Posted by : Sara Amijaya Wednesday 8 May 2013



gambar dari sini

Kemarin hari aku menyimak sebuah diskusi dari  syndrom pra pernikahan, konflik rumah tangga, hingga perceraian. Mau tak mau membuatku berpikir ulang dan merenung cukup lama.

Tahun ini, tahun ke-7 pernikahan kami. Bukan waktu yang lama tapi juga tidak bisa dibilang singkat. Hanya saja aku merasa seperti baru kemaren pernikahan itu berlangsung. Karena setiap hari-hari yang terlalui adalah proses pembelajaran dan pengenalan tanpa henti.

Bagiku, menikah jelas butuh keberanian. Berani untuk mencintai orang lain dan hal-hal diluar diri kita sendiri. Berani untuk menemui dan menerima kekurangan dan kelebihan pasangan kita. Berani mengerahkan segenap usaha dan kemauan kita untuk terus mempertahankan pernikahan tersebut. Berani berkomitmen.

Selama kita punya keberanian tersebut, kita tak memerlukan waktu lama untuk menentukan right person dan right time dan kemudian memutuskan menikah.Hmmm...aku tidak bermaksud menggampangkan soal pernikahan ini loh.... Jelas, aku tidak menyetujui jika seseorang menikahi sembarang orang yang ditemuinya dijalan. 

Yang ingin kutekankan adalah, pernikahan macam apapun dan siapapun jelas memiliki konfliknya masing-masing. Entah ditahun pertama, tahun kelima, tahun ke sepuluh, ke tiga lima, ataupun ketika usia sepuh menyapa. Dan komitmen awallah yang akan menentukan akhir sebuah bahtera pernikahan. Selamat hingga akhir, atau karam dalam perjalanan, dan semoga bukannya tak jadi berlayar^_^.

Semalam aku membagi kisah dengan suamiku “Bang kata temanku, pria usia 35 itu usia rawan loh, soalnya masa puber kedua. Trus usia pra dan pasca pensiun ya 50an ke atas itu lebih rawan lagi loh…..”

Suamiku menatap dengan cengiran super duper jail “hati-hati loh dek, 2 tahun lagi abang dah 35…..ho…ho…ho”

Jiaaa….bikin cemberut aja. Aku kehabisan kata deh, maksud hati pengen diskusi serius. Lah jawabannya malah bikin speechless.

“Kenapa sih harus mikir masa dua tahun atau bahkan berpuluh-puluh tahun kedepan. Bikin susah hati. Umur kita nyampe besok apa nggak aja kan belum pasti. Jadi nikmati aja saat ini, saat kita punya cinta, saat kita punya komitmen, saat kita mensyukuri dan menikmati kebersamaan kita".

Nah kalu lanjutannya udah begitu, diskusi selesai dong. Dan kupikir lagi pikiran suamiku yang simple dan mensyukuri setiap detik kebersamaan kami itulah yang membuatku selalu merasa baru saja menikah dengannya kemarin hari bukannya sudah bertahun-tahun lalu ^-^. 

Ya bagaimanapun menikah itu menikmati kebersamaan bukannya memusingkan hari esok yang sama sekali belum pasti. So, just enjoy your wedding deh......^_^

- Copyright © Sara's Talk - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -