Search This Blog

Powered by Blogger.

Archive for May 2020

Merasa Lebih Baik Dari Orang Lain? Waspadai Virus Kesombongan, Ingat 2 Hal Ini!

Setiap kita mungkin pernah dihinggapi kesombongan meski kadarnya berbeda-beda. Padahal Rasulullah sudah mengingatkan setiap muslim, bahwa tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan meski hanya seberat debu.
Astaghfirullah, berat ya. Bagaimana jika kita suka dengan sepatu branded atau pakaian indah, apakah termasuk kesombongan?


Referensi pihak ketiga
Dulu, para sahabat pun bertanya kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, ‘Sesungguhnya setiap orang suka memakai baju yang indah, dan alas kaki yang bagus apakah ini termasuk sombong?’.
Coba perhatikan jawaban Rasulullah, ‘Sesungguhnya Allah Maha Indah dan mencintai keindahan, kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain’.

Referensi pihak ketiga
Begitulah, kesombongan itu bukanlah dari tampilan fisik, tapi urusan hati. Orang yang merendahkan manusia lain, karena ia merasa lebih mulia, lebih baik dari orang lain.
Jika terbersit di hati kita yang demikian, Ingatlah pesan seorang ulama, yaitu Abdullah Al-Muzani rahimahullah, beliau berkata,
“Jika iblis memberikan was-was kepadamu bahwa engkau lebih mulia dari muslim lainnya, maka perhatikanlah:
  1. Jika ada orang lain yang lebih tua darimu, maka seharusnya engkau katakan, ‘Orang tersebut telah lebih dahulu beriman dan beramal shalih dariku, maka ia lebih baik dariku’.
  2. Jika ada orang lainnya yang lebih muda darimu, maka seharusnya engkau katakan, ‘Aku telah lebih dahulu bermaksiat dan berlumuran dosa serta lebih pantas mendapatkan siksa dibanding dirinya, maka ia sebenarnya lebih baik dariku’.
Demikianlah sikap yang seharusnya engkau perhatikan ketika engkau melihat orang yang lebih tua atau yang lebih muda darimu.”
Masyaallah, mengingat 2 hal tersebut niscaya meruntuhkan kesombongan di dalam hati. Bahkan bisa jadi kita tersedu-sedu mengingat banyaknya kekurangan diri dan dosa yang terus bertambah.
Semoga kesadaran yang demikian membuat kita (khususnya saya pribadi) lebih bersemangat untuk memperbaiki diri. Insyaallah.
---
Sumber Referensi:
muslim.or.id
Tag : , ,

3 Nasehat Salman Al Farisi Ini 'Menampar' Manusia Yang Banyak Omong

Lisan adalah apa yang paling sering menjerumuskan kita pada kelalaian dan kesalahan. Yang setelah terucapkan, tak jarang kita menyesalinya dalam banyak cara. Maka tak heran, jika muncul pepatah bahwa diam adalah emas.
Adalah Salman al-Farisi radhiallahu 'anhu, beliau adalah salah satu sahabat Nabi shalallahu 'alaihi wasallam yang terkenal sebagai ahli strategi di perang Khandak.
Suatu hari seorang lelaki mendatangi Salman al-Farisi radhiallahu ‘anhu untuk meminta Nasehat. Salman kemudian menjawab singkat dengan mengatakan, “Jangan berbicara!”
Lelaki itu menjawab, “Seseorang yang hidup di tengah-tengah manusia tidak mampu untuk tidak berbicara.”
Maka Salman berkata, “Jika engkau berbicara, bicaralah dengan kebenaran, atau jika tidak diamlah.”
Lelaki itu mengangguk dan kemudian meminta tambahan nasihat lainnya. Salman kemudian berkata, “Jangan marah!”
Lelaki itu berkata, “Bagaimana jika seseorang berbuat sesuatu yang membuatku tidak bisa menahan diri?”
Maka Salman berkata, “Kalau engkau marah, tahanlah lisan dan tanganmu.”
Lelaki itu mengangguk dan kembali meminta tambahan nasihat. Salman kemudian berkata lagi, “Janganlah engkau bergaul dengan manusia!”
Si lelaki menjawab, “Orang yang hidup bersama manusia tidak bisa tidak bergaul dengan mereka.”
Maka Salman berkata, “Jika engkau bergaul dengan mereka, jujurlah dalam berucap dan tunaikanlah amanat.”
----
Tiga nasehat Salman Al Farisi ini sejatinya berlaku sepanjang masa, termasuk bagi kita semua generasi akhir zaman. Sungguh menjaga lisan dari berkata bohong, mencela, atau berlaku dzalim adalah perkara sukar kecuali bagi orang-orang yang memiliki kebeningan jiwa. Terutama di mana kemajuan teknologi membuat kita bebas terhubung dengan siapa saja, termasuk mengomentari segala sesuatu bahkan yang tidak kita ketahui, kecuali sedikit.
Semoga tulisan singkat ini menjadi pengingat bagi kita semua, khususnya diri saya sendiri.
wallahu a'lam

----
Tanah Grogot, Masa Pandemi Covid-19, 14 Ramadhan 1441 H
Tag : ,

Amalannya Biasa Saja, Tapi Dikabarkan Nabi Sebagai Penghuni Surga. Ternyata

Sebagai muslim sudah menjadi bagian aqidah kita untuk menyakini apa-apa yang dikabarkan oleh Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam, karena segala perkataan beliau adalah bersumber dari wahyu.

Referensi pihak ketiga
Salah satunya ketika Nabi shalallahu 'alaihi wasallam mengabarkan kepada sahabat-sahabatnya, ‘Sebentar lagi akan datang seorang laki-laki penghuni Surga.’
Mengikuti perkataan Nabi lewatlah sorang laki-laki dari Anshar di hadapan mereka dengan bekas air wudhu masih membasahi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal.
Selama 3 hari berturut-turut Nabi mengabarkan hal serupa, dan selalu lelaki Anshor itu lewat dengan keadaannya sebagaimana pertama dilihat para sahabat lainnya.

Referensi pihak ketiga
Adalah Abdullah bin Amr bin Ash yang kemudian merasa penasaran dan kemudian mengikuti lelaki Anshar tersebut, penghuni surga yang masih berjalan di bumi. Abdullah mengemukakan sebuah alasan agar diizinkan bermalam 3 malam di rumah lelaki Anshor tersebut, dan lelaki itu pun mempersilahkannya.
Selama tiga hari tiga malam menginap, Abdullah bin Amr bin Ash merasa bingung apa keutamaan lelaki ini, sampai Nabi mengabarkannya sebagai penghuni surga. Padahal selama masa itu ia tidak pernah mendapatinya sedang qiyamul lail, hanya saja tiap kali terjaga dari tidurnya ia membaca dzikir dan takbir hingga menjelang subuh. Kemudian mengambil air wudhu.
Abdullah hampir meremehkan amal lelaki Anshor itu karena merasa tak ada yang istimewa, akhirnya ia menceritakan dengan jujur tujuannya menginap di rumah lelaki tersebut setelah menceritakan perkataan Nabi.
"Sejujurnya aku tidak melihatmu mengerjakan amalan yang berpahala besar. Sebenarnya amalan apakah yang engkau kerjakan sehingga Rasulullah berkata demikian?’
Kemudian lelaki Anshar itu menjawab, ‘Sebagaimana yang kamu lihat, aku tidak mengerjakan amalan apa-apa, hanya saja aku tidak pernah mempunyai rasa iri kepada sesama muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya.’
Abdullah bin Amr berkata, ‘Rupanya itulah yang menyebabkan kamu mencapai derajat itu, sebuah amalan yang kami tidak mampu melakukannya’.”

kisah ini mengajari kita sebuah amalan penghantar ke surga, terlihat sepele namun sedikit yang mampu mengamalkannya, memiliki hati yang jernih, yang tak pernah iri ataupun hasad kepada sesama muslim lainnya.
Meski tak mampu menyamainya, semoga kisah ini cukup menginspirasi agar kita mulai membenahi hati.
Semoga bermanfaat!

Referensi pihak ketiga

Sumber Referensi:
kisahmuslim.com/440-menjadi-penghuni-surga-karena-tidak-hasad.html

Sedekah 1 kg Tepung, Aktor Ini Diremehkan. Saat Lihat Isinya Orang-orang Miskin Menangis



Di masa senang, apalagi di masa sulit seperti saat ini selalu ada orang-orang 'bermental miskin' hingga bantuan dan sedekah tepat sasaran agak sukar dilakukan. Banyak masyarakat yang 'gelap mata' dengan beragam bantuan hingga dengan segala daya upaya berusaha mendapatkan bantuan tersebut bahkan jika terpaksa harus mengaku miskin atau memalsukan data, hingga terkadang orang yang benar-benar membutuhkan justru tidak mendapatkan bagian.

Referensi pihak ketiga
Baru-baru ini Amir Khan mendadak jadi perbincangan hangat publik. Aktor 55 tahun ini disinyalir merupakan aktor dibalik sedekah tepung yang fenomenal.
Disebutkan bahwa Ia mengirimkan truk berisi tepung dengan kemasan 1 kg ke pinggiran New Delhi dan mengijinkan setiap warga yang membutuhkan untuk mengambilnya. Khususnya warga miskin yang terdampak Lockdown di masa pandemi Covid-19.
Namun tampaknya, 1 kg tepung bukanlah bantuan yang diminati masyarakat luas, apalah arti sekilo tepung pikir kebanyakan orang. Maka begitulah, bantuan itu sepi peminat.
Yang datang, hanya masyarakat yang benar-benar membutuhkan yang tahu benar betapa berartinya sekilo tepung. Orang-orang yang benar-benar tidak mampu tetap menghargai sekilo tepung itu karena mereka memang membutuhkannya untuk membuat makanan.
Dan bisa dibayangkan betapa terkejutnya mereka ketika tiba di rumah dengan bantuan sekilo tepung tersebut. Ternyata donasi tersebut bukanlah sekedar 1 kg tepung biasa. Di dalamnya, disisipkan uang tunai sebesar 16.000 Rupee yang setara sekitar 3 juta rupiah.
Masyaallah.
Amir Khan, belakangan mengkonfirmasi bahwa dia bukanlah sosok yang berada di belakang bantuan luar biasa tersebut. Meski sampai saat ini tidak diketahui siapa donatur tersebut, namun ia telah melakukan aksi mulia nan cerdas dengan memahami psikologis kebutuhan manusia, begitulah caranya memastikan agar bantuannya sampai ke tangan yang tepat, mereka yang benar-benar membutuhkan bukan yang sekedar merasa membutuhkan.
Di beragam situasi selalu ada hikmah terselip. Termasuk di masa-masa sulit seperti saat ini. Dimana hampir seluruh dunia merasakan dampaknya terhadap perekonomian masyarakat. Namun, kebaikan selalu punya tempat, dan kisah ini adalah salah satunya.
Semoga menginspirasi!
---
Sumber Referensi:
intipseleb.com

- Copyright © Sara's Talk - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -