Posted by : Sara Amijaya Tuesday 11 June 2019

Pernikahan disebut-sebut sebagai ibadah terlama yang ujiannya pun sepanjang usia. Maka jangan heran, jika setiap biduk rumah tangga baik poligami maupun monogami niscaya menghadapi kerikil tajam hingga batu sandungan yang besar.

Referensi pihak ketiga
Adalah Rudi (bukan nama sebenarnya) menikahi seorag janda tanpa anak yang usianya terpaut 7 tahun lebih tua dari dirinya. Pun demikian, ia bahagia dengan pernikahan tersebut. Istrinya, Nanda (bukan nama sebenarnya) adalah sosok keibuan, pengasih, dan penuh cinta. Singkatnya, Rudi bahagia hidup bersama Nanda.
Bertahun-tahun menikah, keduanya belum jua dikaruniai anak, Rudi tak mempermasalahkan hal tersebut, tapi tidak dengan Nanda. Ia bersikeras bahwa Rudi harus memiliki keturunan, maka ia pun memperkenalkan seorang gadis manis yang usianya lebih muda 5 tahun dari Rudi. Nanda meminta Rudi menikahi gadis tersebut.
Tentu saja, awalnya Rudi menolak, ia sudah merasa nyaman hidup bersama Nanda. Namun ternyata orangtuanya menyetujui ide Nanda, menikah lagi demi mendapatkan keturunan. Maka akhirnya, rudi pun menikahi gadis tersebut, Rumi (bukan nama sebenarnya).
Beberapa tahun hidup bersama, Rumi pun tak kunjung hamil. Hingga Nanda kembali berinisiatif menikahkan suaminya dengan wanita lainnya. Kali ini seorang wanita yang usianya lebih muda 3 tahun dari Rudi.
Seperti sebelumnya, Rudi pun menerima dengan pertimbangan untuk memperoleh keturunan. Maka, menikahlah ia untuk ketiga kalinya. Dan setelah beberapa bulan, istri ketiganya pun hamil. Sebuah kehamilan yang disambut Nanda, juga orangtua Rudi dengan penuh kebahagiaan, namun membuat Rudi semakin galau dari hari ke hari.
Ternyata, meski istri kedua dan ketiganya lebih muda dan cantik, Rudi tak menyukai jadwal kunjungan ke rumah-rumah mereka. Ia justru ingin selalu bersama istri pertamanya saja. Terlebih kehamilan membuat istri ketiganya menjadi begitu manja, dan selalu menelepon memintanya datang.
Berat bagi Rudi harus bersikap adil, dalam kunjungan ataupun giliran bermalam. Karena hatinya justru terlalu condong pada istri pertamanya, yang meskipun lebih tua ternyata mampu memberikannya rasa nyaman yang tak bisa didapatkannya dari kedua istrinya yang lain.
Ia pun mendiskusikan hal tersebut dengan Nanda. Ia berpikir untuk menceraikan Rumi. Dan untuk istri ketiganya, ia akan menceraikannya juga setelah ia melahirkan. ia berpikir untuk membawa anaknya saja dan merawatnya bersama Nanda. Namun, ide ini masih ditolak Nanda, karena berpikir hal tersebut terlalu kejam dan jahat.
Saat ini Rudi masih menjalani pernikahan poligaminya dengan perasaan galau yang bertambah-tambah. Justru Nandalah yang lebih perhatian kepada dua istrinya yang lain. Bahkan untuk giliran bermalam ia hanya menyisihkan masing-masing satu hari untuk kedua istrinya dan 5 hari lainnya bersama Nanda.

Saat mengetahui kisah ini, saya pribadi berpikir, ternyata kecantikan dan usia muda tak selamanya menggoyahkan lelaki. Bagaimanapun pada akhirnya, sikap yang mampu menghargai suami, diajak berdiskusi, dan mampu memberikan kenyamananlah yang membuat seorang pria betah berlama-lama di sisi perempuannya.
Dan tentu saja, sebagai muslim kita tentu mengetahui syarat dari pernikahan poligami adalah kemampuan bersikap adil, baik dari segi nafkah maupun giliran bermalam. Dan untuk urusan hati, maka sudah sewajarnya hati itu lebih condong kepada salah satu istri, sebagaimana Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam kepada Aisyah radhiallahu 'anha.
---
Sumber Referensi:
Kisah nyata dari forum curhat di IG yang lagi naik daun

- Copyright © Sara's Talk - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -