Posted by : Sara Amijaya Tuesday, 22 March 2016

💐 Ibadah 💐

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Allah Subhana wa Ta'ala menciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya saja.Dalam Islam,ibadah mencakup semua hal yang diridhai dan dicintai Allah Subhana wa Ta'ala, baik dalam amal perbuatan maupun perkataan, lahir maupun batin. Itulah arti dari al-ibadah. Maka, ibadah dalam Islam adalah mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ     
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah hanya kepada-Ku.”
(QS. adz-Dzaariyaat : 56)

Ibadah yang diterima disisi Allah Subhana wa Ta'ala harus terpenuhi dua syarat,yaitu niat yang ikhlas dan kesesuain dengan syariat.Sering diungkapkan dengan istilah Al-ikhlas dan Al-mutaba'ah.

✅ Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا

🌻 “(Allah) Yang menciptakan kematian dan kehidupan, untuk menguji kalian, siapa di antara kalian yang paling baik amalannya.” [Al-Mulk: 2]

➡ Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa hakikat kehidupan dan kematian hanyalah ujian bagi setiap hamba agar berlomba-lomba melakukan amalan yang terbaik.

💐 Perhatikanlah dengan baik wahai saudaraku rahimakumullah: Amalan yang terbaik; dalam ayat ini Allah ta'ala tidak mengatakan: Amalan yang terbanyak, tetapi yang terbaik, karena banyak belum tentu baik. Lalu apa yang dimaksud amalan yang terbaik?

➡ Al-Imam Abu ‘Ali Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata,

أخلصه وأصوبه. قالوا: يا أبا علي، ما أخلصه وأصوبه؟ قال: إن العمل إذا كان خالصا ولم يكن صوابا لم يقبل، وإذا كان صوابا ولم يكن خالصا لم يقبل، حتى يكون خالصا صوابا، والخالص أن يكون لله، والصواب: أن يكون على السنة

🌻 “Amalan yang paling baik adalah yang paling ikhlas dan paling benar”. Orang-orang bertanya, “Wahai Abu ‘Ali apakah yang dimaksud dengan paling ikhlas dan paling benar itu?” Beliau berkata,

🌻 “Sesungguhnya amalan jika telah ikhlas tetapi tidak benar maka tidak diterima (oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala). Demikian sebaliknya, jika amalan tersebut telah benar tetapi tidak ikhlas juga tidak akan diterima (oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala), sampai menjadi ikhlas dan benar.

🌻 Adapun amalan yang ikhlas adalah yang dilakukan karena Allah Subhanahu wa Ta'ala dan amalan yang benar adalah yang dilakukan sesuai Sunnah (Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam).” [Iqtidho’ Shirothil Mustaqim, hal. 451-452]

➡ Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa syarat diterimanya ibadah yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah:

✅ Pertama: Ikhlas, yaitu beribadah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan niat hanya karena-Nya semata.
Allah Subhana wa Ta'ala berfirman,

وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚوَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَة

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat danmenunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus".(QS: Al-Bayyinah Ayat: 5)

✅ Kedua: Ittiba', yaitu mengikuti sunnah (petunjuk) Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam.
Rasulullah Sholallahu 'alaihi wa salam bersabda,

من عمل عملا ليس عليه امرنا فهو رد
"Barang siapa yang beramal dengan suatu amalan yang tidak sejalan dengan ajaran kami,maka amalnya tertolak"
(HR.Muslim no 1718)

➡ Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

وهذان الأصلان جماع الدين: أن لا نعبد إلا الله، وأن نعبده بما شرع، لا نعبده بالبدع

🌻 “Keduanya merupakan dua pokok terkumpulnya agama, yaitu kita tidak boleh beribadah kecuali kepada Allah Ta’ala (tidak melakukan syirik) dan kita beribadah kepada-Nya dengan apa yang disyari’atkan oleh-Nya, tidak dengan bid’ah-bid’ah.” [Iqtidho’ Shirotil Mustaqim, hal. 451]

➡ Oleh karena itu ulama seluruhnya sepakat (ijma’) bahwa, ibadah tidak akan benar tanpa memenuhi dua syarat ini (lihat Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyah karya Asy-Syaikh Ibnul ‘Utsaimin rahimahullah, hal. 115).

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

- Copyright © Sara's Talk - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -