahan karena menjaga nama baik keluarga besar. Namun, tak sedikit pula yang memilih malu saat itu ketimbang harus bercerai di kemudian hari.
Dan tentu banyak pula pembatalan pernikahan sepihak karena alasan yang sungguh membuat pilu, salah satunya kisah berikut ini.

Referensi pihak ketiga
Sebut saja Paijo dan Marni (bukan nama sebenarnya), kedua sejoli ini tinggal di desa yang sama, bahkan jarak rumah keduanya hanya sekitar 2 km. Saling mencinta sejak lama dan lamaran pun telah diterima. Paijo bahkan telah menyerahkan seserahan berupa barang dan uang tunai sebagai biaya pernikahan sederhana berbilang belasan juta rupiah.
Namun, taqdir memang kerap tak terduga, tanpa alasan keluarga Marni membatalkan pernikahan selang beberapa ihar sebelum hari H. Marni pun tak kuasa menolak titah sang ayah, ia bahkan tak terlihat dimanapun. Ayah Marni hanya diketahui tengah mengikuti pemilihan kepala desa dan mereka berjanji akan mengembalikan uang Paijo setelah pemilihan selesai.
Tak salah jika Paijo memiliki praduganya sendiri, bahwa uang seserahannya telah dihabiskan sang calon mertua sebagai biaya pencalonan kepala desa. Sehari setelah pembatalan pernikahan, salah satu keluarga Marni datang menemui Paijo dan keluarganya. Memberitahu ihwal sebenarnya.
Malam sebelumnya, seorang tamu dari ibu kota tiba, membawa uang puluhan juta sebagai mahar melamar Marni. Ayah Marni yang membutuhkan dana segar untuk pencalonan kepala desa segera menerima uang tersebut tanpa pikir panjang.
Tentu saja, ayah Marni harus membatalkan pernikahan putrinya dengan Paijo, karena saat itu ia telah menukar putrinya dengan uang senilai puluhan juta. Marni dibawa ke ibu kota setelah pernikahan sirri yang digelar mendadak.
Tahukah sahabat, dimana tragedi ini berujung? Sang ayah gagal dalam pemilihan kepala desa. Jangan tanya soal pengembalian uang keluarga Paijo, tak ada yang tersisa, bahkan kebahagiaan putrinya pun terbang entah kemana.

Referensi pihak ketiga

Ambisi, dalam suatu sisi adalah apa yang mendorong seseorang untuk terus maju dan meraih 'puncak kesuksesan'. Namun, tanpa kebeningan hati, ambisi tak lebih pisau berkarat yang akan melukai diri dan orang-orang terkasih di sekeliling kita.
Semoga kisah ini menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa ada hal-hal yang terlalu berharga untuk ditukar dengan rupiah dan jabatan belaka.
---
Sumber Referensi:
Salah satu kisah Quoran

Mengenali Kejeniusan Orang lain Dengan 3 Pertanyaan, Berani menjawab?

Di salah satu topik diskusi Quora yang saya ikuti, naik sebuah pertanyaan "Bagaimana kamu mengenali seorang yang jenius dengan 3 pertanyaan?"

Saya seketika menyukai jawaban seorang ibu guru dari Kolaka, Sulawesi Tenggara. Ibu ini membawakan kisah tentang seorang pria muda yang datang mengikuti wawancara kerja.
Sang pewawancara memberikan 3 pertanyaan:
  1. Harga asli laptop saya 40.000 Rupee. Bagaimana cara anda menjual laptop saya dengan harga 80.000 Rupee?
  2. Bagaimana anda membuktikan bahwa anda adalah orang yang berani dan percaya diri?
  3. Anda tidak tahu nomor telepon saya sekarang. Bagaimana anda bisa memberitahu saya nomor telpon saya sendiri?

Menghadapi 3 pertanyaan tersebut, sang pemuda kemudian meminta izin melihat laptop sipewawancara dan meminta secarik kertas. Pemuda itu memegang laptop di tangannya aan menuliskan sesuatu di secarik kertas tersebut. Tanpa berkata apapun, pemuda itu bergegas keluar ruang wawancara dengan membawa serta laptop pewawancaranya.

Pewawancara menunggu sesaat dan dengan kebingungan menemukan bahwa di secarik kertas yang tadi diminta pemuda itu tertulis sebuah nomor telepon. Pewawancara segera mencoba menghubungi nomor tersebut dan menemukan suara si pemuda di seberang sana. "Hey, kemana and apergi dengan membawa laptop saya?" tanya si pewawancara dengan suara bernada emosi.

Dengan santai pemuda tersebut menjawab di telepon, "Jika anda ingin laptop anda kembali, beri saya 80.000 Rupee."

Si pewawancara segera menyadari apa yang terjadi dan mulai tersenyum lebar, "Oke, anda berhasil. Kembalilah ke ruangan saya." katanya seketika.

Saat sudah kembali di ruangan, si pewawancara berkata, "Anda sudah memberi jawaban benar untuk pertanyaan pertama, lantas bagaimana dengan pertanyaan kedua dan ketiga?"

Pemuda itu kemudian mengatakan bahwa ia telah memberikan jawaban ketiga pertanyaan itu sekaligus. "Anda tadi menelpon saya, dan saya sangat bisa menyebutkan nomor ponsel anda sekarang. Adapun soal keberanian dan percaya diri, tidakkah anda melihat saya keluar dari ruang wawancara di tengah-tengah wawncara dengan laptop anda bersama saya. Itu menunjukkan keberanian saya. Dan saya sangat yakin bahwa anda akan menelpon saya, itulah bukti kepercayaan diri saya."
--------------
Pemuda ini menunjukkan kejeniuasannya dengan menjawab 3 pertanyaan dengan hanya melakukan 1 tindakan. Sebuah kemmapuan berpikir cepat dan mengambil keputusan yang tidak semua bisa dilakukan oleh orang lain.

Tentu jika kita ingin berdiskusi lebih lanjut, maka membawa pergi barang orang lain dan mengancam bukanlah tindakan yang dibenarkan. Namun, poin yang disoroti adalah kemampuannya menyelesaikan 3 hal dengan 1 tindakan.

Tentu saja semua orang akan memiliki jawaban dan cara berbeda untuk ketiga pertanyaan tersebut. Bagaimana dengan anda? Apa yang akan anda lakukan?
---


Pria Kaya Melamar Jadi Kuli Bangunan, Alasannya Adalah Bukti Bahwa Kaya Tak Selalu Bahagia

Menjadi kaya dan memiliki apapun tak menjamin kehidupan kita akan berjalan sempurna dan bahagia. Ada hal-hal yang bagi kebanyakan orang adalah kebahagiaan sederhana namun sama sekali tak bisa dinikmati oleh sebagian orang yang notabene memiliki banyak harta.

ilustrasi
Sebut saja Pak Jo, usianya di awal 40 tahun. Belum menikah, namun sangat humble dengan orang-orang di sekelilingnya. Ia memiliki beberapa toko sembako yang terbilang sukses, pendapatan bersihnya setiap hari tak kurang dari Rp 30 juta.
Tempat tinggal Pak Jo tak jauh dari kos-kosan yang dihuni para mahasiswa,dan karena keramahannya, Pak Jo bergaul akrab dengan para mahasiswa tersebut. Apa yang membuat para mahasiswa balik menyukainya bukan semata soal keramahannya namun karena hampir setiap hari mereka mendapat kiriman makanan dari Pak Jo.
Tentu makanan lezat dengan aneka lauk yang jauh berbeda dengan menu ala anak kos. Sebagian mahasiswa sudah sangat memahami kebiasaan tersebut, bahwa Pak Jo sama sekali tak bisa menikmati makanan lezat tersebut. Ia hanya akan memakan maksimal 3 suap dan kemudian memberikan semua menu makanannya kepada para mahasiswa yang dekat dengannya.
Suatu hari, Pak Jo menelpon Afif, salah satu mahasiswa yang biasa mendapat hibah makanannya. Pak Jo meminta dijemput di sebuah bangunan tinggi yang ternyata belum selesai. Dengan keheranan Afif datang ke sana dan mendapati Pak Jo dalam keadaan yang tak biasa. Ia tengah mengecat dinding di salah satu ruangan dengan para kuli lainnya.
Melihat Afif, Pak Jo dengan riang mengajaknya segera pergi dan berkata, "Ayo, Fif, kita makan di depan. Aku lapar sekali."
Dan hari itu Afif melihat Pak Jo makan dengan lahap bahkan meminta tambahan porsi makan di warung pinggir jalan dengan menu nasi pecel. Belakangan Afif tahu, pak Jo sengaja melamar pekerjaan berat semacam kuli bangunan untuk merasakan kelelahan maksimal sehingga bisa menikmati makanan yang selama ini tak bisa dirasakannya.
Terkadang menikmati hal-hal biasa adalah kemewahan bagi orang tertentu. Kisah Pak Jo adalah salah satu bukti bahwa kekayaan tidaklah serta merta membuat segalanya menjadi nyaman dan bahagia.
Ada hal-hal yang justru bisa dinikmati hanya setelah kita bekerja fisik dengan sangat keras, dan ini bukanlah apa yang bisa dialami oleh orang-orang dengan kekayaan di seluruh sisi hidupnya.
Apakah sahabat pernah melihat hal serupa? Hal-hal yang justru tak bisa dinikmati oleh orang-orang dengan harta melimpah?
----
Sumber Referensi:
Tanya jawab kehidupan dalam forum Quora

