Peran tersulit dalam
hidup yang harus kujalani adalah ketika menjadi seorang ibu. Bagaimana
tidak, tanggung jawab besar terhadap karakter dasar seorang anak mutlak
berada di tangan ibunya. Dan aku, hanya dengan 2 orang anak berusia
6 tahun dan 3 tahun serta janin dalam kandunganku sudah seringkali “bertanduk”
dalam menghadapi tingkah polah mereka.
 |
Two my lovely daughters |
Rasanya gak berguna deh semua materi parenting
yang pernah kupelajari, pada kenyataannya kemampuan hatiku dalam mengelola
emosi dan kesabaran masih sangat-sangat kurang;(.
Hal yang paling membuatku sedih bahkan menangis dengan
penuh penyesalan adalah ketika aku kehilangan kesabaran dan terpaksa bersuara
keras pada anak-anakku. Padahal dipikir-pikir ulang polah mereka ya khas-nya
anak-anak.
Bermanja ketika bangun tidur, sehingga super duper
lelet untuk mandi pagi. Mogok sekolah
sekali-kali, Membantu melipat pakaian ygng sebenarnya malah memperlambat
pekerjaan uminya. Dan lain-lain ulah
remeh temeh lainnya. Hanya saj asemua ulah itu terkadang dilakukan mereka
berbarengan, dan masing-masing minta perhatian lebih dan diutamakan. Jadilah mereka saling mengusili satu sama
lain, dan rusuhlah suasana yang tadinya damai tentram sentosa. Hedeeeh…..
Dan begitulah, terkadang aku yang tengah hectic
memilih meninggikan suara dan berteriak pada si sulung. Jadi rasanya wajar jika
putri sulungku sering protes dan mencapku pilih kasih. Deuuuuh….sungguh bukan maksud hatiku
demikian.
Terkadang dengan posisinya sebagai anak sulung dan
hampir memiliki dua adik aku merasa adalah sebuah kewajaran jika ia sudah harus
bersikap dewasa dan mampu mengayomi adiknya.
Suamiku sering mengingatkanku “Dek….ingat gak sih Amma
itu umur berapa? Belum juga 6 tahun, belum juga masuk SD”
Dan jika sudah begitu aku baru sadar Ya Allah….ne
putriku masih masuk kategori yang harus diperlakukan seperti raja.
Jadi ingat sebuah nasehat dari seorang sahabat
Rasulullah, Ali bin Abi Thalib RA : “
7 tahun pertama perlakukan anak seperti raja, 7 tahun kedua perlakukan anak
seperti tawanan perang, dan 7 tahun ketiga (dan seterusnya) perlakukan mereka
seperti sahabat”.
Ini artinya, sampai
dengan usia 7 tahun adalah dunia bermain bagi anak. Usia 7 sampai 14 tahun
adalah masa untuk mulai menanamkan kedisiplinan kepada anak. Dan usia 14 sampai
21 tahun adalah masa untuk memperlakukan anak seperti teman dan sahabat karena
mereka sedang berada dalam masa remaja, masa dimana anak memiliki ego yang
tinggi dan ingin merasa dianggap dan dihargai. Disamping juga karena usia 14
sampai 21 tahun itu adalah masa untuk mengantarkan anak menuju kedewasaan dan
kemandirian. Wallahu a’lam bish shawab.
Dan seiring perjalanan waktu menjadi ibu, peran tersebut adalah proses belajar tiada henti yang membuatku banyak merenung dan menyadari kekuranganku sebagai manusia biasa yang tengah berusaha menjadi ibu yang lebih baik bagi anak-anakku.