Tertarik menelusuri masalah cyber crime dan human trafficking?
Permasalahan yang tengah menggumuli areal social di Negara kita ini…..
Mmmm….Baca
ini kawan, kisah ini akan melemparkanmu ke sisi lain Indonesia yang
mungkin jadi sangat jauh dari bayanganmu. Ini fiksi yang tak berangkat
jauh dari kisah nyata….Cekidot yuk ^_^
Judul buku : PERSONA NON GRATA (Yang Terbuang)
Penulis : Riawani Elyta
Cetakan : Desember 2011
Penerbit : Gizone (Indiva Media kreasi)
Membacanya,
seolah Agatha Cristie yang sedang bertutur padaku. Namun, dalam tutur
yang lebih ringan tapi tentu tak kalah memikat dan tetap sarat makna….
Novel
ini di buka langsung pada episode yang mendebarkan. Seorang gadis
yang nyaris gagal menyelesaikan transaksi belanjanya dengan sebuah
kredit card. Untungnya sang “teman”, Dean berhasil segera menyelesaikan
masalah tersebut. Meski pada akhirnya sang gadis harus menuai kemarahan
Dean akan peristiwa tersebut. Mmmm…bisa di duga tentu Credit card
tersebut palsu.
Sementara itu, di sisi lain negri ini
berkumpullah mahasiswa-mahasiswa dengan kecerdasan di atas rata-rata
tengah melaksanakan aktivitas “gelap” di balik layar laptop
masing-masing. Mereka adalah sekumpulan Crackers yang di kepalai sosok
berjuluk
“The prince”. Kelompok mereka dinamai Cream Crackers. Dalam
kelompok inilah Ioran bergabung. Ia menyimpan dendam masa lalu pada
lembaga perbankan yang menyebabkan tewasnya orang terdekatnya. Dendam
itu menjadikannya ambisius, membuatnya mencoba mengalahkan the prince
untuk menjadi yang terbaik. Apa yang dilakukannya dan bagaimana
tanggapan the Prince demi menghadapi polah sang anak buah???? Atau
justrukah the Prince berhasil memanfaatkan ambisi Ioran demi mencapai
ambisi pribadi The Prince?
Adalah Dean Pramudya putra
seorang pengusaha ternama yang tumbuh besar dalam kemewahan. Apa yang
mengaitkannya dengan semua credit card palsu dan kelompok Cream
crackers? Ya kaitan yang jelas, karena Deanlah sosok asli dibalik The
Prince.
Demikian Hal yang dibuka secara gamblang oleh
penulis di bab-bab awal novel ini. Kehilangan mistery yang merupakan
pemikat pada genre serupa, membuatku sedikit kecewa. Mungkin akan jadi
lebih menarik jika penulis membiarkan pembaca menebak-nebak hingga
akhir apa sesungguhnya hubungan Dean dengan the prince.
Tapi
Jangan khawatir kawan, sekalipun kalian bukan penyuka dan jauh dari
kesaharian hal-hal yang kusampaikan di atas. Penulis ini cukup piawai
untuk mengemas permasalahan cyber crime ini dalam nuansa dan tutur yang
tak membuat keningmu berkerut. Sebaliknya, bisa jadi kalian akan
menemukan muara pengetahuan baru yang selama ini begitu malas untuk
tercerna.
Bersetting Batam dan Jakarta, penulis cukup
mampu mendeskripsikan keindahan kedua kota tersebut sekaligus
menghadirkan sisi-sisi gelap kota yang selama ini enggan kita akui
sebagai manusia yang notabene bermukim di negeri ini.
Bertutur
pula novel ini, tentang seorang gadis belia yang terpaksa menjalani
profesi sebagai pelacur dengan gelar “Miss Favourite”. Pertemuannya
dengan Dean, melemparkannya dalam perjalanan panjang yang tak kalah
getirnya. Disangka tak waras di sebuah Ruli yang kumuh. Melakukan
pelarian panjang hingga terdampar di sebuah yayasan sosial yang intens
mengurusi penyakit HIV/AIDS.
Gadis yang mengaku kehilangan
ingatan ini akhirnya diberi tajuk “Sarah”. Kehidupan singkatnya di
yayasan tersebut mempertemukannya dengan Malika, gadis sholehah yang
ternyata mengidap penyakit berbahaya tersebut. Pertemuan singkat itu,
ternyata mampu menggetarkan rindu Sarah pada kenangan kecil akan
sebentuk masjid dan aktivitasnya yang duluuuu sekali pernah akrab di
hari-harinya.
Benarkah Sarah kehilangan ingatannya? Dan
apakah rahasia masa lalunya yang begitu ingin dihindarinya? Mengapa
akhirnya sarah lagi-lagi harus melarikan diri dari yayasan yang telah
membangkitkan rindunya itu?
Bagian Ini mempresentasikan
dengan apik kehidupan para korban human trafficking. Kisah-kisah getir
yang seringkali terabaikan dengan ekspos kisah selebritis yang semakin
menjadi candu bagi masyarakat kita. Lagi-lagi penulis menyampaikannya
dengan bahasa memikat yang membuat rasa tak lelah untuk terus
menikmatinya. Dengan Background lokalisasi yang memang menjamur di
Batam, kisah ini seolah memiliki ruh yang begitu menyatu dengan pembaca.
Fenomena penderita HIV/AIDS yang seolah tabu untuk diperbincangkan,
menjadi sangat layak tampil sejajar kisah-kisah fenomenal lainnya.
Sekaligus memberi ibroh tersirat bagi pembaca. Sungguh kawan, membacanya
bukanlah suatu kesia-siaan.
Keputusan Dean untuk membawa
Sarah dan memulai kehidupan baru setelah melaksanakan “Proyek”
terakhirnya nyatanya tak pernah berlangsung. Sesaat setelah meninggalkan
Sarah di rumah yang dibelinya untuk mereka, Dean di ciduk polisi pada
transaksi illegal yang seyogyanya akan menjadi proyek terakhirnya itu.
Seperti
apa perjuangan Sarah untuk kembali bisa menemui Dean? Cara yang
akhirnya membuat sepak terjang Dean terendus polisi. Siapa informan yang
menyebabkan Dean tertangkap? Dan bagaimana pula kelanjutan hubungan
Dean-Sarah? Banyak hal tak terduga terus bermunculan, hingga pembacapun
menjadi tak sabar untuk melahap habis novel ini.
Jika
kalian menginginkan sebuah Happy ending untuk kisah ini, bersiap-siap
kecewa kawan. Terlebih jika happy ending yang kalian maksud adalah
bersatunya Dean dan sarah dalam kebahagiaan hidup. Bagiku pribadi, kisah
ini bukannya tak happy ending , toh masing-masing tokoh menemukan
hikmah dari perjalan hidup mereka. Sedalam hikmah yang mampu ditangkup
pembaca dari novel ini. Namun begitu, tetap termaknai segumpal sesak di
hati begitu membaca akhir kisah ini. Ya apapun itu, setelah membaca
kisah ini semoga kita bisa lebih bijak memaknai kata bahagia itu
sendiri.
Riawani Elyta, penulis yang telah menelurkan 4
buah novel dan belasan antologi. Kukenal aktif di salah satu grup
penulis di facebook. Dimana beliau berperan sebagai salah satu “suhu”
yang tak pernah sungkan dan gerah membagi ilmu pada pemula sekalipun.
Dan perkenalanku dengan beliau kian intens melalui novel-novel
cerdasnya (Tarapuccino dan Persona Non Grata) yang baru saja
kukhatamkan.
Senantiasa menyajikan puzzles menarik di
setiap potongan kisahnya. Merangkainya dalam plot-plot indah yang tak
kehilangan focus meskipun seringkali meloncat-loncat cepat. Dan akhirnya
tak ada kata-kata lain yang bisa saya ungkapkan, anda semua pantas
membaca kisah ini. Petiklah hikmah yang selama ini mungkin terabaikan
meski banyak berseliweran di sekeliling kita.
At least....happy reading friends! Catch that inspiring!!!!
regards,
Sarah ^_^