Tukar 'Kehormatan' Demi Biaya Berobat Suami, Namun Akhirnya Diselingkuhi. Maka, Ambillah Pelajaran Wahai Wanita!

Dalam salah satu tanya jawab Quora, saya membaca sebuah kisah yang menyesakkan. Kisah ini saya tulis ulang dengan harapan kita tak perlu merasakan kepahitan yang sama, cukuplah belajar dari apa yang terjadi pada wanita ini. Sebut saja namanya, Arum.

Wanita ini terpaksa bekerja menjadi pembantu rumah tangga, setelah suaminya menderita sakit yang mebuat sang suami hanya terbaring di tempat tidur. Otomatis, biaya sekolah dan biaya berobat sang suami menjadi beban yang harus diambil alihnya.
Pada awalnya ia menyukai pekerjaannya. Majikannya pasangan suami istri yang baik dan harmonis meski belum memiliki anak. Keduanya pun sama-sama bekerja. Namun, entah karena apa sang majikan pria mulai berubah.
Majikannya seolah mengintai dan senantiasa mengawasi setiap pekerjaannya. Awalnya Arum mengira, bahwa sang majikan mencurigainya akan mencuri atau belum mempercayainya dalam mengurus rumah mereka. Namun, semua terjawab saat majikan wanitanya sedang dinas ke luar kota.
Majikan prianya datang dan mengaku tertarik kepada Arum. Ia menawarkan sejumlah uang untuk melayaninya. Namun, Arum menolak tegas. Pun demikian, belum mendapat pekerjaan lain, Arum terpaksa meneruskan bekerja di rumah tersebut. Majikannya pun tak bersikap kurang ajar atau memaksanya. Hanya terus-menerus memperhatikannya.
Sementara itu, kondisi suami Arum mengharuskannya menjalani terapi agar bisa kembali pulih. Tentu bukan biaya yang murah, terlebih di saat yang sama anak Arum membutuhkan dana yang cukup besar untuk keperluan sekolahnya. Maka, saat sang majikan kembali memberi penawaran serupa Arum memutuskan mengiyakan.
Terhitung Arum melakukan 3 kali pelayanan, hingga mendapatkan uang yang cukup besar. Pengobatan suaminya berjalan lancar dan menunjukkan progress sembuh yang signifikan. Pun begitu, Arum selalu dibayangi penyesalan dan rasa bersalah. Ia pun memutuskan bertaubat dan berhenti, agar tak kembali tergoda mendapatkan uang instan.
Allah berkehendak bahwa suaminya sehat kembali dan sudah bisa kembali bekerja. Arum merasa cukup lega namun memutuskan untuk tetap mencari kerja untuk menopang keluarga jika hal-hal buruk kembali terjadi.
Sayangnya, kebahagiaan tak berlangsung lama. Arum mendapati suaminya berselingkuh dengan seorang wanita. Arum teringat akan 'dosanya' sendiri dan merasa bahwa pengkhianatan sang suami adalah karma atas perbuatannya dengan sang majikan. Arum kemudian memutuskan bercerai dan menghidupi anaknya sendiri.

Apa yang saya pelajari dari kisah kehidupan Arum bukanlah tentang karma sebagaimana yang dipikir Arum tengah diterimanya. Namun, tentang membuat keputusan yang tepat dalam situasi super sulit.
Sebagai seorang muslimah, saya percaya keimanan akan membuat kita berpedoman pada perkara halal haram sesuai tuntunan syariat. Betapa banyak orang yang 'terpaksa' memilih jalan yang salah karena merasa dalam kondisi terdesak, namun jika kita pikirkan secara tenang, maka hal tersebut hanyalah bukti lemahnya keimanan kita.
Pun demikian, menyadari kesalahan dan bertaubat adalah sebaik-baik jalan kembali. Semoga kita bisa mengambil ibrah atas setiap peristiwa dan memilih pilihan terbaik dengan menggenggam erat-erat pedoman yang tertuang di dalam Al Qur'an dan Al Hadist.
Semoga Allah mudahkan setiap kerumitan hidup kita, dan hanya kepadaNyalah kita meminta pertolongan.
---
Paser, 15 November 2019

Masyaa Allah, Bikin Baper. Selama 18 Tahun Pria Ini Selalu Tinggalkan Pesan Romantis dan Uang Belanja di Meja Makan





Salah satu kebahagiaan terbesar seorang wanita adalah mendapatkan suami yang bertanggung jawab lagi romantis. Inilah yang dirasakan oleh seorang wanita asal negeri jiran, Malaysia, Rohaita Baharuddin.
Adalah Ahmad Zakimi Abdullah, sosok suami asal Malaysia yang membuat para netizen wanita bergelar istri mendadak baper setelah surat romantis dan uang belanja untuk istrinya menjadi viral.
Selama 18 tahun ada sebuah kebiasaannya yang tak pernah berubah. Ahmad selalu meninggalkan uag belanja yang disertai pesan manis dalam selembar kertas dengan tulisan 'uang belanja hari ini' yang disertai dengan ayat Al-quran dan kata cinta.
"Belanja anak-anak, okay. I love you," begitu tulisnya.
Biasanya ia akan mengirim Whatsapp terlebih dahulu 'Nanti coba cek meja. Mungkin ada rezeki. I love you.'
Jika tidak, istrinya yang sudah hapal kebiasaannya akan memeriksa sendiri di atas meja makan pesan apa yang ditinggalkan sang suami.
"Jika saya sedang tak sibuk, saya akan berbagai sepotong ayat Alquran atau hadist di sebuah kertas. Jika saya sedang sibuk, saya akan meninggalkan catatan sederhana, atau hanya uang. Setiap hari saya memang memberi istri uang untuk mencukupi kebutuhan. Hal ini dimulai dari 18 tahun yang lalu. Ya, itu memang tugas suami untuk keluarganya. Itulah tanggung jawab seorang suami sebagai kepala keluarga," imbuhnya.
Bahkan meski Rohaita juga bekerja dan menghasilkan uang sendiri, Ahmad melarangnya menggunakan uang pribadi untuk mencukupi keperluan keluarga.
Pria yang berprofesi sebagai dokter ini pun menjelaskan bahwa anggaran kebutuhan keluarga biarlah menjadi tanggung jawabnya. Ahmad juga meminta Rohaita untuk menggunakan gaji sang istri itu demi kesenangan sendiri.
Masyaa Allah, semoga keluarga ini senantiasa diberikan sakinah, mawaddah, dan rahmah. Dan begitu pula dengan keluarga kita.
Para wanita tak perlu baper ya. Setiap suami tentu memiliki kebaikannya masing-masing. Perbanyaklah mengingat kebaikan pasangan anda maka niscaya segala kekurangannya tak akan menjadi masalah.
Dan bagi para suami, jika berat bersikap romantis setiap hari, cukuplah sesekali memberikan hadiah kejutan. Tak perlu yang mewah dan mahal, karena hakikat sebuah hadiah adalah perhatian dan ketulusan yang insyaallah akan mengekalkan cinta pasangan suami istri.
---
Sumber Referensi:
Detik.com

10 Alasan Wanita Berat Dipoligami, Begini Nasehat Ustadz Abduh Tuasikal

Hal-hal viral di dunia maya memiliki banyak sisi untuk dikulik dan diambil hikmah, tak terkecuali perihal 'layangan putus'. Mengikuti kisah tersebut bermunculan tulisan-tulisan lain dalam beragam pro kontranya, tak ketinggalan para psikolog pun turut mengemukakan pendapatnya.

