Posted by : Sara Amijaya Wednesday 28 August 2019


Hasil gambar untuk harta

Bagi orang beriman harta adalah tunggangan yang sangat bermanfaat untuk meraih pundi-pundi pahala. Memperbanyak sedekah, menyantuni orang miskin, menafkahi janda dan anak yatim, waqaf, membangun masjid, haji, umroh, dan hal-hal semisal adalah amalan-amalan shalih berpahala besar yang kesemuanya membutuhkan harta.
Hal ini tentu membuat sebagian kita merasa harus gigit jari karena tak bisa meraih pahala yang dijanjikan tersebut, lantaran tak memiliki wasilah harta.
Ustadz Musyaffa Ad Darini MA dalam salah satu tausiyahnya menjelaskan sebuah hadist yang niscaya akan menjadi jalan keluar bagi kita yang tak memiliki harta namun ingin menyamai pahala para orang kaya yang dermawan tersebut.

Dari Abu Kabsyah Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda :

إِنَّمَـا الدُّنْيَا لِأَرْبَعَةِ نَفَرٍ : عَبْدٍ رَزَقَهُ اللهُ مَالًا وَعِلْمًـا فَهُوَ يَـتَّـقِيْ فِيْهِ رَبَّـهُ وَيَصِلُ فِيْهِ رَحِـمَهُ وَيَعْلَمُ لِلهِ فِيْـهِ حَقًّا ، فَهَذَا بِأَفْضَلِ الْـمَنَازِلِ.وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللهُ عِلْمًـا وَلَـمْ يَرْزُقْهُ مَالًا فَهُوَ صَادِقُ النِـّـيَّـةِ يَقُوْلُ : لَوْ أَنَّ لِـيْ مَالًا لَعَمِلْتُ بِعَمَلِ فُلَانٍ ، فَهُوَ بِنِـيَّـتِـهِ فَأَجْرُهُـمَـا سَوَاءٌ , وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللهُ مَالًا وَلَـمْ يَرْزُقْهُ عِلْمًـا فَهُوَ يَـخْبِطُ فِـي مَالِـهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ لَا يَتَّقِي فِيْهِ رَبَّهُ وَلَا يَصِلُ فِـيْـهِ رَحِـمَهُ وَلَا يَعْلَمُ للهِ فِـيْـهِ حَقًّا فَهَذَا بِأَخْبَثِ الْـمَنَازِلِ , وَعَبْدٍ لَـمْ يَرْزُقْـهُ اللهُ مَالًا وَلَا عِلْمًـا فَهُوَ يَقُولُ : لَوْ أَنَّ لِـيْ مَالًا لَعَمِلْتُ فِيْـهِ بِعَمَلِ فُلَانٍ ، فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَوِزْرُهُـمَـا سَوَاءٌ
“Sesungguhnya dunia hanyalah diberikan untuk empat orang: 
(pertama) hamba yang Allâh berikan ilmu dan harta, kemudian dia bertakwa kepada Allâh dalam hartanya, dengannya ia menyambung silaturahmi, dan ia menyadari bahwa dalam harta itu ada hak Allâh. Inilah kedudukan paling baik (di sisi Allâh). 
(kedua) hamba yang Allâh berikan ilmu namun tidak diberikan harta, dengan niatnya yang jujur ia berkata, ‘Seandainya aku memiliki harta, aku pasti mengerjakan seperti apa yang dikerjakan Si Fulan.’ Maka dengan niatnya itu, pahala keduanya sama. 
(ketiga) hamba yang Allâh berikan harta namun tidak diberikan ilmu, lalu ia menggunakan hartanya sewenang-wenang tanpa ilmu, tidak bertakwa kepada Allâh dalam hartanya, tidak menyambung silaturahmi dan tidak mengetahui bahwa dalam harta itu ada hak Allâh. Ini adalah kedudukan paling jelek (di sisi Allâh). 
Dan (keempat) hamba yang tidak Allâh berikan harta tidak juga ilmu, ia berkata, ‘Seandainya aku memiliki harta, aku pasti mengerjakan seperti apa yang dikerjakan Si Fulan.’ Maka dengan niatnya itu, keduanya mendapatkan dosa yang sama.” 
[Shahih: HR. Ahmad (IV/230-231), at-Tirmidzi (no. 2325), Ibnu Mâjah (no. 4228), al-Baihaqi (IV/)]
Hasil gambar untuk dunia ini untuk empat orang

Al Ustadz kemudian menjelaskan 3 pelajaran berharga dari hadist tersebut, khususnya dari tipe orang kedua, yang padanya Allah hanya berikan ilmu namun tidak diberikan harta. Yang kemudian ia berkata ‘Seandainya aku memiliki harta, aku pasti mengerjakan seperti apa yang dikerjakan Si Fulan,’ dengan niat yang tulus.
  1. 1. Jangan terkecoh dengan harta. Dan jangan bersedih karena kurang harta. karena sebenarnya tanpa harta pun Anda juga bisa mendapatkan pahala seperti pahalanya orang kaya yang menginfakkan hartanya di jalan Allah. Inilah bukti Maha Pemurah-nya Allah kepada para hamba-Nya.
  2. 2. Tidak perlu iri dengan orang kaya, karena belum tentu kita akan kuat menghadapi fitnah harta, bila ia benar-benar ada di tangan kita. Di sisi lain, tanpa harta pun kita bisa mengimbangi pahala orang kaya itu dari hartanya, bahkan dengan niat ini, Allah memberikan Anda pahala dengan lebih mudah dan tanpa resiko.
  3. 3. Niat adalah sumber pahala yang sangat agung, mudah, dan tanpa modal untuk mendapatkannya. Sudah seharusnya kita benar-benar memperhatikannya, sayangnya, kebanyakan orang malah melalaikannya.
Masyaa Allah, sungguh sahabat, kesempatan untuk beramal sholih terbuka lebar di hadapan kita tanpa perlu menunggu menjadi kaya. Semoga Allah memberi taufiqNya dalam menata hati dan niat kita.
***
Dari tausiyah Al Ustadz Musyaffa Ad Darini MA

- Copyright © Sara's Talk - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -