Posted by : Sara Amijaya Monday 15 April 2019

Bermain game menjadi alternatif saat ini untuk menghabiskan waktu, tidak hanya anak-anak, orang dewasa tak kalah tergila-gilanya jika sudah berhadapan dengan game tertentu.
Bermain game konon memang menstimulus otak, pun demikian menjadi kecanduan tentu suatu hal berbeda. Sebuah kisah nyata berikut semoga menjadi kontrol orangtua untuk membatasi dan mengatur ulang waktu bermain anak-anak.

Referensi pihak ketiga
Ririn Ike Wulandari, seorang ibu yang membagikan kisahnya agar menjadi pelajaran para orangtua lain. Pada awalnya, Ririn begitu tercengang saat mendapati tagihan kartu kredit yang harus dibayarnya mencapai Rp6 juta, sementara ia merasa tak pernah berbelanja sebanyak itu.
Ia pun bergegas memriksa histori pesanan dan menemukan banyak pembelian berupa item game Mobile Legends. Ririn segera menyadari bahwa itu adalah ulah anaknya. Pasalnya, sang anak pernah ketahuan diam-diam membeli item game melalui transaksi di salah satu mini market. Saat itu Ririn sudah menegur anaknya dan memintanya untuk tak menghambur-hamburkan uang dengan membeli item game.
Setelah itu, tampaknya sang anak menemukan bahwa item game bisa diperolehnya dengan mudah melalui Google Play. Ia tak tahu bahwa akun tersebut terhubung ke kartu pascabayar milik sang ayah.
Begitu mengetahui ulah sang anak, Ririn berhasil membatalkan transaksi pembelian sebesar Rp 1 juta dari total Rp 6 juta rupiah tersebut. Ia pun memberi teguran keras pada sang anak dan menjelaskan kesalahan fatal yang telah dilakukannya dengan menyalahgunakan akun Google Play untuk membeli berbagai item game.
Sayangnya, sang anak rupanya sudah kecanduan sehingga mengabaikan teguran ibunya. Saat Ririn menghubungi penyedia kartu kredit untuk melakukan pembayaran, ia kembali dibuat terkejut, pasalnya tagihannya sudah bertambah sebesar Rp4 juta, dan tentu itu adalah ulah sang anak yang telah melakukan transaksi pembelian item game lagi.
Ditambah pajak, total yang harus dibayar Ririn mencapai sekitar Rp11 juta. Tentu bukan nilai yang sedikit dan sangat mubazir jika digunakan hanya untuk item game belaka.

Referensi pihak ketiga
Kisah Ririn menjadi pelajaran bagi semua orangtua untuk mengawasi dengan ketat pemberian smartphone kepada anak-anak kita, termasuk akses bermain game dan segala macam koneksi kartu kredit serta transaksi online.
Pilihkanlah kegiatan dan hiburan yang tepat bagi anak-anak kita. Karena sejatinya anak-anak adalah kertas putih yang menunggu diwarnai oleh kita, orangtuanya. Maka pilihlah warna yang indah yang akan membentuk mereka menjadi sesuatu yang cemerlang dan berharga.
Semoga kita mengambil pelajaran.

Referensi pihak ketiga
Sumber Referensi:
today.line.me

- Copyright © Sara's Talk - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -