Posted by : Sara Amijaya Wednesday 25 December 2019

Setiap anak memiliki keistimewaannya sendiri, namun tak sedikit orangtua yang masih terjebak pada nilai akademis sebagai standar kesuksesan belajar anak-anaknya.
Salah satu mata pelajaran yang menjadi momok kebanyakan pelajar adalah matematika. Namun, ternyata matematika tidak hanya menjadi momok bagi pelajar, tapi tak jarang juga bagi orangtuanya.

Referensi pihak ketiga
Dari Hubei, China, menurut laman Asia One, seorang ibu, bernama Xu, diketahui sangat memperhatikan pendidikan sang anak. Selain sekolah, anaknya dikirim ke bimbingan belajar dan juga mengikuti beragam les.
Seolah tak cukup, di malam hari Xu turun tangan sendiri memberi pelajaran tambahan bagi anaknya di malam hari.
Baru-baru ini, Xu justru diketahui terpaksa dilarikan ke UGD dengan alasan yang bahkan membuat para dokter tak habis pikir.
Ya, Xu dilarikan ke rumah sakit setelah menelan tujuh pil tidur karena frustasi setelah sang anak tak kunjung paham dengan soal matematika. Kala itu Xu mengajari anaknya yang baru berusia tujuh tahun cara memecahkan sebuah soal matematika.
Namun, setelah memberikan penjelasan selama satu setengah jam, sang anak tidak kunjung memahami satu soal matematika tersebut. Xu pun menjadi emosi bahkan terlibat pertengkaran dengan anaknya.
Untuk menenangkan diri, Xu mengambil botol berisi obat penenang dan meminum tujuh  butir sekaligus. Tentu saja, dosis tersebut sangatlah banyak. Xu pingsan dan segera dilarikan ke rumah sakit.
“Ini pertama kalinya saya menerima pasien yang overdosis obat tidur karena PR anak,” kata direktur rumah sakit bagian gastroeneterology.

Berkaca dari kisah ini ada baiknya setiap orangtua mengevaluasi kembali cara pendidikan yang diterapkan kepada buah hatinya. Setiap anak memiliki bakat dan keistimewaannya masing-masing.
Ia mungkin lemah di matematika, tapi ia mungkin pandai di bahasa. Ia mungkin tak mengerti Fisika, tapi bisa jadi ia jenius di seni, dan seterusnya. Ketimbang frustasi karena satu dua kelemahan anak, bukankah lebih baik jika orangtua berfokus untuk mengembangkan bakat anak-anaknya.
Karena setiap anak akan menemukan 'jalan'nya masing-masing. Tugas orang tua adalah menemukan kelebihan anak, dan mendukungnya mengembangkan kelebihan tersebut, hingga ia meraih kesuksesannya sendiri.
---
Sumber Referensi:
Asia One

- Copyright © Sara's Talk - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -