Jika kamu disuruh
memilih menikah dengan pria yang masih dalam kondisi
zero yang dalam artian kerjaan belum
mapan, rumah masih ngontrak, dll. Atau dengan pria yang sudah dalam
status
hero dengan jabatan yang keren dan asset yang wow, kamu pilih
yang mana???
Aku pribadi prefer pada pilihan pertama. Bukan karena aku
menjalaninya (sebelum menikah alhamdulillah aku diberi kesempatan
memilih dari yang bener-bener
zero sampai yang udah
super hero *note gak
penting^_^) tapi, lebih karena pernikahan bagiku bukan semata soal tawa dan
kesenangan.
Pernikahan adalah sekolah real yang mengajarkanmu ragam
kehidupan secara komplit.
Kejujuran, kepercayaan, kebencian,
kecemburuan, kekecewaan, kebahagiaan, dan lainnya.
Mungkin dengan cara apa kamu dibesarkan tentu akan mempengaruhi pilihanmu ini. Seseorang atau bahkan beberapa kawan mungkin berpikir aku tidak cukup matre sebagai wanita. Bagaimanapun aku tetap gak habis mengerti apa sih enaknya memasuki kehidupan baru yang langsung menjadikanmu
ratu, membuaimu dengan segala bentuk kemewahan dan kemanjaan? Yakin deh
itu gak bakal everlasting wkakaka...
Akan menjadi berbeda ketika kita memulai proses kehidupan tersebut
dari anak tangga pertama. Kita akan lebih bisa memaknai dan menghargai
proses menggapai semua kebahagiaan dan
zona nyaman tersebut. Kesenangan
kecil akan sanggup membuatmu menyungkur sujud. Hal yang terkadang
terlalaikan saat kita dikelilingi kemewahan. Dan rasanya sudah umum
ketika kebanyakan orang justru menjadi ahli syukur dan sabar dalaam
menghadapi kesulitan hidup ketimbang tatkala berada di posisi mapan
(tapi
orang kaya yang pandai bersyukur itu luar biasa juga loh ^_^).
Duhai para pria.....Aku tau persis, wanita (tanpa maksud
mengeneralisir) bisa mendampingimu dengan cinta dan tawa kapan saja di
saat-saat terbaikmu. Tapi jika kamu ingin tau ketulusan seorang wanita,
maka temukan ia di saat-saat tersulitmu. Jika ia tetap ada dengan cinta
dan tawa yang kadarnya tak berkurang sedikitpun justru bertambah....so
you found it :
Wanita yang tulus mencintaimu ^_^.
Dan lagi-lagi menurutku, setiap pernikahan itu memiliki ujiannya
masing-masing. Kita tak akan pernah menduga ujian itu akan datang kapan
dan dalam bentuk seperti apa. Yang pasti kemapanan gak akan menjamin
rumah tanggamu bebas ujian, dan senantiasa fresh penuh tawa (jadi ingat
ucapan seorang kawan ^_^). Mmmm....jangan pernah menyombongkan diri
berkata kamu pasti bisa melalui semua ujian itu dengan apa yang kamu
punya, sesungguhnya setiap kemudahan itu berasal dari-NYa.
Jadi, ketika kita bisa menyegerakan sebuah pernikahan (calon sudah
ada) ya mengapa tidak???? Hal itu jelas lebih utama bagimu^_^.
Percaya deh,
jatuh bangun kehidupan justru makin mempererat perasaan
kepada pasangan kita, memperdalam cinta, dan mempercepat proses saling
mengerti satu sama lain. Lagi-lagi aku tidak bermaksud menutup mata atas kasus-kasus perceraian dan pertikaian yang disebabkan proses jatuh bangun kehidupan.
Sejujurnya, sampai detik ini aku masih tak habis mengerti pada orang
(baca:pria) yang menunggu menjadi mapan untuk melangsungkan pernikahan.
Wanita memang suka dimanjakan tapi tak melulu dalam bentuk kemewahan.
Wanita (paling tidak aku pribadi) tidak melihat hasil akhir yang bisa
pria beri untuk mereka (kemapanan hidup dan kroni2nya), tapi wanita
sangat....sangat....sangat....menghargai dan terpesona atas setiap tetes
keringat yang dikeluarkan pria-nya untuk membuat mereka
bahagia.
* to all my friends yang sudah menikah maupun yang belum.....Sueeeer
ini murni pendapatku pribadi, so jangan dimasukin hati apalagi dijadikan
referensi ^_^