Tahun berganti bersama waktu yang tak pernah mati
Akhirnya kutemukan jejakmu yang dulu begitu kunanti
Tapi nyeri yang tak bernama
Berasa sembilu yang memasung kata
Menawarkan setiap rasa yang pernah ada.....
2012
Sama seperti dulu saat secara berkala aku mensearch namamu bahkan dalam berbagai anagram. Ketika tahun begitu banyak menunjukkan perubahan angka, harapanku kian menipis untuk menemukanmu dan menyampaikan sebait permintaan maafku.Namun, dalam setitik harapan yang bersisa, Allah menyiapkan pertemuanku padamu, untuk kesekian kali dalam rentang tahun-tahun penuh penantian ini.
Siang itu sama seperti siang-siang sebelumnya. Namun jadi berbeda saat hasil searching di akun FBku merujuk satu nama. Nama yang tak lagi asing dan sekian waktu begitu ingin aku temukan. Tanpa banyak pikir aku meminta pertemanan denganmu. Dan, kau mengkonfirmnya.
Sapa hangat seketika terurai meski hanya lewat FB. Sedikitpun aku tak berani menanyakan tentang kehidupanmu, meski aku begitu ingin tahu. Dan sejujurnya aku lega saat kau tanpa beban membagi kisahmu padaku.
Suamimu seorang pemuda muslim yang insyaallah akan sanggup membimbingmu menjadi lebih baik. Kedua putri cantikmu kurasa cukup sebagai kekuatanmu dalam mengarungi kerasnya hidup. Aku bahagia dengan semua kebahagiaan yang berhasil kau raih. Selamat kawan.....!!! bisik hatiku tulus.
"Aku senang mendengar bahwa kau baik-baik saja....." tulisku singkat di akhir pesan yang kukirim untukmu.
Sekian waktu kau tak membalas pesanku saat itu. ketika akhirnya kau membalasnya kembali hatiku terasa bagai ditusuk sembilu......
"Tak mudah pada awalnya, kau meninggalkanku di saat-saat tersulitku. Aku kehilangan arah, kehilangan sahabat.....yah tapi bagaimanapun disinilah aku saat ini".
Apa maksud perkataanmu kawan????? dalam tangis aku hanya bisa menshare link tulisan yang memang kubuat untukmu
I'm so sorry my friend. Adalah sebuah kelegaan ketika kau selesai membacanya dan berkata "Aku sudah memaafkanmu......".
Namun, saat itulah keegoisan merajai hatiku. Mengapa sejak dulu hingga kini aku selalu menjadi pihak yang bersalah. Setiap hal buruk terjadi padamu maka semua orang akan menudingku sebagai pihak pertama yang lalai menjagamu.
Taukah kau kawan, bagiku persahabatan adalah sebuah rasa yang bisa memberi sekaligus menerima dengan ikhlas. Tanpa tuntutan, tanpa paksaan. Tapi dalam ranah kebersamaan kita, bagiku semua itu timpang dan menjadi bumerang yang terkadang melukaiku.
Menemukanmu lagi, menguraikan kusut hatiku sekaligus mengakhiri semua kisah yang pernah terjalin. Dalam kenyataannya aku tak lagi bermimpi memiliki sahabat. Karena perjalanan hidup yang kulalui mengajari bahwa tak ada yang abadi.
Dan ketika aku menuliskan bait kisah ini, aku hanya percaya persahabatan itu mungkin masih ada, hanya aku yang tak seberuntung itu untuk menemukannya. Toh bagaimanapun aku masih menyisakan sebuah keyakinan akan ketulusan hati manusia. Dan aku sudah menemukannya dalam label yang berbeda.......
coz friendship never ends.
----------------------------------
Tulisan ini diikutkan pada event Give Away buku Frienship Never ends jeng Santi Artanti