Pergaulan zaman ini sudah semakin mengabaikan norma dan rambu-rambu syariat. Meski Indonesia terkenal dengan budaya Timur yang penuh sopan santun, tampaknya hal ini tak bisa lagi memfilter budaya barat yang kental dengan pergaulan bebas.
Referensi pihak ketiga
Sebut saja Erwan (bukan nama sebenarnya), sejak malam pertama ia menduga sesuatu terkait istrinya, namun ia tak berani bertanya karena khawatir bertengkar. Setelah beberapa bulan menikah, dan mencari informasi kesana kemari, ia tak lagi bisa menahan prasangka di hatinya, maka bertanyalah ia pada sang istri, Meli (bukan nama sebenarnya).
Ternyata, dugaaannya benar. Istrinya tak lagi perawan saat menikah dengan dirinya. Meli menghiba meminta maaf, dan mengaku tak berani berkata jujur karena takut kehilangan Erwan. Erwan sendiri merasa hancur dengan kenyataan tersebut. Ia hanya peduli satu hal, kenyataan bahwa ia telah dibohongi. Ia sama sekali tak mau tahu bahwa istrinya telah bertaubat, ataupun menyesali masa lalunya.
Sejak saat itu, Erwan berubah. Bahkan kenyataan kehamilan istrinya tak mengembalikan sikap hangatnya. Erwan sibuk dengan dunianya sendiri, dengan rasa sakit hatinya, membangun dinding dengan istrinya sendiri.
Dan puncaknya, Erwan mulai berani berhubungan dengan wanita lain di luar rumah. Ia mengencani setiap gadis muda yang masih perawan. Bahkan ketika anaknya lahir, Erwan justru tengah berasyik masyuk dengan selingkuhannya.
Selama 5 tahun menikah, entah sudah berapa kali Erwan berganti selingkuhan. Meli juga tak menuntut apa-apa, ia hanya menerima keadaan rumah tangganya. Meski, suaminya sudah tak pernah lagi memberi nafkah batin, ataupun memperlakukannya selayak istri. Meli cukup bersyukur bahwa Erwan sesekali masih mau bermain dengan putranya dan masih memenuhi kebutuhan mereka.
Bagi Meli, apa yang terjadi adalah buah dosanya di masa lalu. Ia berharap pada suatu titik Erwan akan menerima permintaan maafnya, dan bersama-sama memperbaiki kembali rumah tangga mereka.
Erwan sendiri bukannya menutup mata dengan kesungguhan Meli meminta maaf, hingga menerima semua perlakuan semena-menanya. Namun, Erwan belum bisa menghapus bayangan bahwa istrinya telah berbohong. Baginya, lebih mudah menerima jika dulu sebelum menikah Meli jujur dengan keadaannya. Pun begitu, Erwan juga enggan menceraikan Meli, karena sudah ada anak di antara mereka.
Entah sampai kapan, mereka akan bertahan dalam kondisi demikian.
Kisah ini adalah salah satu kisah nyata yang sejatinya bisa menjadi ibroh bagi kita semua. Pergaulan bebas mengakibatkan hilangnya kehormatan. Dan tentu saja menutup aib (pernah berzina) adalah lebih utama, namun kita tentu harus bersiap jika setelah menikah hal serupa Meli bisa saja terjadi.
Bagaimanapun, sikap Erwan bukanlah hal yang bisa dibenarkan, membenci satu hal namun justru terjerembab pada dosa yang sama. Menikah terkadang berarti menemukan keburukan pasangan, yang idealnya bisa diterima dan dijadikan pelajaran bersama. Menurunkan ego, meredam kemarahan, saling memaafkan, saling membaikkan, itulah yang seharusnya dilakukan pasangan. Namun tentu saja ada pintu perceraian yang meski tak disukai namun diperbolehkan.
Kalau anda, akan bagaimana bersikap?
----
Sumber Referensi:
Kisah nyata yang penulis baca di forum curhat IG yang lagi naik daun