Poligami, memang selalu menuai kontroversi tak peduli bahwa aturannya termaktub jelas di dalam Al Qur'an.
Dulu, saya ternganga takjub ketika mendapati sebagian ummahat dengan getol menawarkan suaminya, mencari adik madu. Diam-diam hati saya berkecamuk, apakah penerimaan terhadap syariat poligami memang harus ditunjukkan dengan cara yang sedemikian rupa itu. Oh, kalau begitu saya belum sanggup, pikir saya kala itu.

Belakangan, semakin dalam mengkaji saya merasa tenang dengan tausiyah seorang ustadz (saya lupa pada kajian yang mana saya mendengarnya).
Yang pada intinya, jika saya sederhanakan (semoga saya tidak salah memahami) tak ada wanita yang siap berbagi, karena cemburu adalah fitrah wanita. Maka, tetap termasuk menjaga kehormatan suami dengan tidak menawarkannya ke sana ke mari, kecuali dalam situasi tertentu yang memang mengharuskan demikian. Namun, ketika taqdir poligami itu datang, terimalah dengan keikhlasan dan kesabaran.

Ikhlas dan sabar memang dua kata yang teramat mudah dilisankan namun prakteknya kadang-kadang begitu mudah ambyar pula dengan kebaperan khas wanita. Maka, berikhtiarlah dengan meningkatkan keimanan. Semoga ketika ujian datang (dalam bentuk apapun) bisa menjadikannya sebagai sarana ketaatan.


Pagi ini saya membaca tulisan Ustadz Abduh Tuasikal di laman Rumaysho.com dan saya seketika memforwardnya kepada suami saya yang masih berada di luar kota (khas ibu-ibu banget...hahaha).

Begini isinya:

Sebagian wanita khawatir sekali jika suaminya memilih poligami … 
Tahu tidak kenapa?
.
Alasan pertama …

Karena istri tersebut sangat menyayangi suami.
.
Alasan kedua …

Karena istri tersebut takut suaminya melalaikan dirinya.
.
Alasan ketiga …

Karena istri tersebut takut suaminya melalaikan anak-anaknya.
.
Alasan keempat …

Karena istri tersebut khawatir suaminya tidak bisa adil dalam hal nafkah.

Walau masalah cinta sulit untuk dibuat adil.
.
Alasan kelima …

Karena istri tahu bahwa suami tidak bisa adil dalam memberikan jatah malam antara istri tua dan muda. Padahal tidak bisa adil dalam hal ini, kena ancaman berat pada hari kiamat.
.
Alasan keenam …

Karena istri merasa suami masih kurang berilmu, sehingga sulit membina rumah tangga poligami dengan baik.
.
Alasan ketujuh …

Karena istri tidak mau keluarga besarnya yang belum paham kecewa dan sedih.
.
Alasan kedelapan …

Karena istri merasa keinginan suami hanya ingin dibilang paling mengikuti sunnah, bukan lillahi ta’ala.
.
Alasan kesembilan …

Karena istri tidak mau suami merusak rumah tangga yang telah lama dibangun.
.
Alasan kesepuluh …

Karena istri tidak mau jauh dari suami, ingin terus bersama, sehidup sesurga.
.
So …

Syukurlah kalau alasannya seperti itu ada pada istri Anda. Itu tanda istri benar-benar menyayagi Anda, maka jagalah ia dengan baik. Setiap yang punya keinginan berpoligami seharusnya memikirkan bahwa melanjutkan rumah tangga itu lebih mudah daripada membangun dari awal lagi.
.
Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.

Muhammad Abduh Tuasikal

------
Jangan kepo apa balasan dari suami saya ya.... ^_^

- Copyright © Sara's Talk - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -