Sumber: http://www.tribunnews.com/iptek/2013/03/04/ketika-si-buah-hati-main-gadget-ini-yang-perlu-dibimbing-dan-diawasi
Seorang
kawan senior (lebih tua, lebih berpengalaman, dan lebih banyak anaknya) dengan
bangga menceritakan bahwa anaknya yang masih berusia 2,5 tahun mampu bertahan
berjam-jam jika sudah bermain dengan galaxi tab yang dihadiahkannya pada si
anak.
“Gak
khawatir jadi nyandu bu anaknya?” setelah bingung harus menanggapi apa
pernyataan bangganya
tersebut, kalimat itulah yang terlontar menjadi tanyaku.
“Iya
juga sih, tapi enak sih kalu dia sibuk main tab ibu jadi bisa tidur tenang
gitu....” jawab beliau dengan santainya.
Kawan
lain yang juga mengenalkan teknologi sedari dini kepada anak-anaknya memiliki
alasan beragam.
“Zaman dah berubah bu, kalu gak dari kecil
dikenalkan teknologi gini, anak-anak kita bakal jadi gaptek dan ketinggalan
jauh sama perkembangan zaman, bakal susah deh hidupnya kelak”
Hmmm.....
sebagai seorang ibu, aku juga berpikir dong soal tumbuh kembang anak-anakku.
Dan aku jelas punya pandangan sendiri apa yang terbaik untuk mereka.
Putri
pertamaku, Tumbuh besar di Sumatra. Ia
kukenalkan teknologi internet sejak usia 2 tahun. Ia bisa
menghidup dan mematikan PC tanpa meminta bantuanku. Ia bahkan bisa
mengconnetkankan sambungan internet dan membuka situs game online yang memang
sudah kupilihkan untuknya. Game yang kupilihkan untuknya adalah jenis permainan
asah otak yang sesuai umurnya saat itu. Aku mengenalkannya dengan beragam benda
dan jenis makhluk hidup, bahkan alphabet, angka, dll semua melalui media
komputer dan internet.
Jelas aku bangga dengan kepiawaiannya menggerakkan
mouse dan memenangkan level demi level game kecerdasan yang sudah kusiapkan
untuknya. Lebih dari itu, putriku termasuk mudah mengingat dan menghafal
sesuatu, kemampuan berpikirnya berkembang pesat.
Namun
keasyikannya di depan PC ternyata memiliki
dampak yang baru kusadari belakangan. Putri pertamaku ternyata memiliki
kesulitan dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya. Bahkan dia menunjukkan
sikap permusuhan dengan anak-anak sebaya di lingkungan rumah kami. Putri
sulungku tumbuh menjadi sosok yang lebih tempramental dan ringan tangan.
Memasuki
tahun ke-3 usianya aku berusaha keras mengalihkan kecintaannya pada perangkat PCdan game online kepada
buku-buku. Secara kontinyu aku lebih sering bercerita dan mengajarinya beragam
kisah dan hal melalui media buku
bergambar, buku 3 dimensi, buku flip flop dan beragam buku menarik lainnya.
Setiap minggu aku juga membawanya ke perpustakaan daerah yang menyediakan ruang khusus untuk
anak-anak. Didalamnya tersedia beragam buku dan permaianan menarik. Di sana
selain lebih mencintai buku ia bisa bermain bersama anak-anak sebayanya. Meski
tetap, sikapnya masih cenderung egois dan sibuk
dengan dirinya sendiri.
Meski
kecintaannya pada dunia online mulai berkurang masalah kemampuan
bersosialisasinya masih berlanjut. Ia sama sekali tak mau bersekolah. Dan
akupun tak mau memaksanya. Akhirnya Ketika kami pindah domisili ke
Kalimantan di daerah kabupaten. Ia mulai mau bermain di luar rumah dengan
anak-anak sebayanya, mungkin karena halaman yang masih luas dan lingkungan yang
lebih mendukung ia benar-benar tak lagi tergantung pada dunia onlinenya. Dan
ketika usianya 4 tahun kami orang tuanya harus berkeliling dari satu TK ke TK
lainnya yang mau menerima murid ditengah-tengah tahun ajaran. Karena saat itu
keinginannya untuk bersekolah tak lagi terbendung.
Kini
usia putri pertamaku sudah 6 tahun, Ia sudah duduk dibangku SD. Aku memberinya
waktu untuk bermain internet hanya dihari-hari libur sekolahnya. Itupun masih
selalu didampingi oleh aku atau abinya.
Belajar
dari putri pertamaku, aku memberlakukan hal lain terhadap putri keduaku. Sedari
kecilnya aku hanya memberinya buku-buku dan aneka jenis permaianan edukatif
baik yang terbuat dari plastik maupun kayu. Akupun memberinya beragam permainan tanpa
melibatkan teknologi apapun. Seperti masak-masakan, congklak, bongkar pasang, puzzle dll.
Saat ia berusia 3 tahun sedikit-sedikit aku mulai mengenalkannya pada teknologi juga internet. Sesekali mengajaknya bermain online bersama kakaknya. Membiarkannya mengutak-atik dan bermain dengan netbook atau handphone yang sudah kuiisi dengan game sesuai usianya. Jelas ketertarikannya pada perangkat teknologi mulai terasa, tapi aku selalu membatasi jam bermainnya ketika menggunakan perangkat teknologi apapun. Aku tetap memberi porsi lebih besar baginya untuk bermain di luar dan berinteraksi lebih banyak dengan sebayanya.
Dan
begitulah, jelas
terdapat perbedaan karakter mendasar antara putri pertama dan keduaku. Jika
putri pertamaku agak susah bersosialisasi dan masih terus cenderung egois.
Putri keduaku sedari kecilnya sangat ramah, murah senyum dan menggemaskan. Ia
bisa bergaul dengan mudah baik pada sebayanya pun pada orang yang jauh lebih
dewasa darinya. Bahkan ia justru sering mengalah terhadap kakaknya ^_^.
Berkaca
dengan pengalaman kedua putriku,
aku berkesimpulan trend mobile internet
sama halnya dengan beragam hal lain di dunia ini yang bermata dua. Dengan
penggunaan yang tepat jelas akan
bermanfaat namun sebaliknya penggunaan berlebihan dan salah kaprah jelas akan
menjerumuskan.
Jadi, bagi anda yang ingin mengenalkan
teknologi sedari dini kepada buah hati anda perhatikanlah beberapa hal berikut:
·
Dampingi anak anda dan pilihkan
situs/ game sesuai usianya
·
Batasi waktunya dengan aneka peralatan canggih apapun
·
Seimbangkan waktunya antara
berinternet dan bersosialisasi dengan sebayanya
Dengan pendampingan dan menjadi role mode yang baik
bagi anak-anak kita, insyaallah meski tumbuh didampingi dengan aneka perangkat
canggih yang menawarkan aneka informasi dan kesenangan anak-anak kita tetap
akan tumbuh dengan sewajarnya dan insyaallah justru akan menjadi generasi
penerus yang patut dibanggakan.
-----
|