Ujian kehidupan hanya diberikan kepada orang-orang terpilih. Yakni orang-orang yang dicintai oleh Allah Ta'ala. Semakin engkau dicintai-Nya maka semakin berat ujiannya.
Mengapa demikian?
Karena Ujian tersebut dimaksudkan untuk mengangkat derajat orang tersebut, membersihkan dosa-dosanya, dan menambah kebaikannya, sehingga mereka menjadi teladan bagi yang lainnya dan menjadi contoh golongan orang-orang yang bersabar.
Referensi pihak ketiga
Karenanya orang yang paling berat ujiannya adalah para Nabi dan Rasul, kemudian orang-orang shalih, kemudian orang-orang yang semisal mereka dan yang semisalnya lagi.
Jadi, jika kita ditimpa suatu musibah atau hal tak menyenangkan lainnya, tentu kita harus berkaca apakah hal tersebut merupakan ujian yang menjadi tanda bahwa kita adalah bagian dari orang-oarng yang dicintai oleh Allah Ta'ala, ataukah hal tersebut merupakan azab atas dosa-dosa kita selama ini.
Referensi pihak ketiga
Syuraih Al- Qodhi, salah seorang tabi'ien yang terkenal dengan ketawadhuannya, ketika ditimpa musibah yang datang silih berganti justru memanjatkan banyak pujian kepada Allah Ta'ala.
إِنِّي لَأُصَابُ بِالْمُصِيبَةِ فَأَحْمَدُ اللهَ عَلَيْهَا أَرْبَعَ مَرَّاتٍ
Sesungguhnya saya memuji Allah atas musibah yang menimpaku dengan empat pujian,
أَحْمَدُهُ إِذْ لَمْ تَكُنْ أَعْظَمَ مِمَّا هِيَ
(Pertama) saya memuji-Nya, karena musibah yang menimpaku tidak lebih besar dari kenyataannya sekarang yang sedang saya rasakan,
وَأَحْمَدُهُ إِذْ رَزَقَنِيَ الصَّبْرَ عَلَيْهَا
(Kedua) dan sayapun memuji-Nya, karena Dia telah menganugerahkan kesabaran kepadaku dalam menghadapinya,
وَأَحْمَدُهُ إِذْ وَفَّقَنِي لِلِاسْتِرْجَاعِ لِمَا أَرْجُو فِيهِ مِنَ الثَّوَابِ
(Ketiga) demikian pula saya memuji-Nya, karena Dia telah menganugerahkan kepadaku taufik untuk bisa mengatakan : ‘Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’, dengan maksud mengharap pahala
وَأَحْمَدُهُ إِذْ لَمْ يَجْعَلْهَا فِي دِينِي
(Keempat) dan saya memuji-Nya, karena tidak menjadikan musibah itu mengenai agamaku!
(Ucapan Syuraih Al-Qodhi dalam Syu’abul Iman lil Baihaqi 9507).
---
Sumber referensi : Muslim.or.id