Posted by : Sara Amijaya Wednesday 13 November 2019

Hal-hal viral di dunia maya memiliki banyak sisi untuk dikulik dan diambil hikmah, tak terkecuali perihal 'layangan putus'. Mengikuti kisah tersebut bermunculan tulisan-tulisan lain dalam beragam pro kontranya, tak ketinggalan para psikolog pun turut mengemukakan pendapatnya.

Poligami, memang selalu menuai kontroversi tak peduli bahwa aturannya termaktub jelas di dalam Al Qur'an.
Dulu, saya ternganga takjub ketika mendapati sebagian ummahat dengan getol menawarkan suaminya, mencari adik madu. Diam-diam hati saya berkecamuk, apakah penerimaan terhadap syariat poligami memang harus ditunjukkan dengan cara yang sedemikian rupa itu. Oh, kalau begitu saya belum sanggup, pikir saya kala itu.

Belakangan, semakin dalam mengkaji saya merasa tenang dengan tausiyah seorang ustadz (saya lupa pada kajian yang mana saya mendengarnya).
Yang pada intinya, jika saya sederhanakan (semoga saya tidak salah memahami) tak ada wanita yang siap berbagi, karena cemburu adalah fitrah wanita. Maka, tetap termasuk menjaga kehormatan suami dengan tidak menawarkannya ke sana ke mari, kecuali dalam situasi tertentu yang memang mengharuskan demikian. Namun, ketika taqdir poligami itu datang, terimalah dengan keikhlasan dan kesabaran.

Ikhlas dan sabar memang dua kata yang teramat mudah dilisankan namun prakteknya kadang-kadang begitu mudah ambyar pula dengan kebaperan khas wanita. Maka, berikhtiarlah dengan meningkatkan keimanan. Semoga ketika ujian datang (dalam bentuk apapun) bisa menjadikannya sebagai sarana ketaatan.


Pagi ini saya membaca tulisan Ustadz Abduh Tuasikal di laman Rumaysho.com dan saya seketika memforwardnya kepada suami saya yang masih berada di luar kota (khas ibu-ibu banget...hahaha).

Begini isinya:

Sebagian wanita khawatir sekali jika suaminya memilih poligami … 
Tahu tidak kenapa?
.
Alasan pertama …

Karena istri tersebut sangat menyayangi suami.
.
Alasan kedua …

Karena istri tersebut takut suaminya melalaikan dirinya.
.
Alasan ketiga …

Karena istri tersebut takut suaminya melalaikan anak-anaknya.
.
Alasan keempat …

Karena istri tersebut khawatir suaminya tidak bisa adil dalam hal nafkah.

Walau masalah cinta sulit untuk dibuat adil.
.
Alasan kelima …

Karena istri tahu bahwa suami tidak bisa adil dalam memberikan jatah malam antara istri tua dan muda. Padahal tidak bisa adil dalam hal ini, kena ancaman berat pada hari kiamat.
.
Alasan keenam …

Karena istri merasa suami masih kurang berilmu, sehingga sulit membina rumah tangga poligami dengan baik.
.
Alasan ketujuh …

Karena istri tidak mau keluarga besarnya yang belum paham kecewa dan sedih.
.
Alasan kedelapan …

Karena istri merasa keinginan suami hanya ingin dibilang paling mengikuti sunnah, bukan lillahi ta’ala.
.
Alasan kesembilan …

Karena istri tidak mau suami merusak rumah tangga yang telah lama dibangun.
.
Alasan kesepuluh …

Karena istri tidak mau jauh dari suami, ingin terus bersama, sehidup sesurga.
.
So …

Syukurlah kalau alasannya seperti itu ada pada istri Anda. Itu tanda istri benar-benar menyayagi Anda, maka jagalah ia dengan baik. Setiap yang punya keinginan berpoligami seharusnya memikirkan bahwa melanjutkan rumah tangga itu lebih mudah daripada membangun dari awal lagi.
.
Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.

Muhammad Abduh Tuasikal

------
Jangan kepo apa balasan dari suami saya ya.... ^_^

- Copyright © Sara's Talk - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -