Posted by : Sara Amijaya Wednesday 6 March 2019

Pernahkah merasa kehidupan sehari-hari yang kita jalani seolah mimpi?
Rasanya baru kemarin, kita berlari-lari, terjatuh, dan menangis di pangkuan ibu, namun saat ini ternyata kita telah menjadi sosok dewasa dengan rambut yang berwarna dua. Sebagian orang-orang yang kita kenal bahkan sudah tiada.
Begitulah waktu berjalan dengan cepat, tanpa istirahat atau menoleh ke belakang. Sementara kita masih disibukkan dengan segala macam urusan dunia, berlomba-lomba membangun rumah-rumah mewah, bekerja keras meraih jabatan tinggi, hingga tak jarang saling iri dan benci.
Waktu kita terbatas, namun impian kita di dunia kian meluas. Kita lupa bahwa kita sedang dalam perjalanan. Menuju rumah kita yang sesungguhnya, surga.
Ibnu Qoyyim rohimahulloh ketika menyebutkan bahwa kerinduan, kecintaan dan harapan seorang muslim kepada surga adalah karena surga merupakan tempat tinggalnya semula.
Saat ini seorang muslim tengah menjadi tawanan musuh-musuhnya dan diusir dari negeri asalnya karena iblis telah menawan bapak kita, Adam ‘alaihissalam dan dia melihat, apakah dia akan dikembalikan ke tempat asalnya atau tidak.
Dunia ini hanyalah tempat perbekalan bukan untuk menetap selamanya, karena sesungguhnya aku dan kamu, kita hanyalah orang asing di dunia yang fana ini.

Referensi pihak ketiga
Dan Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma pernah mengatakan, “Jika engkau berada di sore hari, janganlah menunggu pagi hari. Dan jika engkau berada di pagi hari, janganlah menunggu sore hari. Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu dan hidupmu sebelum matimu.

Referensi pihak ketiga
Selayaknya orang asing, kita tak perlu terlalu disibukkan dengan dunia. Ambillah bagian dari dunia ini secukupnya saja.
Nah, sudah berbekal apa saja kita?

Referensi pihak ketiga
Referensi: Muslim.or.id

- Copyright © Sara's Talk - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -