Kau…
Layaknya bintang
Kukagumi sepenuh hati
Meski tak berharap memiliki,
Dan ketika, awan-awan harapan
Menyampaikan pendarmu padaku
Aku cair oleh kemilaumu
Karena aku,
Hanyalah setetes embun
Yang bersembunyi di rimbun
bayang-bayang
***
Melihatmu
kali pertama saat pertemuan lintas cabang, terpukau aku atas semua
gerak-gerikmu. Begitu apa adanya, sederhana tapi penuh pesona. Hatiku langsung
terjerat pendarmu. Sayangnya, bukan hanya aku yang berpikir demikian, tapi juga
hampir semua wanita yang berada di
sekitarmu.
Pagi
itu, langit baru membuka mata, ketika Mba
Ovi tiba-tiba membawamu ke hadapanku, “Dek, kenalin teman satu timku…Odi”.
Masih
setengah terpaku aku berusaha tersenyum….”Syaza….”ucapku pelan.
“Oh
ini, yang sering diceritain Ovi” Ujarmu tersenyum lucu. Berkerut keningku,
entah cerita apa yang kau dengar dari Mba Ovi tentangku.
“Anak kodok yang menjelma jadi putri embun, maskot
komisariat yang gak bisa diam”. Ujarmu dengan wajah yang tak mampu menyembunyikan
tawa.