Posted by : Sara Amijaya Tuesday 27 August 2019

Setiap orangtua tentu memiliki cara berbeda dalam pola pengasuhan dan pendidikan putra-putrinya. Dipungkiri atau tidak pola pengasuhan ini sedikit banyak akan berimbas pada kepribadian dan karakter sang anak hingga ia tumbuh dewasa.
Tentu saja, bermanja dan ingin dimanja adalah karakter khas anak-anak. Namun, tak sedikit orangtua yang akhirnya salah kaprah, memanjakan anak hingga kebablasan. Apapun permintaan sang anak selalu dituruti, terlebih jika orangtua memang tergolongan mampu hingga bisa leluasa memenuhi permintaan tersebut.
Berikut ini sebuah kisah yang cukup viral, semoga bisa menjadi salah satu referensi bagi setiap orangtua dalam pengasuhan buah hatinya.

Referensi pihak ketiga
Dari akun Twitter @chellendah diunggah sebuah video yang akhirnya menjadi viral. Dalam video tersebut terlihat seorang bocah lelaki dengan cekatan membersihkan ruangan karyawan. Ia sama sekali tak sungkan menyapu, mengepel, hingga membuang sampah padahal ia mengenakan pakaian dari salah satu brand ternama.
Ya, ini bukan kisah bocah miskin yang terpaksa bekerja keras memenuhi kebutuhan hidupnya, namun ini adalah kisah seorang anak bos yang rela membersihkan ruangan karyawan ayahnya.
Apa pasal?

Referensi pihak ketiga
Rupanya anak ini menginginkan uang senilai Rp300.000 untuk membeli membership game online yang memungkinkannya bermain gratis selama 1 tahun. Meski untuk ukuran ayahnya uang senilai Rp300.000 bukanlah uang yang besar, namun sang ayah memintanya bekerja terlebih dahulu selama 2 minggu sebelum memenuhi keinginan sang anak.
Ayah ini adalah Taufiq Tyo Ramadhantyo, Vice President PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Sebagai sosok orangtua, Taufiq ingin anaknya tumbuh mandiri dengan menghargai perjuangan dan kerja keras.
Hal serupa ternyata telah diterapkan Taufiq sedari dini. Ia ingin anak-anaknya bertumbuh dengan mengenal arti tanggung jawab. Menjadi sosok pekerja keras, yang tak mudah menyerah.
Tentu saja, hal ini membuka mata banyak orangtua lainnya.Terlebih cukup banyak kasus, di masa tua para pemilik perusahaan besar justru bingung dengan masalah regenerasi kepemimpinan karena anak-anaknya justru tak bisa diandalkan lantaran terbiasa tumbuh dalam kemewahan dan kemanjaan tanpa mengenal arti kerja keras dan tanggung jawab.
Jangan takut meminta anak-anak anda bekerja keras. Percayalah, kerja keras yang kita tanamkan hari ini justru akan melatih mental dan cara berpikir anak hingga bisa menghargai hasil kerja kerasnya sendiri juga orang lainnya.
---
Sumber Referensi:
Akun Twitter @chellendah
Akun FB: Taufiq Tyo Ramadhantyo




- Copyright © Sara's Talk - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -