Rasanya aku bukan jenis manusia yang
kepo abis sama urusan orang lain. Jika sesekali aku mengulik-ngulik profile akun FB seseorang itu semata karena aku sedang mencari referensi apa dan bagaimanakah orang tersebut.
Di akhir tahun 2011, dengan suatu alasan pribadi aku mencari tahu dengan sungguh-sungguh tentang seseorang, sebut saja dia Q. Karena hanya tahu salah satu bagian dari namanya yang panjang maka aku menggunakan nama itu untuk me-search akunnya.
At least i found her. Dan sampai sekarang sesekali aku masih mengintip-intip akun tersebut. Hmmm....jujur saja kadang aku bersedih dengan sejuta empati. Kadang pula aku terbakar bara cemburu.
Apa pasal?
jadi sebenarnya aku "mengenal" sosok Q ini dari cerita suamiku. Someone yang pernah dekat atau apalah gitu....*garuk-garuk kepala.
Jadi, malam yang entah kapan itu jam 3 pagi ba'da sholat, suami khusyuuuuk banget ngulik-ngulik FB. Ditanya ngapain? jawabnya cuman hm...hm...aja. ya sudahlah.... i don't think more. sampai beberapa hari kemudian ia bercerita bahwa tiba-tiba teringat si Q. Ceritanya tentu sembari diberondong pertanyaan-pertanyaan berbau investigasi dari istri tercintanya ini, ya seputaran apa dan bagaimana sih posisi Q di hati suamiku *jieeee....
Dan aku yang udah manyun gak jelas tiba-tiba terdiam, saat suamiku bilang malam itu saat tiba-tiba teringat dan suamiku mensearch FBnya Q, adalah hari dimana Q telah meninggal dunia setahun yang lalu. Dueeeeng......
Karena penasaran itulah aku jadi stalker di FBnya.
Menelusuri jejak Fbnya, rasanya aku melihat sebagian diriku di dirinya atau justru dirinya yang di diriku, entahlah. Physically kami jauh berbeda. Tapi untuk sebagian pemikiran, dan karakter bawaan,
i saw her in my self. Maybe, its something that my husband saw in my self too.
Anyway, aku bersedih untuknya. Kepergiaannya meninggalkan 2 orang anak yang masih kecil. Anak-anak yang masih begitu membutuhkan kasih sayang seorang ibu. Anak-anak yang kini hanya dilimpahi kasih sayang ayah dan neneknya. Semoga Allah menjaga anak-anaknya dan menjadikan mereka anak-anak shalih shalihat yang senantiasa mendoakannya.
Dan jujur kuakui, padanya aku merasa cemburu. Cemburu pada semua sayang dan perhatian yang tetap terlimpah dari karib kerabatnya meski ia telah berpulang bertahun lamanya. Cemburu pada semua kebaikan yang disemainya dan terus bertunas bahkan jauh sepeninggalnya. Dan mungkin jauh di sudut hatiku aku pun cemburu padanya, atas sebentuk kenangan yang mengikat suamiku atasnya.