KISAH CERDIKNYA SEORANG PEMUDA YANG IKHLAS…
📌Yang menyaksikan kisah
nyata ini berkata :
Suatu hari aku di Mekah, di salah satu supermarket. Setelah
aku selesai memilih barang-barang yang hendak aku beli dan aku masukan ke dalam
kereta barang maka akupun menuju tempat salah satu kashir untuk antri membayar.
Didepanku ada seorang wanita bersama dua putri kecilnya dan
dibelakang mereka ada seorang pemuda yang persis di hadapanku di posisi
antrian.
Aku perhatikan ternyata setelah menghitung lalu sang kashir
mengatakan, “Totalnya 145 real”. Lalu sang wanitapun memasukan tangannya ke tas
kecil utk mencari-cari uang, ternyata ia hanya mendapatkan pecahan 50 real dan
beberapa lembar pecahan sepuluhan real. Aku juga melihat kedua putrinya juga
sibuk mengumpulkan uang pecahan real miliki mereka berdua hingga akhirnya
terkumpulah uang mereka 125 real.
Maka nampaklah ibu mereka berdua kebingungan dan mulailah
sang ibu mengembalikan sebagian barang-barang yang telah dibelinya. Salah
seorang putrinya berkata, “Bu.., yang ini kami tidak jadi beli, tidak penting
bu..”.
Tiba-tiba aku melihat sang pemuda yang berdiri persis di
belakang mereka melemparkan selembar uang 50 real di samping sang wanita dengan
sembunyi-sembunyi dan cepat.
Lalu sang pemuda tersebut segera berbicara kepada sang
wanita dengan penuh kesopanan dan ketenangan seraya berkata, “Ukhti,
perhatikan, mungkin uang 50 real ini jatuh dari tas kecilmu…”.
Lalu sang pemuda menunduk dan mengambil uang 50 realan
tersebut dari lantai lalu ia berikan kepada sang wanita.
Sang wanitapun berterima kasih kepadanya lalu melanjutkan
pembayaran barang ke kashir, kemudian wanita itupun pergi.
Setelah sang pemuda menyelesaikan pembayaran barang
belanjaannya di kashir iapun segera pergi tanpa melirik ke belakang seakan-akan
ia kabur melarikan diri. Akupun segera menyusulnya lalu aku berkata,
“Akhi…sebentar dulu…, aku ingin berbicara denganmu sebentar”.
Lalu aku bertanya kepadanya, “Demi Allah, bagaimana kau
punya ide yang cepat dan cemerlang seperti tadi ?”
Tentunya pada mulanya sang pemuda berusaha mengingkari apa
yang telah ia lakukan, akan tetapi setelah aku kabarkan kepadanya bahwa aku
telah menyaksikan semuanya dan aku menenangkannya serta menjelaskan bahwasanya
aku bukanlah penduduk Mekah, aku hanya menunaikan ibadah umroh dan aku akan
segera kembali ke negeriku dan kemungkinan besar aku tidak akan melihatnya
lagi.
Lalu iapun berkata, “Saudaraku, demi Allah aku tadi bingung
juga, apa yang harus aku lakukan, selama dua menit tatkala sang wanita dan
kedua putrinya berusaha mengumpulkan uang mereka untuk membayar kashir…, akan
tetapi Robmu Allah Subhaanahu wa ta’aala telah mengilhamkan kepadaku apa yang
telah aku lakukan tadi, agar aku tidak menjadikan sang wanita malu dihadapan
kedua putrinya…
Demi Allah, saya mohon agar engkau tidak bertanya-tanya lagi
dan biarkan aku pergi”.
Aku berkata kepadanya, “Wahai saudaraku, aku berharap engkau
termasuk dari orang-orang yang Allah berfirman tentang mereka :
فَأَمَّا
مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى (٥)
وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى (٦) فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى
(٧)
“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan
bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), maka Kami kelak
akan menyiapkan baginya jalan yang mudah” (QS Al-Lail 5-7)
Lalu sang pemuda itupun menangis, lalu meminta izin kepadaku
dan berjalan menuju mobilnya sambil menutup wajahnya.
✏Ustaz Firanda Andirja, حفظه الله تعالى