Posted by : Sara Amijaya Saturday, 1 February 2020

Ada petuah bijak yang menyebutkan 'jika ingin mengenal pribadi asli seseorang maka bepergianlah bersamanya atau pinjamilah ia uang'. Petuah ini telah dibuktikan oleh banyak orang. Dan hasilnya terkadang sungguh di luar bayangan.
Khususnya masalah utang piutang, sudah mahfum banyak orang yang begitu memelas ketika datang meminjam uang, namun alangkah 'songong' ketika ditagih membayar.

Referensi pihak ketiga
Pada akhirnya, banyak orang yang memilih mengikhlaskan uang yang dihutangi atau berpikir menagihnya kelak di akhirat saja. Tapi tentu saja ada pula orang-orang yang punya cara unik untuk menagih utang yang tak kunjung dibayar.
Misalnya seperti kisah satu ini yang cukup viral di kalangan warganet.

Referensi pihak ketiga
Adalah Rudi Tobing, seorang netizen yang tampaknya juga mengalami kesulitan menagih utang pada temannya sendiri. Akhirnya ia memilih untuk mengikhlaskan utang seorang teman melalui cara yang cukup menampar.
Rupanya, teman yang berutang ini akhirnya menikah dan mengundang Rudi pada hari bahagianya, Tentu saja Rudi datang dengan senang, ia pun tak lupa membawa amplop sebagaimana tradisi kondangan di Indonesia.
Tapi, amplop Rudi bukanlah amplop kebanyakan yang berisi uang, melainkan amplop kosong yang ditulisi pesan menampar.

Referensi pihak ketiga
Melalui akun Twitter-nya bernama @RudiTobinq, ia mengunggah sebuah foto amplop dengan pesan mengikhlaskan hutang temannya. Tak ayal hal ini menjadi viral di media sosial. Pria yang berasal dari Medan, Sumatera Utara ini menuliskan bahwa ia tak bisa memberi kado pada pernikahan sang teman, dan sebagai gantinya ia merelakan hutang sebesar Rp 460 ribu pada temannya tersebut.

Bagi orang yang masih memiliki rasa malu, pesan ini tentu terasa menampar.
Orang yang memberi hutang kadang kala bukanlah orang yang berlebihan dalam hal harta, maka tak salah orang yang memberi hutangan kadang disebut-sebut lebih mulia dari orang yang bersedekah. Lantaran bisa jadi ia juga memerlukan uang tersebut namun merelakan uangnya untuk dihutangi oleh temannya.
Maka, sungguh terlalu orang yang menunda membayar utang, padahal ia mampu. Terutama bagi seorang muslim, karena persoalan utang bukanlah hal yang bisa selesai dengan kematian, melainkan menjadi tanggungan maha berat kelak di hari penghisaban.
Jadi, jika anda punya utang dan belum mampu membayarnya, hubungi kawan anda yang memberi hutangan, jelaskan padanya dan mintalah kelonggaran waktu membayar. Jangan lenyap diam-diam dan menimbulkan prasangka buruk di hatinya.
---
Sumber referensi:
Liputan6.com

- Copyright © Sara's Talk - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -