Posted by : Sara Amijaya Sunday 3 May 2020

Sebagai muslim sudah menjadi bagian aqidah kita untuk menyakini apa-apa yang dikabarkan oleh Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam, karena segala perkataan beliau adalah bersumber dari wahyu.

Referensi pihak ketiga
Salah satunya ketika Nabi shalallahu 'alaihi wasallam mengabarkan kepada sahabat-sahabatnya, ‘Sebentar lagi akan datang seorang laki-laki penghuni Surga.’
Mengikuti perkataan Nabi lewatlah sorang laki-laki dari Anshar di hadapan mereka dengan bekas air wudhu masih membasahi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal.
Selama 3 hari berturut-turut Nabi mengabarkan hal serupa, dan selalu lelaki Anshor itu lewat dengan keadaannya sebagaimana pertama dilihat para sahabat lainnya.

Referensi pihak ketiga
Adalah Abdullah bin Amr bin Ash yang kemudian merasa penasaran dan kemudian mengikuti lelaki Anshar tersebut, penghuni surga yang masih berjalan di bumi. Abdullah mengemukakan sebuah alasan agar diizinkan bermalam 3 malam di rumah lelaki Anshor tersebut, dan lelaki itu pun mempersilahkannya.
Selama tiga hari tiga malam menginap, Abdullah bin Amr bin Ash merasa bingung apa keutamaan lelaki ini, sampai Nabi mengabarkannya sebagai penghuni surga. Padahal selama masa itu ia tidak pernah mendapatinya sedang qiyamul lail, hanya saja tiap kali terjaga dari tidurnya ia membaca dzikir dan takbir hingga menjelang subuh. Kemudian mengambil air wudhu.
Abdullah hampir meremehkan amal lelaki Anshor itu karena merasa tak ada yang istimewa, akhirnya ia menceritakan dengan jujur tujuannya menginap di rumah lelaki tersebut setelah menceritakan perkataan Nabi.
"Sejujurnya aku tidak melihatmu mengerjakan amalan yang berpahala besar. Sebenarnya amalan apakah yang engkau kerjakan sehingga Rasulullah berkata demikian?’
Kemudian lelaki Anshar itu menjawab, ‘Sebagaimana yang kamu lihat, aku tidak mengerjakan amalan apa-apa, hanya saja aku tidak pernah mempunyai rasa iri kepada sesama muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya.’
Abdullah bin Amr berkata, ‘Rupanya itulah yang menyebabkan kamu mencapai derajat itu, sebuah amalan yang kami tidak mampu melakukannya’.”

kisah ini mengajari kita sebuah amalan penghantar ke surga, terlihat sepele namun sedikit yang mampu mengamalkannya, memiliki hati yang jernih, yang tak pernah iri ataupun hasad kepada sesama muslim lainnya.
Meski tak mampu menyamainya, semoga kisah ini cukup menginspirasi agar kita mulai membenahi hati.
Semoga bermanfaat!

Referensi pihak ketiga

Sumber Referensi:
kisahmuslim.com/440-menjadi-penghuni-surga-karena-tidak-hasad.html

- Copyright © Sara's Talk - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -